Willem Sang Pendiam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Neverland14 (bicara | kontrib)
menambah Kehidupan awal dan pendidikan, menambah Karir, menambah Referensi
Neverland14 (bicara | kontrib)
memperbarui Karir, menambah referensi
Baris 41:
Willem lahir pada tanggal 24 April 1533 di [[Kastel Dillenburg]] di Kabupaten [[Graafschap Nassau|Nassau-Dillenburg]], di [[Kekaisaran Romawi Suci]] (sekarang di [[Hessen]], [[Jerman|Republik Federal Jerman]]). Ia adalah putra tertua Pangeran [[Willem I dari Nassau-Siegen]] dan [[Juliana dari Stolberg]]. Ayah Willem memiliki satu anak perempuan dari pernikahan sebelumnya, dan ibunya memiliki empat anak dari pernikahan sebelumnya. Karena orang tuanya memiliki dua belas anak, Willem adalah anak tertua; dia memiliki empat adik laki-laki dan tujuh adik perempuan. Keluarganya taat beragama dan Willem dibesarkan sebagai seorang [[Gereja Lutheran|Lutheran]].<ref name=":0">{{Cite journal|title=William of Orange|url=https://en.wikisource.org/wiki/1911_Encyclop%C3%A6dia_Britannica/William_of_Orange|journal=1911 Encyclopædia Britannica|volume=Volume 28}}</ref>
 
Pada tahun 1544, sepupu pertama WilliamWillem yang [[Patrilinealitas|agnatik]], [[René dari Châlon]], [[Pangeran Orange|Pangeran Oranye]], meninggal dalam [[pengepungan St Dizier]] tanpa memiliki anak. Dalam wasiatnya, René dari Chalon menunjuk Willem sebagai pewaris seluruh harta bendanya, termasuk gelarnya sebagai Pangeran Oranye, dengan syarat ia menerima pendidikan Katolik Roma.<ref name=":0" /> Ayah Willem menyetujui persyaratan ini atas nama putranya yang berusia 11 tahun, dan ini di sinilah didirikannya [[Wangsa Oranye-Nassau|Wangsa Orange-Nassau]]. Selain Kepangeranan Oranye (sekarang terletak di Perancis) dan tanah-tanah penting di Jerman, Willem juga mewarisi perkebunan yang luas di Negara-Negara Rendah (sekarang Belanda dan Belgia) dari sepupunya. Karena usia Willem yang masih muda, [[Karl V, Kaisar Romawi Suci|Kaisar Karl V]] yang merupakan penguasa sebagian besar wilayah ini, menjabat sebagai bupati sampai Willem cukup umur untuk memerintah sendiri.
[[Berkas:Antonio Moro - Willem I van Nassau.jpg|kiri|jmpl|232x232px|Willem diangkat menjadi kapten oleh Kaisar Karl V pada usia 22 tahun]]
Willem dikirim ke Belanda untuk menerima pendidikan Katolik Roma yang diperlukan, pertama di tanah milik keluarga di [[Breda]] dan kemudian di [[Brussel]], di bawah pengawasan saudara perempuan sang Kaisar, [[Maria dari Hongaria (gubernur Belanda)|Maria dari Hongaria, gubernur Habsburg Belanda]] ([[Tujuh Belas Provinsi]]). Di Brussel, ia diajari bahasa asing dan menerima pendidikan militer dan diplomatik<ref>Wedgwood (1944) p. 29.</ref> di bawah arahan [[Jérôme Perrenot de Champagney]], saudara laki-laki [[Antoine Perrenot de Granvelle|Kardinal de Granvelle]].
Baris 62:
 
