Kalirejo, Undaan, Kudus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maru Lushiki (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Maru Lushiki (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
Desa Kalirejo merupakan desa yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan budaya. Desa ini juga memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.''(source : googlebard , Q : Sejarah Desa Kalirejo Undaan Kudus Jawa Tengah)''
 
==Sejarah 2 : Tugu yang Telah Hilang
Lembaga Penyelamat Penjaga Karya Budaya Bangsa (LPPKBB) Kabupaten Kudus menyayangkan tugu perjuangan yang berada di Dukuh Babalan, Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, karena telah hilang.
 
Tugu tersebut pun diharapkan agar bisa kembali dibangun agar para generasi muda tetap bisa mengetahui sejarah para pejuang terdahulu.
 
Ketua LPPKBB dan sejarawan asal Kudus Supani menceritakan sejarah dibangunnya Tugu Perjuangan tersebut, Rabu (11/11/2020).
 
Diceritakannya, tugu tersebut menjadi pertanda, jika dulunya saat ada Agresi Militer Belanda tahun 1948 - 1948 pasukan Belanda beserta tentara sekutu berupaya untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
 
"Entah mau ke Surabaya atau kemana, tapi cita-citanya itu ingin merebut kembali kemerdekaan," katanya.
 
Saat itu pasukan Belanda tersebut mau melintas melewati Kudus dari arah Purwodadi. Namun di kesempatan yang sama, para Pejuang 45 yang tergabung dalam komando Mayor Koesmanto kelompok Geriliya Macan Putih menghadang pasukan Belanda dan tentara sekutu di tempat tersebut.
 
"Sehingga terjadilah pertempuran yang sangat sengit. Untungnya pada saat itu datanglah tentara Divisi Siliwangi yang diperintah Jendral Soedirman untuk membantu pertempuran rakyat di Babalan Kalirejo itu," ungkapnya.
 
Dengan adanya peristiwa tersebut, maka dibangunlah Tugu Perjuangan sederhana. Yang bertujuan untuk mengenang para pejuang yang sudah berjuang kala itu.
 
"Tugu perjuanganya memang elek wong jaman semono, (Tugu perjuanganya memang jelek, memang zaman dulu). Tapi itu merupakan bangunan tetenger (pertanda) sejarah perjuangan. Artinya sampai saat ini itu seharusnya tetap ada," tandasnya.