Dasril Ahmad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
Baris 1:
{{Orphan|date=November 2022}}
 
{{pemastian}}{{tone}}'''[[Doktorandus|Drs.]] Dasril Ahmad''' ({{lahirmati|Kampung Mato Aia, [[Padang Selatan, Padang|Padang Selatan]], [[Kota Padang]]|25|12|1957}}) merupakan salah satu kritikus sastra yang ada di [[Sumatera Barat]] yang terus aktif sebagai pengamat, pegiat, penulis kritik karya sastra dan esai. Selain menulis, ia kerap juga ditunjuk menjadi juri dalam lomba dan sayembara sastra, baik di kalangan pelajar maupun umum di SumatraSumatera Barat. Ia berasal dari keluarga yang bukan penulis. Ia adalah anak kedua dari enam bersaudara, ayahnya bernama Ahmad Sutan Kayo (alm.) yang dulu seorang prajurit [[TNI AD]], dan ibunya bernama Rosma (almh), seorang ibu rumah tangga. Ia dulu bersekolah di jurusan mesin [[STM]] Negeri 2 Padang, tamat pada tahun 1976. Setelah itu, Dasril Ahmad bekerja di unit pengangkutan (tepatnya pada bengkel truk pengangkutan) [[PT Igasar Semen Padang]] selama dua tahun (1977—1979). Pada tahun 1979, terbuka pula peluang menjadi karyawan [[Semen Padang (perusahaan)|PT Semen Padang]]. Ia pun masuk seleksi dan berhasil lulus untuk ditempatkan pada jabatan Operator III di ''Mekanical Departement'' Pabrik Indarung II, PT Semen Padang. Namun, dunia kerja di pabrik semen tertua di Indonesia itu hanya dijalaninya selama 13 tahun (1979 – 1992).<ref name="Dasril Ahmad 2017">Wawancara dengan Dasril Ahmad, di Padang, 9 Oktober 2017.</ref>
 
== Karier menulis ==
Baris 9:
 
== Pendidikan ==
Pada tahun 1981, Dasril Ahmad merasakan kebutuhan untuk tekun dan serius dalam memahami dunia sastra sehingga pada tahun itu ia pun memutuskan untuk kuliah di perguruan tinggi, yaitu pada di jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra, [[Universitas Bung Hatta]], Padang. Ia pun tercatat sebagai mahasiswa angkatan pertama di jurusan itu. Kerajinannya dalam menulis di koran ''Haluan'' sejak 1976 ternyata sangat membantunya dan membuatnya dikenal baik di kampus. Hal itu menjadi rekomendasi bagi dirinya untuk mengikuti kegiatan sastra, menulis, diskusi, dan pertemuan ilmiah sastra. Misalnya saat masih kuliah ia pun diundang sebagai pembicara dalam forum diskusi dan ceramah sastra di sekolah-sekolah. Beberapa kesempatan menjadi pemakalah mislanya dalam Diskusi Panel dengan makalah “''Semangat Minangkabau dalam Sajak-Sajak Chairil Anwar''” di FPBS IKIP Padang (1983); pemakalah pada Diskusi Sastra tentang “''Perkembangan Penulisan Puisi di Kalangan Remaja di SumatraSumatera Barat''” di Universitas Bung Hatta (1985); pemakalah pada ''“Temu Kritikus Sastra Sumbar-Riau 1986''” di Taman Budaya Padang (1986); dan bersama organisasi Himpunan Mahasiswa Sastra SumatraSumatera Barat (HMSSB), ia memberikan Ceramah Sastra tentang “''Penulisan Esei dan Kritik Sastra''” ke SLTA se-SumatraSumatera Barat (1987). Pada tahun ketiga kuliah (semester enam), sebuah tawaran istimewa disodorkan oleh dosennya Drs. [[Mursal Esten]] (alm) untuk jadi asisten dosen mata kuliah kritik sastra. Namun sayang, ketika itu ia masih terikat waktu bekerja di PT Semen Padang sehingga sehingga tawaran bagus tersebut tidak bisa dipenuhi.
 
