Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bimo K.A. (bicara | kontrib)
Bimo K.A. (bicara | kontrib)
Baris 68:
[[Berkas:Gewoon Maleisch woonhuis te Samarinda, KITLV 36C114.tiff|jmpl|265px|Litografi rumah panggung milik warga [[Suku Kutai]] di tepi [[Sungai Mahakam]], [[Samarinda]], sekitar tahun 1879-1880.]]
 
La Madukelleng menawan daerah Paser dan Kutai. Aji Muhammad Idris merupakan raja Kutai Kertanegara pertama yang memakai gelar [[Sultan]] sebagai upaya melepaskan diri dari dominasi [[Tamjidullah I dari Banjar|Sultan Banjar]] yang berada dalam pengaruh VOC. Sultan [[Aji Muhammad Idris]] yang merupakan menantu dari Sultan Wajo [[La Madukelleng]] berangkat ke tanah [[Kesultanan Wajo|Wajo]], [[Sulawesi Selatan]] untuk turut bertempur melawan [[VOC]] bersama rakyat [[Bugis]]. Pemerintahan Kesultanan Kutai Kertanegara untuk sementara dipegang oleh Dewan Perwalian.<ref name="Kesultanan Kutai 1" />
 
Pada tahun [[1739]], Sultan [[Aji Muhammad Idris]] gugur di medan laga. Sepeninggal Sultan Aji Muhammad Idris, terjadi kudeta takhta kerajaan oleh [[Aji Muhammad Aliyeddin|Aji Kado]]. Putra mahkota kerajaan, yakni [[Aji Muhammad Muslihuddin|Aji Imbut]] yang saat itu masih belia kemudian dilarikan ke Wajo.<ref name="Kesultanan Kutai 1" /> Aji Kado kemudian mengangkat dirinya sebagai Sultan Kutai Kertanegara dengan gelar Sultan [[Aji Muhammad Aliyeddin]].