Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bimo K.A. (bicara | kontrib)
Bimo K.A. (bicara | kontrib)
Baris 96:
Pada tahun [[1850]], [[Aji Muhammad Sulaiman|Sultan Aji Muhammad Sulaiman]] memegang tampuk kepemimpinan Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura.
 
Pada tahun [[1853]], pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Assisten Residen di [[Samarinda]]. Saat itu kekuatan [[politik]] dan [[ekonomi]] masih berada dalam genggaman Sultan Aji Muhammad Sulaiman (1850-1899). Dalam tahun 1853 penduduk Kesultanan Kutai 100.000 jiwa.<ref>{{nl}} {1853){{cite book|pages=358|url=http://books.google.co.id/books?id=c6AAAAAAMAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA358#v=onepage&q&f=false|title=Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen en de zeevaartkunde|volume=13}}</ref> Tahun 1855, Kesultanan Kutai termasuk sebagai bagian dari ''de zuid-Zuid en oosterafdeelingOosterafdeeling van Borneo''.<ref>{{nl}} {{cite book|pages=242|url=http://books.google.co.id/books?id=0GM-AAAAcAAJ&dq=tanah-koessan&pg=PA242#v=onepage&q&f=false|title=Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz|volume=1|author=J. B. J Van Doren|publisher=J. D. Sybrandi|year=1860}}</ref>
Pada tahun [[1863]], kerajaan Kutai Kertanegara kembali mengadakan perjanjian dengan [[Belanda]]. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa Kerajaan Kutai Kertanegara menjadi bagian dari Pemerintahan [[Hindia Belanda]].