Pada tanggal 25 Agustus 1561, Willem dari Oranye menikah untuk kedua kalinya. Istri barunya, [[Anna dari Sachsen]], digambarkan sebagai orang yang "egois, lemah, tegas, dan kejam", dan masyarakat berasumsi bahwa Willem menikahinya untuk mendapatkan pengaruh lebih besar di Sachsen, Hessen, dan [[Elektorat Pfalz|Pfalz]].<ref>Wedgwood (1944) pp. 49–50.</ref> Pasangan itu memiliki lima anak. Pernikahan tersebut menggunakan ritus Lutheran, dan menandai dimulainya perubahan bertahap dalam opini agamanya, yang menyebabkan Willem kembali ke Lutheranisme, dan akhirnya menjadi [[Calvinisme]] moderat. Meski begitu, ia tetap toleran terhadap paham agama lain.<ref name=":0" />
[[Berkas:Intocht van de Prins van Oranje te Brussel 1577, Frans Hogenberg.jpg|jmpl|Masuknya Pangeran Willem dari Oranye (WilliamWillem Sang Pendiam) di Brussel, 1577.]]
Selama ini, kehidupan Willem diwarnai dengan kemewahan dan pemborosan. Dia mengelilingi dirinya dengan rombongan bangsawan muda dan pengikut, dan membuka istana Nassau yang megah di Brussel. Akibatnya, pendapatan dari perkebunannya yang luas tidak cukup untuk menyelamatkannya dari hutang. Namun setelah kembali dari Perancis, perubahan mulai terjadi pada Willem. Felipe mengangkatnya menjadi anggota dewan negara, ksatria Bulu Emas, dan ''stadhouder'' Holland, Zeeland, dan Utrecht, namun ada pertentangan laten antara sifat kedua pria tersebut.<ref name=":0" />
 
Baris 74:
 
=== Perang ===
[[Berkas:Willem Jacobsz. Delff - Portrait of William the Silent (detail) - WGA06290.jpg|jmpl|Willem sang Pendiam, lukisan oleh Willem Jacobsz Delff (1623)]]
Pada bulan Oktober 1568, Willem menanggapi dengan memimpin pasukan dalam jumlah besar ke [[Kadipaten Brabant|Brabant]], tetapi Alba dengan hati-hati menghindari konfrontasi karena memperkirakan pasukan tersebut akan segera hancur. Ketika Willem maju, kekacauan terjadi di pasukannya, dan dengan mendekatnya musim dingin dan dana yang hampir habis, Willem berbalik arah dan menyeberang ke Prancis.<ref>Wedgwood (1944) p. 109.</ref> Willem membuat beberapa rencana lagi untuk menyerang dalam beberapa tahun ke depan, tetapi hanya sedikit yang berhasil karena dia kekurangan dukungan dan uang. Ia tetap populer di kalangan masyarakat, sebagian melalui kampanye propaganda ekstensif yang dilakukan melalui pamflet. Salah satu klaimnya yang paling penting adalah bahwa dia tidak melawan penguasa sah negeri itu, Raja Spanyol, tetapi melawan ketidakkompetenan pemerintahan gubernur asing di Belanda, dan melawan kehadiran tentara asing.
 
Pada tanggal 22 Agustus 1571, istri keduanya Anna melahirkan seorang putri, bernama Christina von Dietz, dan diayahi oleh [[Jan Rubens]], ia dikenal sebagai ayah dari pelukis [[Peter Paul Rubens]]; Jan Rubens diutus oleh paman Anna pada tahun 1570 untuk mengatur keuangannya.<ref>{{Cite book|last=Midelfort|first=H. C. Erik|date=1994|url=https://books.google.com/books?id=dDu1OHSZ1_8C&dq=Anna+of+Saxony+rubens+christina&pg=PA58|title=Mad Princes of Renaissance Germany|publisher=University Press of Virginia|isbn=978-0-8139-1501-2|language=en}}</ref> Belakangan pada tahun itu, Willem membubarkan pernikahan ini dengan alasan Anna tidak waras.
 
Pada tanggal 1 April 1572, kelompok ''[[Geuzen|Watergeuzen]]'' ("Pengemis Laut") merebut kota [[Brielle]], yang ditinggalkan tanpa pengawasan oleh garnisun Spanyol. Bertentangan dengan taktik "tabrak lari" yang biasa mereka lakukan, mereka menduduki kota itu dan mengklaimnya sebagai milik pangeran dengan mengibarkan bendera Pangeran Oranye di atas kota. Peristiwa ini diikuti oleh kota-kota lain yang membuka gerbang mereka untuk Watergeuzen, dan kemudian sebagian besar kota di Belanda dan Zeeland berada di tangan para pemberontak, kecuali Amsterdam dan Middelburg. Kota-kota ini kemudian mengadakan pertemuan ''[[Dewan Negara Belanda|Staten Generaal]]'' (yang secara teknis tidak memenuhi syarat untuk melakukannya), dan mengangkat kembali Willem sebagai ''stadhouder'' Holland dan Zeeland.
 
