Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 92:
Pada tanggal [[11 Oktober]] [[1844]], [[Aji Muhammad Salehuddin|Sultan Aji Muhammad Salehuddin I]] harus menandatangani [[perjanjian]] dengan Belanda yang menyatakan bahwa Sultan Kutai mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda di [[Kalimantan]] yang diwakili oleh seorang [[Residen]] yang berkedudukan di [[Banjarmasin]].<ref>{{en icon}} {{cite book|last=Magenda|first=Burhan Djabier|year=2010|url=http://books.google.co.id/books?id=f9T74ges6DIC&lpg=PT31&dq=sultan%20sulaiman&pg=PT31#v=onepage&q=sultan%20sulaiman&f=true|title=East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy|publisher=Equinox Publishing|isbn=602-8397-21-0}}ISBN 978-602-8397-21-6</ref>
Tahun [[1846]], H. von Dewall menjadi administrator sipil Belanda yang pertama di pantai timur Kalimantan.<ref name="Kesultanan Kutai 2" /> Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah Kesultanan Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan
Pada tahun [[1850]], [[Aji Muhammad Sulaiman|Sultan Aji Muhammad Sulaiman]] memegang tampuk kepemimpinan Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura.
|