Handrio: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib) k typo correction |
Mundugumor (bicara | kontrib) tambahan referens pameran 2023 |
||
Baris 37:
Dalam perkembangannya pada akhir tahun 1960-an, bentuk - bentuk itu hilang menjadi ruang - ruang geometrik yang dinamis dan kompleks.<ref>Biografi Handrio. National Galeri Indonesia [http://galeri-nasional.or.id/artist/875-handrio] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220630194342/http://galeri-nasional.or.id/artist/875-handrio |date=2022-06-30 }}</ref> Puncak pencapaian gaya abstrak Handrio terjadi pada tahun 1980-an. Ruang, bidang, dan warna dalam lukisannya merupakan pencitraan karakter konstruksi elemen - elemen itu sendiri. Dalam ungkapan tersebut yang hadir adalah dinamika, irama, kerumitan, kekokohan, balans, atau citra - citra yang lain. Bersama [[Fadjar Sidik]] dan [[Nashar]], Handrio adalah penggagas utama seni lukis Bidang Warna di Indonesia.<ref>Yogyakarta: Painting, Expressive Form. Astri Wright in: [https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Indonesian%20Heritage%20Series Indonesian Heritage Series - Visual Art] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230814013923/https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Indonesian_Heritage_Series |date=2023-08-14 }}. Editions Didier Millet, Singapore, 1998, p. 74-5. {{ISBN|978-9813018310}}</ref>
Handrio adalah seniman pertama yang muncul dengan semangat dalam seninya, mengungkapkan "jiwa lukisan". Pada tahun 1960, Fadjar Sidik dengan bidang warna yang menciptakan dinamika ruang serta [[Srihadi Soedarsono|Srihadi]] dengan lanskap liris dan penari mengikuti dan memperluas konsep menunjukkan jiwa sebuah lukisan. Handrio menyukai musik dan bermain cello sendiri, yang tercermin dari judul pameran tahun 2023 di Jakarta: “The Modernist Series #4: Dawai”.<ref name=":Modernist Series #4">Handrio - Modernist Series #4: Dawai, Art Agenda Jakarta, 14.Okt-26.Nov. 2023 [https://artagendasea.org/exhibitions/45-handrio-the-modernist-series-4-dawai-art-agenda-jkt/]</ref>
Handrio bertanya: <blockquote>''"Mengapa lukisan tidak sama dengan musik, hanya memiliki suara dan ritme?"<ref>The Journey of Indonesian Painting: The Bentara Budaya Collection. Ed.: Efix Mulyadi; translators: Rani Elshanti Ambyo, Margaret Agusta. Kepustakaan Populer Gramedia, 2008, 304 pages. {{ISBN|978-9799101204}}</ref>''</blockquote>
Baris 53:
* Solo Show, Cemeti Art House, Yogyakarta, Indonesia, 1989
* Handrio : "Teguh Belum Berlalu". ArtMoments Jakarta, 4 - 6 November 2022, Jakarta. <ref>Abdul Malik : Pameran HANDRIO, Master Abstrak Indonesia, 4 November 2022 [https://www.kliktimes.com/sastra-budaya/pr-7295456070/pameran-handrio-master-abstrak-indonesia]</ref>
* Handrio - Modernist Series #4: "Dawai". Art Agenda Jakarta, 14 Oktober - 26 November 2023 <ref name=":Modernist Series #4">Handrio - Modernist Series #4: Dawai, Art Agenda Jakarta, 14.Okt-26.Nov. 2023 [https://artagendasea.org/exhibitions/45-handrio-the-modernist-series-4-dawai-art-agenda-jkt/]</ref>
'''Pameran Bersama''' <ref>Digital Archive of Contemporary Indonesian Art IVAA: Handrio [http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/artist/223] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211215095604/http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/artist/223 |date=2021-12-15 }}</ref>
|