Süleyman I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Vëantur07 (bicara | kontrib)
k Menambah bagian wafatnya Suleiman
Baris 23:
{{Spoken Wikipedia|Suleyman1 (online-audio-converter.com).wav|date=5 Juni 2022}}
 
'''Suleiman I''' ({{lang-ota|سليمان}} ''Suleymān'', [[Bahasa Turki|Turki Modern]]: ''Süleyman''; 6 November 1494 {{ndash}} 5/6/7 September 1566) adalah [[sultan]] [[Turki Utsmaniyah]] ke-10 yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566. Ia dikenal sebagai '''Suleiman yang Luar Biasa''' di Barat, dan '''pemberiSuleiman hukumSang Pemberi Hukum''' ({{lang-tr|Kanuni}}; {{lang-ar|القانونى}}, ''al‐Qānūnī'') di Timur karena pencapaiannya dalam menyusun kembali sistem undang-undang Utsmaniyah. Ia merupakan tokoh penting pada Eropa abad ke-16. Suleiman memimpin tentara Utsmaniyah menaklukkan [[Belgrade]], [[Rhodes]], dan sebagian besar [[Hungaria]] sebelum berhasil dipukul mundur dalam [[Pengepungan Wina]] tahun 1529. Ia menganeksasi sebagian besar [[Timur Tengah]] dan [[Afrika Utara]] (hingga sejauh [[Aljazair]] di barat). Di bawah kekuasaannya, armada Utsmaniyah menguasai [[Laut Tengah]], [[laut Merah|Merah]], dan [[Teluk Persia]].<ref>Mansel, 61.</ref>
 
Dalam upayanya untuk memperkuat [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]], Suleiman melancarkan reformasi legislatif yang berhubungan dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan, dan hukum kriminal. Hukum kanunnya memperbaiki bentuk kekaisaran selama berabad-abad setelah kematiannya. Selain merupakan penyair dan tukang emas, ia juga menjadi pelindung budaya yang besar, hingga Utsmaniyah mencapai masa keemasan dalam bidang artistik, sastra, dan arsitektur.<ref name=atil24>Atıl, 24.</ref> Suleiman mampu menuturkan lima bahasa: [[Bahasa Turki Utsmaniyah]], [[bahasa Arab|Arab]], [[bahasa Serbia|Serbia]], [[bahasa Chagatai|Chagatai]] (dialek [[bahasa Turki]] dan berhubungan dengan [[bahasa Uighur|Uighur]]), dan [[bahasa Persia|Persia]].
Baris 104:
 
Suleiman juga terkenal karena membiayai beberapa arsitektur monumental di kesultanannya. Sang Sultan bercita-cita menjadikan Konstatinopel sebagai pusat peradaban Islam melalui pembangunan berbagai objek termasuk jembatan, masjid, istana, dan lainnya. Beberapa yang paling termahsyur dibuat oleh arsitek kepala Utsmaniyah, [[Mimar Sinan]]. Sinan bertanggung jawab membangun tiga ratus monumen di seluruh penjuru kesultanan, termasuk dua mahakarya masjid [[Masjid Süleymaniye|Süleymaniye]] dan [[Masjid Selimiye (Edirne)|Selimiye]]—yang disebutkan terakhir dibangun di [[Edirne]] pada masa kekuasaan anak Suleiman, [[Selim II]]. Suleiman juga melakukan restorasi terhadap [[Kubah Shakhrah]] dan tembok kota di Yerusalem (yang kini menjadi tembok [[Kota Tua (Yerusalem)|Kota Tua Yerusalem]]), merenovasi [[Ka'bah]] di [[Mekah]], dan membuat sebuah kompleks di Damaskus.<ref>Atıl, 26.</ref>
 
=== Tulip ===
Suleiman menyukai taman dan [[Syekh|syekhnya]] menanam bunga tulip putih di salah satu taman. Beberapa bangsawan di istana telah melihat bunga tulip dan mereka juga mulai menanamnya sendiri. Segera gambar bunga tulip ditenun menjadi permadani dan dibakar menjadi keramik. Suleiman dikreditkan dengan budidaya tulip skala besar dan diperkirakan bahwa tulip menyebar ke seluruh Eropa karena Suleiman. Diperkirakan para diplomat yang mengunjunginya diberi hadiah bunga saat mengunjungi istananya.
 
