Jika masakan [[Sumatra]] di daerah lainnya banyak menunjukkan pengaruh seni memasak asing, seperti masakan [[Masakan SumatraSumatera Barat|Minangkabau]], [[Hidangan Melayu|Melayu]], dan [[Hidangan Aceh|Aceh]] menampilkan masakan jenis [[kari]] yang kental dipengaruh seni memasak [[Hidangan India|India]] dan [[Hidangan Arab|Arab]], maka masakan Batak lebih menampilkan tradisi memasak asli suku bangsa [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]. Misalnya memasak daging [[daging babi|babi]] bersama dengan darahnya, juga dapat ditemui dalam tradisi masakan [[Hidangan Filipina|Filipina]], yaitu ''[[dinuguan]]''. Sementara, sejak banyaknya suku bangsa Nusantara yang masuk agama [[Islam]], maka seni memasak yang [[haram|tidak halal]], seperti menggunakan daging [[daging babi|babi]], daging [[Daging anjing|anjing]], atau [[darah]], telah ditinggalkan dan lenyap, dan kini hanya bertahan di wilayah budaya non-Muslim seperti di Tanah Batak.
== Bumbu dan rempah ==
Baris 46:
== Ikan ==
Sebagai suku bangsa yang hidup di pedalaman SumatraSumatera Utara, ikan air tawar yang hidup di sungai atau [[Danau Toba]] lazim dikonsumsi oleh masyarakat Batak. [[Ikan mas]] biasanya dimasak sebagai [[arsik]] atau [[dengke mas na niura]], yakni ikan yang tidak dimasak, tetapi hanya dibumbui. Selain ikan mas, ikan [[lele]] dan [[mujair]] biasanya dimasak sebagai [[na tinombur]].