Aneuk Jamèë: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Amaikpiliang (bicara | kontrib)
Tambahan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 15:
== Sejarah ==
[[Berkas:Pengguna Bahasa Minang di Sumatra.png|jmpl|ka|300px|Peta pengguna [[Bahasa Minangkabau]] di Sumatra. Pengguna Bahasa Jamee ditunjukkan dengan warna hijau yang berada di sebelah barat daya Aceh]]
Sejak berabad-abad lalu, pesisir barat Sumatra telah menjadi rantau tradisional bagi [[orang Minangkabau]]. Migrasi orang Minang ke pesisir barat Aceh telah berlangsung sejak abad ke-16, di mana ketika itu banyak dari [[Saudagar Minangkabau|saudagar Minang]] yang berdagang dengan [[Kesultanan Aceh]]. Selain berdagang banyak pula dari masyarakat Minang yang memperdalam ilmu agama ke Aceh. Salah satunya ialah [[Burhanuddin Ulakan|Syeikh Burhanuddin Ulakan]], seorang ulama yang berasal dari Ulakan, [[Kabupaten Padang Pariaman|Pariaman]], [[SumatraSumatera Barat]]. Syekh Burhanuddin pernah menimba ilmu di Aceh kepada [[Abdurrauf Singkil|Syekh Abdurrauf Singkil]] dari Singkil, Aceh, yang pernah menjadi murid dan penganut setia ajaran Syekh [[Ahmad al-Qusyasyi]] Madinah. Oleh Syekh Ahmad keduanya diberi wewenang untuk menyebarkan agama [[Islam]] di daerahnya masing-masing.
 
Gelombang migrasi berikutnya terjadi pada masa [[Perang Paderi]]. Di mana pada masa itu banyak dari masyarakat Minang yang menghindar dari pergolakan dan penjajahan [[Hindia Belanda]].