== Kehidupan pribadi ==
Baris 127 ⟶ 130:
Ketika Mustafa kembali dari kampanye di Persia, Suleiman memanggil Mustafa untuk datang ke tendanya di [[Ereğli, Konya|Lembah Ereğli]],<ref>{{cite book|first=Tahsin|last=Ünal|publisher=Anıt|issue=28|title=The Execution of Prince Mustafa in Eregli|year=1961|pages=9–22}}</ref> dan menyebutkan bahwa "Mustafa dapat datang dan menjelaskan semua permasalahan yang dituduhkan kepadanya; tidak ada yang perlu ditakutan".<ref>Clot, 157.</ref> Mustafa hanya memiliki dua pilihan: ia datang kepada ayahnya dengan risiko dibunuh; atau, bila ia menolak datang, ia akan dituduh berkhianat. Mustafa akhirnya memilih untuk menghadap ayahnya dengan keyakinan bahwa pasukannya akan melindungi dia. Busbecq, yang mengklaim mendapatkan keterangan dari beberapa saksi, menggambarkan momen terakhir Mustafa. Ketika Mustafa memasuki tenda ayahnya, salah seorang kasim Suleiman menyerangnya. Mustafa mencoba bertahan namun kewalahan dengan banyaknya penyerang dan akhirnya tewas dicekik menggunakan tali.<ref>Kinross, 239.</ref>
 
Jihangir meninggal beberapa bulan kemudian, konon disebabkan karena kesedihan yang mendalam akibat kakak tirinya, Mustafa, tewas.<ref name=Mansel89>Mansel, 89.</ref> Dua saudara yang tersisa, Bayezid dan Selim, diberikan wilayah kekuasaan masing-masing. Namun, dalam beberapa tahun, perang saudara pecah, keduanya didukung oleh pasukan-pasukannya masing-masing.<ref>Kinross, 240.</ref> Dengan bantuan dari pasukan ayahnya, Selim mengalahkan Beyezid di [[Konya]] pada tahun 1559, menyebabkan Beyezid lari ke Persia bersama empat anaknya. Dalam sebuah perjanjian, Suleiman meminta kepada [[Tahmasp I|Shah Persia]] untuk mengekstradisi atau mengekeskusi Beyezid dengan imbalan sejumlah besar emas. Shah akhirnya mengizinkan algojo dari Turki untuk mengeksekusi Beyezid dan keempat anaknya pada tahun 1561,<ref name=Mansel89/> memuluskan jalan Selim ke tampuk kekuasaan. Pada

== tanggalWafat 5 atau 6 September 1566,<ref>Yapp, [http://uk.encarta.msn.com/encyclopedia_761575054_2/Suleiman_I.html Suleiman I] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081003071213/http://uk.encarta.msn.com/encyclopedia_761575054_2/Suleiman_I.html |date=2008-10-03 }}</ref> Suleiman, yang ketika itu hendak memimpin pasukan dalam ekspedisi ke Hungaria, meninggal dunia.<ref>Imber, 60.</ref> Selim pun menggantikan ayahnya memimpin Kesultanan.
Pada tanggal 6 September 1566,<ref>Yapp, [http://uk.encarta.msn.com/encyclopedia_761575054_2/Suleiman_I.html Suleiman I] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081003071213/http://uk.encarta.msn.com/encyclopedia_761575054_2/Suleiman_I.html |date=2008-10-03 }}</ref> Suleiman, yang berangkat dari Konstantinopel untuk memimpin ekspedisi ke Hongaria, meninggal sebelum kemenangan Ottoman di pengepungan Szigetvár di Hongaria pada usia 71  dan Wazir Agungnya Sokollu Mehmed Pasha merahasiakan kematiannya selama penarikan mundur untuk penobatan Selim II.<ref>Imber, 60.</ref> Jenazah sultan dibawa kembali ke Istanbul untuk dimakamkan, sedangkan jantung, hati, dan beberapa organ lainnya dimakamkan di Turbék, di luar Szigetvár. Sebuah mausoleum yang dibangun di atas lokasi pemakaman kemudian dianggap sebagai tempat suci dan situs ziarah. Dalam satu dekade, sebuah masjid dan rumah sakit Sufi dibangun di dekatnya, dan situs tersebut dilindungi oleh garnisun bergaji yang terdiri dari beberapa lusin pria. Selim pun menggantikan ayahnya memimpin Kesultanan.
 
== Peninggalan ==