Suku Hui di Fujian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Cun Cun (bicara | kontrib)
<ref name="fuzhou">[https://www.sixthtone.com/news/1001552 The Rich Islamic History of China’s Coastal Trading Hub], ''Sixthone''. Akses: 5 Oktober 2023.</ref>
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
Baris 5:
|caption = Situs Masjid Qingjing, Quanzhou.
|pop = 116.000<ref name="minzu-fujian">[https://www.gov.cn/guoqing/2016-11/21/content_5135519.htm 福建民族分布及人口比例], ''gov.cn''. Akses: 24 September 2023.</ref>
|popplace = [[Quanzhou]], [[Fuzhou]], [[Xiamen]], [[Provinsi Fujian]] ([[Republik Rakyat Tiongkok]])
|langs = [[Bahasa Hokkien]], [[Bahasa Mandarin]]
|rels = [[Agama tradisional Tionghoa]], Islam
|related = [[Suku Han]], [[Suku Hui]]}}
 
'''Suku Hui (Huizu) di Fujian''' adalah bagian kecil dari [[Suku Hui]] di [[Republik Rakyat Tiongkok]]. Suku Hui di Fujian, yangterutama di Quanzhou, memiliki perbedaan besar dari segi budaya dan kepercayaan dari mayoritas Hui di [[Republik Rakyat Tiongkok]].
 
==Sejarah ==
 
Sejarahnya Suku Hui (回族)merupakan keturunan dari imigran Muslim yang datang ke [[Tiongkok]] dari [[Asia Barat]] semenjak zaman [[Dinasti Tang]], kemudian juga pada periode [[Dinasti Song]] (960-1279). Mereka bertambah banyak semasa [[Dinasti Yuan|pemerintahan Mongol atas Tiongkok]] (1279-1368). Hingga kini diperkirakan terdapat lebih dari 10 juta Suku Hui di Republik Rakyat Tiongkok, termasuk di dalamnya 116.000 di Provinsi Fujian.<ref name="minzu-fujian"/>
Baris 16 ⟶ 18:
Di Provinsi Fujian, agama Islam mengalami penurunan dalam hal praktik semenjak periode [[Dinasti Ming]], yang disebabkan oleh beberapa faktor misalnya, terputus dari komunitas utama Muslim yang pindah ke utara mengikuti pembangunan ibukota [[Beijing]]. Program pendidikan agama Islam ([[Jingtang Jiaoyu]]) yang dikembangkan oleh [[Hu Dengzhou]] (1522-1597) di utara Tiongkok tidak mencapai Fujian dan masyarakat di sana tidak bisa lagi mengerti kitab suci Quran. Faktor lainnya adalah serangan bertubi-tubi dari perompak Jepang di kawasan pesisir Fujian dan Zhejiang, ikut berakibat pada kehancuran komunitas Muslim di sana. Berbagai masalah itu menyebabkan keturunan Muslim mulai berasimilasi dengan penduduk mayoritas Tionghoa dan mengadopsi marga dan nama Tionghoa.
 
==Wilayah-wilayah ==
==Pengelompokan (pengesahan) Suku Hui di Fujian==
===Xiamen ===
{{kembangkan}}
===Fuzhou ===
Suku Hui di Fuzhou merupakan minoritas di antara Suku Han. Sejarah suku Hui di Fuzhou telah bermula sejak Zaman Lima Dinasti (907-960) dengan berdirinya Masjid Fuzhou.<ref name="fuzhou">[https://www.sixthtone.com/news/1001552 The Rich Islamic History of China’s Coastal Trading Hub], ''Sixthone''. Akses: 5 Oktober 2023.</ref>
<gallery>
File:Foochow Mosque architecture.JPG|[[Masjid Fuzhou]]
</gallery>
===Quanzhou===
Suku Hui memiliki budaya yang cukup berbeda dari satu tempat ke tempat lain, hampir semua dicirikan dari keyakinan atau agamanya yakni Islam. Namun terdapat beberapa kelompok Hui yang berbeda dari mayoritas yang beragama Islam. Ada kelompok Hui yang hanya dikategorikan sebagai suku dan budaya saja, tetapi tidak berdasarkan agama. Kelompok Hui yang tidak menjalankan Islam ini terdapat di Provinsi Fujian, khususnya kawasan [[Quanzhou]]. Klan yang terkenal adalah Klan Ding dari Chendai, Klan Guo dari Baiqi, Klan Jin, Klan Pu dan sebagainya.
 