Ketika masih kuliah dan hingga setelah tamat, ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Sastra SumatraSumatera Barat (HMSSB) dari tahun 1985 sampai dengan tahun 1990.<ref>http://temusastrawannusantara.blogspot.co.id/2014/10/dasril-ahmad.html</ref> Pada tahun 1987 ia pun menyelesaikan studi di Fakultas Sastra Universitas Bung Hatta dengan skripsi “Pengaruh Kaba Minangkabau terhadap Puisi-Puisi [[Rusli Marzuki Saria]]” (1985, skripsi). Salah satu kegiatannya setelah masa kuliah adalah ia pernah mejadi redaktur (tamu) untuk rubrik puisi pada ruangan Remaja Minggu Ini (RMI) harian ''Haluan'' (1991-1992).
 
== Karier lainnya ==
Baris 19:
Parjalanan karier Dasril Ahmad yang lebih memilih dan konsiten aktivitas di dunia sastra terlihat dalam beberapa jejak kegiatannya. Selain disebutkan tadi, ia telah menulis sejak tahun 1976. Ia telah menerbitkan tulisannya di berbagai media cetak terbitan di Padang, Jakarta, dan Kuala Lumpur, Malaysia. Tulisan-tulisannya berupa esei, kritik, cerpen, wawancara, dan artikel kebudayaan antara lain dimuat di Harian ''[[Harian Haluan|Haluan]], [[Harian Singgalang|Singgalang]], Semangat,'' dan ''[[Padang Ekspres]]'' (Padang), ''Pelita, Berita Buana, Terbit,'' ''Merdeka, Suara Karya, Tempo, Mingguan Mutiara'', majalah sastra ''Horison'' (Jakarta), dan majalah ''Dewan Sastera'', Kuala Lumpur, Malaysia.
 
Di samping menulis, ia sejak lama telah aktif mengikuti berbagai diskusi dan seminar sastra-budaya yang diadakan di Indonesia. Di antaranya adalah “Temu Sastrawan dan Kritikus 1984” dan “Forum Puisi Indonesia 1987” di TIM Jakarta, “Pertemuan Bahasa dan Sastra Wilayah Barat” (1986) di Pekanbaru, dan berbagai seminar bahasa, sastra dan budaya lainnya di SumatraSumatera Barat. Ia juga pernah menyajikan makalah pada forum “Temu Kritikus Muda Sumbar-Riau 1986”, “Temu Kritikus Sastra Se-Sumatra 1989”, dan seminar “Perkembangan Kritik Sastra Indonesia di Sumbar” (1988), semuanya di Padang. Di antara makalah lainnya untuk seminar adalah “Semangat Minangkabau dalam Sajak-Sajak Chairil Anwar” (1983), “Selintas Perkembangan Penulisan Puisi di Kalangan Remaja di Sumbar” (1985), “Orientasi Sajak-Sajak Indra Nara Persada” (1986). dan “Tentang Perkembangan Kritik Sastra di SumatraSumatera Barat” (1988).<ref name="Dasril Ahmad 2017"/>
 
== Karya ==
Buku sastranya yang paling mutakhir ialah buku kumpulan cerpennya ''Ngilu'' (Angkasa, 2016, 132 hlm.)<ref>{{Cite web|url=http://www.bukukita.com/Sastra-dan-Filsafat/Cerpen/145674-Ngilu-%28Kumpulan-Cerpen%29.html|title=Ngilu - Kumpulan Cerpen|last=|first=|date=|website=Buku Kita|publisher=|access-date=}}</ref> Kumpulan cerpen ''Ngilu'' pernah terbit pada tahun 1988 oleh Himpunan Mahasiswa Sastra SumatraSumatera Barat (HMSSB). Sedangkan buku cepen petamannya adalah ''Debu'' (1986) yang juga diterbitakan oleh HMSSB.<ref name="Dasril Ahmad 2017"/> Sampai saat ini pun Dasril Ahmad tetap aktif dan tidak lelah berkecimpung untuk turut serta dalam berbagai kegiatan sastra dan budaya, dan tetap menulis ulasan dan kritik sastra yang juga ditulisnya di media sosial maupun media daring. (Mulyadi Esem)
 
== Referensi ==