Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 3:
== Syekh Bayang ==
Ia digelari Syekh Bayang, karena ia salah seorang di antara ulama tua, pemimpin paham [[Tarekat Naqsyabandiyah]] di [[Padang]], lahir di [[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]] (Pancungtaba). Ia tinggi ilmunya di bidang Islam, banyak menulis buku [[fiqih]] dan [[tarekat]], luas pengalaman serta moderat, menawarkan corak pikiran ''ikhtilaf'' (berbeda pendapat) di internal umat Islam, ''ittifaq'' (bersatu) di eksternal umat Islam sebagai strategi menghadapi penjajah. Ulama yang lahir di Bayang secara historis, tidak saja membuat Bayang menjadi sentra pendidikan Islam, tetapi pernah mengakses Bayang sebagai pusat pengembangan Islam di Pantai Barat Sumatra sekaligus pusat konsentrasi gerakan perlawanan rakyat di
== Keluarga ==
Baris 13:
Untuk memperdalam ilmu Islam lebih lanjut, Muhammad Dalil terus berkelana ke bekas [[Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu]], dan di sana memperdalam tarekat dengan seorang Syekh bernama Syekh Musthafa. Ia tidak saja menjadi murid kesayangan, bahkan isteri gurunya bernama Nenek Ayang (Siti Jalasah) meminangnya untuk dijadikan pasangan anak gadisnya bernama Siti Rahmah.
Setelah menikah dengan Siti Rahmah, Muhammad Dalil hijrah ke Padang tahun 1891. Di Padang ia membuka pusat pengajian ''halaqah'' di Rumah Asal, yaitu [[rumah gadang]] milik kaum isterinya, kemenakan Syekh Gapuak (pendiri Masjid Ganting, Padang) sekaligus membina masjid tertua di Padang itu. Banyak murid berdatang yang berasal dari berbagai penjuru di dalam/luar
== Naik haji ==
Baris 24:
== Dakwah ==
<!-- mungkin bagian di bawah ini, lebih tepat untuk di artikel [[Islam di
Era Syeikh Bayang ini merupakan gelombang ketiga supremasi pengembangan Islam di
Gelombang kedua berawalnya pembaharuan pemikiran Islam adalah era Syeikh Ahmad Chatib Al-Minangkabawiy (yang tadinya dikirim belajar ke Mekah, pergi bersama ayahnya yang Khatib Nagari itu naik hajji tahun 1871) diteruskan dengan era gerakan murid-muridnya. Gerakan pembaharuan dilanjutkan murid Syeikh Ahmad Chatib yang terkemuka di kalangan ulama tua (tradisional) dikenal dua serangkai Syeikh Chatib Ali (Padang) dan Syeikh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi sendiri (Bayang, Pesisir selatan), di kalangan ulama kaum muda (modernis) dikenal empat serangkai yakni Syeikh Dr. H.Abdul Karim Amrullah dari Mninjau, Syeikh Muhammad Jamil Jambek di Bukittinggi, Syeikh Muhammad Thaib Umar di Sungyang dan Syeikh Dr.H. Abdullah Ahmad di Padang. Empat ulama modernis ini merupakan ulama penyambung mata rantai perjuangan pembaharuan Islam di Minangkabau sejak awal abad ke-20.
Baris 41:
== Referensi ==
* Abdul Munaf Al-Amin, Imam Maulana, tt. Muballigh Al-Islam. Padang: PP Batangkabung. Makalah ringkasan hasil penelitian Yulizal Yunus, tahun 1982. Dipersiapkan untuk ensiklopedia Islam di Indonesia, Bappenas, tahun 2003. Pernah dimuat dalam buku kumpulan ulama
* Edwar, ed., 1981 Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama
* Mestika Zed, Dr., 2002 Riwayat Hidup dan Perjuangan Ulama
* Schrieke, BJO., terj., 1973 Pergolakan Agama di
* Van Ronkel, Dr, Ph.S., 1916 Raport Betreffendle de Godsdienstige Verschijuselenter Sumatra’s Weskust. Batavia: Lands Drukkerij
* Yulizal, Yunus, 1999 Sastra Islam, Kajian Syair Apologetik Pembela Tarekat Naqsyabandi Syeikh Bayang. Padang: IAIN-IB Press.
* ___________, 2000 Pulau Cingkuk Saksi Perjuangan Anak Pesisir. Padang: IAIN-IB Press.
* ___________, 2003 Islam Masuk dan Berkembang di Pantai Barat Sumatra, Fenomena Gerbang Selatan
* ____________, 2003 Kesultanan Indrapura dan Mandeh Rubiyah di Lunang, Spirit Sejarah dari Kerajaan Bahari hingga Semangat Malayu Dunia. Padang: Pemkab. Pesisir Selatan – IAIN IB Press.
|