Mohammad Ali Imran Junior: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
Baris 8:
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 memanggil jiwa dan raga beliau atas kecintaan nya kepada Indonesia di usia menginjak 19 tahun dengan mendaftarkan diri menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kelak menjadi TNI. Berawal menjadi Kepala Markas Divisi IX Banteng di Batu Sangkar Sumatera Barat pada tahun 1945 beliau menamatkan Sekolah Pendidikan Opsir Divisi IX Banteng tahun 1946 kemudian berturut- turut dari tahun 1946 s.d. 1950 jabatan beliau di pasukan Divisi IX Banteng Batu Sangkar menjadi Komandan Kompi II, Komandan kompi dan wakil komandan front serta komandan kompi pada resimen II/ Divisi IX Banteng.
 
Komando Divisi IX Banteng adalah suatu komando militer yang dibentuk pada masa perang kemerdekaan (1945 - 1950) di Sumatra Tengah yang wilayah operasinya meliputi empat provinsi sekarang, yaitu SumatraSumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau. Komando Divisi IX Banteng mempunyai pasukan yang banyak karena adanya Sekolah Pendidikan Opsir di Bukittinggi yang pendiriannya diprakarsai oleh para perwira didikan Jepang dimasa pendudukan, bahkan salah satu pasukannya yaitu Resimen 6 dianggap sebagai pasukan terbaik di Sumatra. Salah satu nama terkenal dari Divisi IX Banteng ini adalah Kolonel Ahmad Husein yang memimpin Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) untuk mengoreksi pemerintah Pusat yang telah melenceng jauh dari cita2 kemerdekan Indonesia pada thn 1958 s.d.1961.
 
Selepas masa perang kemerdekaan pada tahun 1950-51 beliau meniti karier kemiliteran di Angkatan Perang Republik Indonesia dengan menjadi Komandan Kompi PMC pada batalyon 125/ Buaya Putih, tahun 1951-52 menjadi Komandan Kompi Batalyon 120/ BEDD, tahun 1953-1958 menjadi Komandan Kompi Batalyon C Divisi IX Banteng di Sumatera Barat.