Baris 31 ⟶ 41:
Ide untuk kembali ke agama Islam pada saat ini bukanlah hal yang umum, dimana sedikit sekali individual dari klan-klan tersebut yang tertarik dengan Islam yang murni.
 
====Klan Ding ====
[[File:Lingshan Islamic Cemetery - Ding ancestors 1 - DSCF8434.JPG|thumb|right|Makam leluhur Klan Ding]]
Klan Ding dari Chendai (陈埭丁氏) memiliki anggota sekitar 30.000 orang, merupakan klan Hui terbesar di Fujian. Leluhur mereka adalah [[Sayyid Ajall Shams al-Din]] (Sai-dian-chi-zhan-si-si-ding atau kependekannya ''Saidianchi''; 1210-1279) seorang keturunan [[Bukhara]] yang menjadi seorang gubernur [[Provinsi Yunnan]] pada periode [[Dinasti Yuan]]. Dalam buku silsilah Klan Ding, pendiri pertama di Kota Quanzhou yang disebut adalah [[Ding Jiezhai]], bukan Saidianchi. Penyebabnya adalah persekusi yang dilancarkan oleh Suku Han dan pemerintahan Ming terhadap orang keturunan asing.
Baris 39 ⟶ 49:
Kepala klan generasi ke-3 yang bernama Ding Shoude bersama keluarganya menghadapi penolakan masyarakat karena asal-usul mereka. Ding Shoude terpaksa meninggalkan bagian selatan Quanzhou untuk menghindari persekusi terhadap keturunan asing. Keturunan Ding telah berasimilasi dengan penduduk setempat selama beberapa generasi.
 
====Klan Guo ====
Klan Guo (Kwee/Kueh) dari Baiqi (百奇郭氏) merupakan keturunan dari pedagang Muslim yang tinggal di Fujian mulai pada abad ke-11 hingga 14. Semenjak abad ke-14, anak cucu pedagang Muslim ini telah kawin campur dengan masyarakat lokal sehingga keturunan mereka kini penampilannya sama seperti orang Tionghoa pada umumnya.
 
Baris 52 ⟶ 62:
Walaupun mayoritas Klan Guo tidak menjalankan Islam, tetapi ada beberapa cabang klan yang menjalankan Islam. Sisa-sisa Islam yang terakhir lenyap pada dekade 1940-an. Sampai tahun 1940-an setidaknya 20 orang anggota keluarga Klan Guo cabang ke-4, memiliki beberapa pengetahuan dasar tentang prinsip Islam. Sebuah masjid kecil di Desa Liandai masih tersisa sampai tahun 1937 yang kemudian dipindahkan ke Desa Dashan dimana seorang seorang pemuka agama lokal menjadi imam (bahasa Tionghoa: Ahong) dalam sebuah komunitas kecil. Setelah kematian sang imam tahun 1946, aktivitas Muslim di desa itu berakhir pula.
 
===Budaya Klan Hui di Quanzhou===
 
Klan Hui Quanzhou melestarikan tradisi unik dalam beberapa aspek seperti praktik upacara kematian, penghormatan terhadap leluhur, ziarah kubur, pencatatan buku silsilah dan perayaan kuil layaknya orang Tionghoa. Tradisi budaya ini secara turun temurun dilaksanakan sebagai bentuk asimilasi budaya ke dalam masyarakat Tionghoa.