Di saat yang sama, pasukan pemberontak merebut kota-kota di seluruh negeri, dari [[Deventer]] hingga [[Mons, Belgia|Mons]]. Willem sendiri kemudian maju bersama pasukannya dan maju ke beberapa kota di selatan, termasuk [[Roermond]] dan [[Leuven]]. Willem juga mengharapkan intervensi dari kaum Huguenot, tetapi rencana ini digagalkan pasca [[Pembantaian Hari Santo Bartolomeus]] pada tanggal 24 Agustus, yang menandai dimulainya gelombang kekerasan terhadap kaum Huguenot. Setelah serangan Spanyol yang berhasil, Willem harus melarikan diri dan mundur ke [[Enkhuizen]]. Spanyol kemudian mengatur tindakan balasan dan menjarah beberapa kota pemberontak, mereka juga membantai penduduknya, seperti di [[Mechelen, Belgia|Mechelen]] atau [[Zutphen]]. Mereka menghadapi lebih banyak masalah dengan kota-kota di Belanda, di mana mereka merebut [[Haarlem]] setelah tujuh bulan dan kehilangan 8.000 tentara, dan mereka harus menghentikan pengepungan mereka di [[Alkmaar]].
 
Pada tahun 1573, Willem bergabung dengan Gereja Calvinis.<ref>Parker, G., ''The Dutch Revolt'' (revised edition, 1985), p. 148.</ref> Dia menunjuk seorang teolog Calvinis, [[Jean Taffin]] (1573–1581) sebagai pengkhotbah istananya. Taffin kemudian bergabung dengan Pierre Loyseleur de Villiers (1577–1584), yang juga menjadi penasihat politik penting sang pangeran.
 
Pada tahun 1574, pasukan Willem berhasil memenangkan beberapa pertempuran kecil, termasuk beberapa pertempuran laut. Spanyol yang dipimpin oleh Don [[Luis de Zúñiga y Requesens]] sejak Felipe menggantikan Alba pada tahun 1573, juga meraih kesuksesan. Kemenangan mereka yang menentukan dalam [[Pertempuran Mookerheyde]] di tenggara, di tanggul [[Meuse|Maas]], pada tanggal 14 April memakan korban jiwa dua saudara laki-laki Willem, Lodewijk dan Henri. Pasukan Requesens juga mengepung kota [[Leiden]]. Mereka menghentikan pengepungan ketika tanggul di dekatnya dibobol oleh Belanda. Willem puas dengan kemenangan tersebut, dan mendirikan [[Universitas Leiden]], universitas pertama di Provinsi Utara.
 
Willem menikah untuk ketiga kalinya pada tanggal 24 April 1575 dengan [[Charlotte dari Bourbon|Charlotte de Bourbon-Montpensier]], mantan biarawati Prancis yang juga populer di kalangan masyarakat, meski ia kurang begitu populer di kalangan faksi Katolik. Mereka memiliki enam anak perempuan. Pernikahan ini berlangsung bahagia.
 
Perang terus berlanjut setelah sebuah negosiasi damai di [[Breda]] gagal pada tahun 1575. Situasi membaik bagi para pemberontak ketika Don Requesens meninggal secara tak terduga pada bulan Maret 1576, dan sekelompok besar tentara Spanyol yang belum menerima gaji mereka selama berbulan-bulan, memberontak pada bulan November tahun itu, dan melancarkan [[Penjarahan Antwerpen|"Kemarahan Spanyol" di Antwerpen]] dengan menjarah kota tersebut, yang kemudian menjadi kudeta propaganda yang luar biasa bagi para pemberontak. Saat gubernur baru, [[Don Juan de Austria|Don Juan dari Austria]], sedang dalam perjalanan, Willem telah mendapatkan sebagian besar provinsi dan kota untuk menandatangani [[Pasifikasi Ghent]], di mana mereka menyatakan diri siap berperang bersama untuk mengusir pasukan Spanyol. Namun, ia gagal mencapai persatuan soal agama. Kota-kota dan provinsi-provinsi Katolik tidak mau memberikan kebebasan bagi kaum Calvinis.
[[Berkas:John of Austria portrait.jpg|jmpl|[[Don Juan de Austria|Don Juan]] pada tahun 1567, lukisan oleh Alonso Sánchez Coello]]
Ketika Don Juan menandatangani [[Maklumat tahun 1577|Maklumat Abadi]] pada bulan Februari 1577, berjanji untuk mematuhi ketentuan Pengamanan Ghent, tampaknya perang telah diputuskan untuk menguntungkan para pemberontak. Namun, setelah Don Juan merebut kota [[Namur]] pada tahun 1577, pemberontakan menyebar ke seluruh Belanda. Don Juan berusaha untuk merundingkan perdamaian, tetapi sang pangeran sengaja membiarkan negosiasi tersebut gagal. Pada tanggal 24 September 1577, ia berhasil memasuki ibu kota Brussel dengan penuh kemenangan. Pada saat yang sama, pemberontak Calvinis menjadi semakin radikal, dan berusaha melarang agama Katolik di wilayah yang mereka kendalikan. Willem menentang hal ini karena alasan pribadi dan politik. Ia menginginkan kebebasan beragama, dan ia juga membutuhkan dukungan dari kelompok Protestan dan Katolik yang tidak terlalu radikal untuk mencapai tujuan politiknya. Pada tanggal 6 Januari 1579, beberapa provinsi selatan yang tidak senang dengan pengikut radikal Willem menandatangani [[Uni Arras]], di mana mereka setuju untuk menerima gubernur Katolik mereka, [[Alessandro Farnese (1545-1592)|Alessandro Farnese, Adipati Parma]] (yang menggantikan Don Juan).
 
