Ritual tolak bala: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat halaman baru tentang Ritual Tolak bala |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Ritual Tolak Bala''' merupakan suatu kegiatan ritual atau suatu tindakan yang dilakukan orang baik secara perorangan maupun oleh sekelompok masyarakat dengan tujuan untuk membebaskan diri dari pengaruh jahat yang mereka percaya ada di sekitarnya, sebagai contoh bencana atau bahaya, penyakit, dan sebagainya. Sebagai bangsa yang kaya akan budaya, agama dan suku, sehingga Ritual Tolak Bala dilakukan sesuai dengan budaya dan keyakinan masing masing daerah.<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=1594#:~:text=Tolak%20bala%20adalah%20suatu%20tindakan,mereka%20percaya%20ada%20di%20sekitarnya.|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2023-10-02}}</ref>
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Rabu Wekasan adalah salah satu hari di bulan Safar yang dianggap sakral, di mana arti wekasan sendiri adalah 'akhir'. Dengan demikian arti dari Rabu Wekasan, atau Rebo Wekasan, adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar. Rabu Wekasan sendiri diyakini sebagai hari turunnya bencana. Dalam kitab Al-Jawahir Al-Khams bahwa Allah menurunkan 320.000 musibah setiap tahun pada Rabu terakhir bulan Safar. <ref>{{Cite web|last=Hamapu|first=Alamudin|title=Kenduri Tolak Bala, Doa Masyarakat Melayu Kepri agar Dijauhkan dari Bahaya|url=https://www.detik.com/sumut/berita/d-6946986/kenduri-tolak-bala-doa-masyarakat-melayu-kepri-agar-dijauhkan-dari-bahaya|website=detiksumut|language=id-ID|access-date=2023-10-02}}</ref>
Dalam kaitanya dengan agama ritual tolak bala merupakan salah satu bentuk [[sinkretisme]]
== Referensi ==
|