Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 89:
Insiden pertempuran di [[Tenggarong]] ini sampai ke pihak Inggris. Sebenarnya Inggris hendak melakukan serangan balasan terhadap Kutai, namun ditanggapi oleh pihak Belanda bahwa Kutai adalah salah satu bagian dari wilayah Hindia Belanda dan Belanda akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan caranya sendiri. Kemudian Belanda mengirimkan armadanya di bawah komando t'Hooft, dengan membawa [[senjata|persenjataan]] yang lengkap. Setibanya di Tenggarong, armada t'Hooft menyerang istana Sultan Kutai. Sultan Aji Muhammad Salehuddin I diungsikan ke [[Kota Bangun, Kutai Kartanegara|Kota Bangun]].<ref name="Kesultanan Kutai 2" /> Kota Tenggarong dibakar dan menghanguskan lebih dari 500 rumah penduduk. Kesultanan Kutai Kertanegara akhirnya kalah dan takluk pada Belanda.<ref name="Nur">Moh. Nur Ars dkk, Sejarah Kota Samarinda, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1986.</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Temenggoeng van Kendisik met familie en notabelen te Kutai Muara Pahu Borneo TMnr 10001688.jpg|jmpl|265px|Potret masyarakat [[Suku Kutai|Kutai]] di [[Muara Pahu, Kutai Barat|Muara Pahu]], pada tahun 1900-an.]]
Pada tanggal [[11 Oktober]] [[1844]], [[Aji Muhammad Salehuddin|Sultan Aji Muhammad Salehuddin I]] harus menandatangani [[perjanjian]] dengan Belanda yang menyatakan bahwa Sultan Kutai mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda di [[Kalimantan]] yang diwakili oleh seorang [[Residen]] yang berkedudukan di [[Banjarmasin]].<ref>{{en icon}} {{cite book|last=Magenda|first=Burhan Djabier|year=2010|url=http://books.google.co.id/books?id=f9T74ges6DIC&lpg=PT31&dq=sultan%20sulaiman&pg=PT31#v=onepage&q=sultan%20sulaiman&f=true|title=East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy|publisher=Equinox Publishing|isbn=602-8397-21-0}}ISBN 978-602-8397-21-6</ref>
|