Pondok Pesantren Tebuireng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah tag nowiki Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 47:
Dusun Tebuireng sempat dikenal sebagai sarang perjudian, perampokan, pencurian, pelacuran dan perilaku negatif lainnya. Namun sejak kedatangan K.H. Hasyim Asy’ari dan santri-santrinya, secara bertahap pola kehidupan masyarakat dusun tersebut berubah semakin baik dan perilaku negatif masyarakat di Tebuireng pun terkikis habis. Awal mula kegiatan dakwah K.H. Hasyim Asy’ari dipusatkan di sebuah bangunan yang terdiri dari dua buah ruangan kecil dari anyam-anyaman bambu ([[bahasa Jawa|Jawa]]: ''gedek''), bekas sebuah warung yang luasnya kurang lebih 6 x 8 meter, yang dibelinya dari seorang dalang. Satu ruang digunakan untuk kegiatan pengajian, sementara yang lain sebagai tempat tinggal bersama [https://www.tebuireng.co/anak-nyai-nafiqah-hasyim-hebat-ini-rahasianya/ istrinya], Nyai Khodijah.
 
[https://www.tebuireng.co/memilih-nahdlatul-ulama-ini-alasan-kiai-wahid/ Organisasi NU] tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dengan lebih dari 400 cabang, tetapi pengurus-pengurus wilayah NU yang kegiatan usahanya cukup nyata antara lain adalah yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, SumatraSumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.<ref>Damayanti, Doty, ''[http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/19/03301099/Kultur.Pesantren..Kekuatan.NU Kultur Pesantren, Kekuatan NU]'', KOMPAS.com, Jumat, 19 Maret 2010. Diakses 9 Juni 2010.</ref> Saat ini, keberadaan Pondok Pesantren Tebuireng telah berkembang dengan baik dan semakin mendapat perhatian dari masyarakat luas.
 
KH Hasyim Asy'ari ikut serta [https://www.tebuireng.co/teks-pidato-kh-hasyim-asyari-di-surabaya/ mengusir penjajah] dari tanah air. Salah satunya terlihat saat ia mengeluarkan resolusi jihad yang menggerakan masyarakat untuk mengusir penjajah.