Lima provinsi di utara (yang kemudian diikuti oleh sebagian besar kota di Brabant dan [[Flandria]]) kemudian menandatangani [[Uni Utrecht]] pada tanggal 23 Januari, yang menegaskan persatuan mereka. Willem awalnya menentang uni ini, karena dia masih berharap untuk menyatukan semua provinsi. Meski demikian, ia secara resmi memberikan dukungannya pada 3 Mei. Uni Utrecht kemudian menjadi konstitusi ''de facto'', dan tetap menjadi satu-satunya penghubung formal antara provinsi-provinsi di Belanda hingga tahun 1797.
 
=== Deklarasi Kemerdekaan ===
[[Berkas:Nicholas Hilliard 002.jpg|jmpl|[[François dari Anjou|Adipati Anjou]], yang direkrut oleh Willem sebagai penguasa baru Belanda, sangat tidak populer di kalangan masyarakat.]]
Meskipun terjadi persatuan (uni) yang baru, Adipati Parma berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah selatan Belanda. Karena ia telah setuju untuk mengusir pasukan Spanyol dari provinsi-provinsi berdasarkan [[Uni Arras]], dan karena Felipe II kemudian membutuhkan mereka di tempat lain, Adipati Parma tidak dapat bergerak lebih jauh hingga akhir tahun 1581.
 
Pada bulan Maret 1580, Felipe menetapkan sang Pangeran Oranye sebagai penjahat, menjanjikan hadiah sebesar 25.000 mahkota kepada siapa pun yang berhasil membunuhnya. Willem menanggapinya dengan menerbitkan ''Apology'', sebuah dokumen (yang sebenarnya ditulis oleh Villiers) yang di dalamnya berisi pembelaan terhadap tindakannya, pribadi raja Spanyol diserang dengan kejam,<ref>H. R. Rowen, ''The Princes of Orange: The Stadholders in the Dutch Republic'' (Cambridge, 1990), p. 25; M. van Gelderen, ''The Political Thought of the Dutch Revolt 1555–1590'' (Cambridge, 1992), p. 151.</ref> dan kesetiaan Protestannya dinyatakan kembali.
 
