Katedral Wina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 180:
Berdiri setinggi {{convert|136|meters|ft}} dan oleh penduduk kota disebut sebagai "Steffl" (bentuk [[kecil#Jerman|kecil]] dari "Stephen"), bagian selatan Katedral Santo Stefanus yang luas menara adalah titik tertinggi dan fitur dominan cakrawala Wina. Pembangunannya berlangsung selama 65 tahun, dari tahun 1368 hingga 1433. Selama [[Pengepungan Wina (1529)|Pengepungan Wina]] pada tahun 1529 dan sekali lagi selama [[Pertempuran Wina]] pada tahun 1683, bangunan ini berfungsi sebagai observasi utama dan pos komando pertahanan kota bertembok, dan bahkan berisi apartemen untuk para penjaga yang, hingga tahun 1955, menjaga menara di malam hari dan membunyikan lonceng jika terjadi kebakaran di kota. Di ujung menara berdiri lambang kekaisaran elang ganda dengan [[Habsburg-Lorraine]] [[lambang]] di dadanya, di atasnya ada [[Salib Patriark|salib apostolik]] berlengan ganda, yang mengacu pada ''Yang Mulia Apostolik'', gaya sapaan kekaisaran raja-raja [[Hongaria]]. Lambang ini menggantikan bulan sabit dan bulan sebelumnya lambang bintang berujung enam. Lambang aslinya, serta beberapa lambang selanjutnya, kini dapat dilihat di Museum Kota Wina.<ref>Berdasarkan info dari tur berpemandu di Museum Kota Wina. Tahun penggantian telah dicantumkan pada lambang yang dihapus.</ref>
 
Menara utara awalnya dimaksudkan untuk mencerminkan menara selatan, namun desainnya terbukti terlalu ambisius, mengingat era katedral Gotik hampir berakhir, dan pembangunannya dihentikan pada tahun 1511. Pada tahun 1578, tunggul menara ditambah dengan [[ Arsitektur Renaisans|Renaisans]] topi, dijuluki "puncak menara air" oleh orang Wina. Menara ini sekarang berdiri setinggi {{convert|68|m|ft}}, kira-kira setengah tinggi menara selatan.{{butuh rujukan|tanggal = Oktober 2013}}
 
Pintu masuk utama ke gereja diberi nama Pintu Raksasa, atau Riesentor, mungkin mengacu pada [[femur|tulang paha]] dari [[mammoth]] yang tergantung di atasnya selama beberapa dekade setelah digali pada tahun 1443 saat menggali fondasi menara utara, atau pintu berbentuk corong, dari kata [[Jerman Menengah Atas]] ''bangkit'', yang berarti 'tenggelam atau' runtuh'.<ref>{{cite web|title =Stephansdom {{!}} Arsitektur {{!}} Riesentor|url=http://www.stephansdom.at/dom_architektur_riesentor.htm|website=www.stephansdom.at|access-date=2020-05-19}} </ref> [[tympanum (arsitektur)|tympanum]] di atas Pintu Raksasa menggambarkan [[Christ Pantocrator]] diapit oleh dua [[malaikat]] bersayap, sedangkan di kiri dan kanan terdapat dua Menara Romawi, atau ''Heidentürme'', yang masing-masing tingginya kira-kira {{convert|65|m|ft}}. Nama menara ini diambil dari fakta bahwa menara tersebut dibangun dari puing-puing bangunan tua yang dibangun oleh orang Romawi (Jerman Heiden yang berarti kafir atau [[pagan]]) selama pendudukan mereka di wilayah tersebut. Berbentuk persegi di dasar dan berbentuk segi delapan di atas garis atap, Heidentürme aslinya merupakan tempat lonceng; menara di menara selatan hilang selama Perang Dunia II, tetapi menara utara tetap menjadi menara lonceng yang beroperasi. Menara Romawi, bersama dengan Pintu Raksasa, adalah bagian tertua dari gereja.