Gunung Merapi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faiz Abbsy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Faiz Abbsy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 161:
Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai [[28 Oktober]], Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.<ref>{{Cite web |url=http://nasional.tvone.co.id/berita/view/45146/2010/10/28/gunung_merapi_muntahkan_lava_pijar/ |title=Salinan arsip |access-date=2010-10-31 |archive-date=2010-11-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101101103903/http://nasional.tvone.co.id/berita/view/45146/2010/10/28/gunung_merapi_muntahkan_lava_pijar |dead-url=yes }}</ref> Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.
 
Namun, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4&nbsp;km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010. Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20&nbsp;km dari puncak. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta (jarak sekitar 27&nbsp;km dari puncak), [[Kota Magelang]], dan pusat [[Kabupaten Wonosobo]] (jarak 50&nbsp;km). Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai [[Tasikmalaya]], [[Kota Bandung|Bandung]],<ref>Ismoko Widjaya. [http://nasional.vivanews.com/news/read/187137-abu-merapi-di-bandung-berbahaya Abu Merapi di Bandung Berbahaya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101108005257/http://nasional.vivanews.com/news/read/187137-abu-merapi-di-bandung-berbahaya |date=2010-11-08 }}. vivanews.com. Jum'at, 5 November 2010, 20:45 WIB</ref> dan [[Kota Bogor|Bogor]].<ref>Rachmadin Ismail. [http://www.detiknews.com/read/2010/11/05/192917/1487762/10/hujan-abu-merapi-sampai-lido-bogor Hujan Abu Merapi Sampai Lido Bogor]. detikNews. Jumat, 05/11/2010 19:29 WIB</ref>
 
Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelahrendahsetelah pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada tanggal 5 November [[Kali Code]] di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus "awas" (''red alert'').<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2010/11/05/brk,20101105-289739,id.html Kali Code Kritis, Warga Diperintahkan Menyingkir] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101107013026/http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2010/11/05/brk,20101105-289739,id.html |date=2010-11-07 }}. Tempointeraktif.com Jum'at, 05 November 2010 | 18:23 WIB</ref>{{fact|date=2010}}
 
Letusan kuat 5 November diikuti oleh aktivitas tinggi selama sekitar seminggu, sebelum kemudian terjadi sedikit penurunan aktivitas, namun status keamanan tetap "Awas". Pada tanggal 15 November 2010 batas radius bahaya untuk Kabupaten Magelang dikurangi menjadi 15&nbsp;km dan untuk dua kabupaten Jawa Tengah lainnya menjadi 10&nbsp;km. Hanya bagi Kab. Sleman yang masih tetap diberlakukan radius bahaya 20&nbsp;km.<ref>Fajar Pratama. [http://www.detiknews.com/read/2010/11/18/135047/1496723/10/bnpb-jumlah-korban-tewas-merapi-275-orang BNPB: Jumlah Korban Tewas Merapi 275 Orang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230810182824/https://news.detik.com/ |date=2023-08-10 }}. detikNews. Edisi Kamis, 18/11/2010.</ref>