Sementara itu, Willem dan pendukungnya sedang mencari dukungan pihak asing. Sang pangeran telah beberapa kali meminta bantuan Prancis, dan kali ini ia berhasil mendapatkan dukungan dari [[François dari Anjou|François, Adipati Anjou]], saudara Raja [[Henri III dari Prancis]]. Pada tanggal 29 September 1580, ''Staten Generaal'' (dengan pengecualian Zeeland dan Holland) menandatangani [[Perjanjian Plessis-les-Tours]] dengan Adipati Anjou. Sang Adipati kemudian mendapatkan gelar "Pelindung Kemerdekaan Belanda" dan menjadi penguasa baru. Namun hal ini mengharuskan Staten General dan Willem melepaskan dukungan formal mereka terhadap Raja Spanyol, yang telah mereka pertahankan secara resmi hingga saat itu.
[[Berkas:Plakkaat van Verlatinghe, pagina 1.jpg|jmpl|[[Plakkaat van Verlatinghe|Plakat Verlatinghe]], piagam yang menyatakan bahwa seluruh provinsi di Belanda menolak mengakui Felipe II sebagai penguasa Belanda]]
Pada tanggal 22 Juli 1581, Staten General menyatakan bahwa mereka tidak lagi mengakui Felipe II dari Spanyol sebagai penguasa mereka, sesuai dalam [[Plakkaat van Verlatinghe|Plakat Verlatinghe]]. Deklarasi kemerdekaan resmi ini memungkinkan Adipati Anjou membantu para penentang. Dia baru tiba pada 10 Februari 1582, ketika dia disambut secara resmi oleh Willem di [[Vlissingen]]. Pada tanggal 18 Maret, seorang pria Spanyol, [[Juan de Jáuregui (pembunuh)|Juan de Jáuregui]] berusaha membunuh William di Antwerpen. Meski Willem mengalami luka parah, ia selamat berkat perawatan istrinya Charlotte dan adiknya Maria. Saat Willem mulai pulih, Charlotte kelelahan karena memberikan perawatan intensif dan meninggal pada tanggal 5 Mei. Adipati Anjou tidak terlalu populer di kalangan penduduk. Provinsi Zeeland dan Holland menolak mengakuinya sebagai penguasa mereka, dan Willem dikritik secara luas karena apa yang disebutnya sebagai "politik Prancis". Ketika pasukan Prancis Anjou tiba pada akhir tahun 1582, rencana Willem tampaknya membuahkan hasil, bahkan Adipati Parma pun khawatir bahwa Belanda kini akan lebih unggul.
 
Namun, Anjou sendiri tidak senang dengan kekuatannya yang terbatas dan diam-diam memutuskan untuk merebut Antwerpen dengan paksa. Warga Antwerpen (yang telah diperingatkan dengan tepat waktu) menyergap Anjou dan pasukannya saat mereka memasuki kota pada tanggal 18 Januari 1583, ini dikenal sebagai "[[Kemarahan Perancis]]". Hampir semua anak buah Anjou terbunuh, dan dia ditegur oleh [[Catherine de' Medici|Catherine de Medici]] dan [[Elizabeth I dari Inggris]] (yang dia pacari). Posisi Anjou makin tidak dapat dipertahankan, dan kemudian dia meninggalkan negara itu pada bulan Juni. Kepergiannya mendiskreditkan Willem yang tetap mempertahankan dukungannya terhadap Anjou. Willem berdiri sendirian dalam masalah ini dan menjadi terisolasi secara politik. Holland dan Zeeland tetap mempertahankannya sebagai ''stadhouder'' mereka dan berusaha untuk mendeklarasikannya sebagai pangeran Holland dan Zeeland, sehingga menjadikannya penguasa resmi. Di tengah semua ini, Willem menikah untuk keempat dan terakhir kalinya pada 12 April 1583 dengan [[Louise de Coligny]], seorang janda Huguenot Prancis dan putri [[Gaspard II de Coligny|Gaspard de Coligny]]. Louise akan menjadi ibu dari [[Frederik Hendrik]] (1584–1647), putra sah keempat Willem. Bersamanya, "Bapa Willem" (panggilan kesayangan Louise untuk Willem) menetap di [[Prinsenhof]] di Delft, dan hidup seperti seorang borjuis Belanda yang sederhana.<ref>{{Cite journal|title=William of Orange|url=https://en.wikisource.org/wiki/1911_Encyclop%C3%A6dia_Britannica/William_of_Orange|journal=1911 Encyclopædia Britannica|volume=Volume 28}}</ref>
 
=== Pembunuhan ===
Baris 90 ⟶ 120:
 
== Referensi ==
<references responsive="" />
 
== Pranala luar ==
Baris 99 ⟶ 129:
* {{nl}}[http://members.home.nl/pushkar/ Het Huis van Oranje-Nassau en de Nederlandse geschiedenis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120331102934/http://members.home.nl/pushkar/ |date=2012-03-31 }}
* {{nl}}[http://historie.couprie.org/oranje/index.html Willem van Oranje]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Situs sejarah Belanda
* {{nl}} [http://www.historici.nl/Onderzoek/Projecten/WVO Korespondensi Lengkap WilliamWillem I dari Oranye]. Arsip digital oleh Institute Huygens untuk Sejarah Belanda
{{s-start}}
{{s-hou|[[Wangsa Oranye-Nassau]]|24 April|1533|10 Juli|1584|[[Wangsa Nassau]]}}