Prangi adalah meriam putar kecil Ottoman isian belakang, menembakkan peluru 150 gram, mereka sebagian besar dibuat dari perunggu cor, tetapi yang terbuat dari besi juga digunakan. Ottoman menggunakan prangi dari pertengahan abad ke-15 dan seterusnya dalam pertempuran lapangan, di atas kapal mereka, dan di benteng mereka, di mana prangi sering menjadi mayoritas persenjataan.<ref name=":1" />{{Rp|100}} Pada akhir abad ke-15, [[galai]] Utsmaniyah memiliki meriam besar dan 4 meriam (''darbzen'') dan 8 meriam prangi. Kapal ini memiliki panjang 42-43 meter dengan tiga layar yang membawa sekitar 328 orang.<ref>{{Cite book|last=Bostan|first=Idris|year=2007|url=https://muslimheritage.com/uploads/Ottoman_Maritime_Arsenals1.pdf|title=Ottoman Maritime Arsenals and Shipbuilding Technology in the 16th and 17th centuries|location=Manchester|publisher=FSTC Limited}}</ref>{{Rp|12}} Prangi adalah bagian standar dari persenjataan angkatan laut sekunder Ottoman.<ref>Shai Har-El, ''Struggle for Domination in the Middle East: The Ottoman-Mamluk War'', 1485-1491 (Leiden, New York, and Cologne: E. J. Brill, 1995) Pp. 238. In [http://mamluk.uchicago.edu/MamlukStudiesReview_V_2001.pdf Mamlūk Studies Review Volume 5].</ref>{{Rp|222}} Sebuah buku catatan inventaris dan survei angkatan laut Ottoman tertanggal 10 April 1488 menyebutkan bahwa ''barça'' (''barque'') Ottoman memiliki 35 prangi, ''agrıpar'' ([[galias]]) memiliki 16 prangi, ''kadırga'' ([[galai]]) memiliki 8 prangi, ''kalıt'' (''galliot'') dan ''kayık'' (''fusta'') memiliki 4 buah prangi.<ref>{{Cite book|last=Har-El|first=Shai|year=1995|url=https://www.google.co.id/books/edition/Struggle_for_Domination_in_the_Middle_Ea/KUjl5hWOYVMC?hl=en&gbpv=1|title=Struggle for Domination in the Middle East: The Ottoman-Mamluk War, 1485-91|publisher=E.J. Brill|isbn=9789004101807}}</ref>{{Rp|173-174}}
Penyebaran meriam prangi ke arah timur mengakibatkan munculnya [[Cetbang#Cetbang bergaya barat|cetbang bergaya barat]] di Nusantara setelah tahun 1460 M.<ref name=":10">Averoes, Muhammad (2020). Antara Cerita dan Sejarah: Meriam Cetbang Majapahit. ''Jurnal Sejarah'', 3(2), 89 - 100.</ref>{{Rp|94–95, 98}} MeriamDi prangiChina, mencapaimeriam Chinaini sebelumdikenali kapaldengan Ottomannama atau''[[Farang|Folangji]]'' Portugis(佛郎机),<ref berhasil.name=":0" />{{Rp|143}} ''Folangji chong'' (佛郎机铳),<ref name=":03Andrade2">{{Cite book|last=ChaseAndrade|first=KennethTonio|year=20032016|title=FirearmsThe Gunpowder Age: AChina, GlobalMilitary HistoryInnovation, toand 1700the Rise of the West in World History|publisher=CambridgePrinceton University Press|isbn=9780521822749978-0-691-13597-7|author1-link=Tonio Andrade}}</ref>{{Rp|348–349}} atau ''Fo-lang-chi p'ao'' (佛朗机炮 atau 佛朗機砲).<ref name=":12">{{Cite book|last=Charney|first=Michael|year=2004|title=Southeast Asian Warfare, 1300–1900|publisher=BRILL|isbn=9789047406921}}</ref>{{Rp|45}} Meriam prangi mencapai China sebelum kapal Ottoman atau Portugis berhasil.<ref name=":0" />{{Rp|242}} Mereka juga dapat mencapai Tiongkok melalui [[Jalur Sutra]].<ref>Di Cosmo, Nicola. “Did Guns Matter? Firearms and the Qing Formation.” In Lynn Struve, ed., ''The Qing Formation in World- Historical Time''. Cambridge, MA: Harvard University Asia Center, 2004, 121–66.</ref>{{Rp|131}} Dalam ''Sejarah pemerintahan Wan Li'' (萬厲野獲編), oleh Shen Defu, dikatakan bahwa "Setelah pemerintahan [[Kaisar Hongzhi|Hong Zhi]] (1445–1505), Cina mulai memiliki meriam ''Fu-Lang-Ji'', negara yang dulu disebut ''Sam Fu Qi''". Dalam volume 30 tentang "Orang Asing Berambut Merah" ia menulis "Setelah pemerintahan Zhengtong (1436–1449) Cina menguasai meriam ''Fu-Lang-Ji'', alat sihir terpenting orang asing". Dia menyebutkan meriam sekitar 60 atau 70 tahun sebelum referensi pertama tentang Portugis. Tidak mungkin bagi orang China untuk mendapatkan meriam Portugis sebelum kedatangan mereka.<ref>{{Cite journal|last=De Abreu|first=António Graça|date=1991|title=The Chinese, Gunpowder and the Portuguese|journal=Review of Culture|volume=2|pages=32–40}}</ref> Pelliot memandang bahwa meriam ''folangji'' mencapai Tiongkok sebelum orang Portugis melakukannya, mungkin dibawa oleh pelaku yang tidak diketahui dari semenanjung Malaya.<ref>{{Cite journal|last=Pelliot|first=Paul|date=1948|title=Le Ḫōj̆a et le Sayyid Ḥusain de l'Histoire des Ming|journal=T'oung Pao|volume=38|pages=81–292|doi=10.1163/156853297X00509|via=JSTOR}}</ref>{{Rp|199–207}} Needham mencatat bahwa meriam isian belakang sudah dikenal di Tiongkok Selatan pada tahun 1510, ketika pemberontakan di Huang Kuan dihancurkan oleh lebih dari 100 ''folangji''.<ref name=":22">{{Cite book|last=Needham|first=Joseph|year=1986|title=Science and Civilisation in China, Volume 5: Chemistry and Chemical Technology, Part 7, Military Technology: The Gunpowder Epic|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press}}</ref>{{Rp|372}} Bahkan mungkin lebih awal, dibawa ke Fujian oleh seorang pria bernama Wei Sheng dan digunakan untuk menumpas bajak laut pada tahun 1507.<ref name=":Andrade">{{Cite book|last=Andrade|first=Tonio|year=2016|title=The Gunpowder Age: China, Military Innovation, and the Rise of the West in World History|publisher=Princeton University Press|isbn=978-0-691-13597-7|author1-link=Tonio Andrade}}</ref>{{Rp|348}}
== Lihat juga ==
|