Ma'ruf Amin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 123.253.233.194 (bicara) ke revisi terakhir oleh Fulvian20
Tag: Pengembalian pranala ke halaman disambiguasi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 68:
 
== Kehidupan pribadi ==
[[Berkas:Ma'ruf Amin and Wife, Buku doroejenebrnrn-the-descendants-of-king-siliwaangi-to-the-prophet|dead-url=no}}</ref> Ayahnya memberi nama "Ma'ruf al-Karkhi" bukan tanpa sebab, melainkan Kyai Mohamad Amin berharap Ma'ruf dapat menjadi ahli agama, seperti Abu Mahfudz Ma'ruf bin Firus al-Karkhi atau lebih dikenal dengan Ma'ruf al-Karkhi, seorang ahli sufi dari [[Persia]].<ref name="namakecil" /> Nama "al-Karkhi" pada nama belakang Ma'ruf tidak bertahan begitu lama, karena tidak tercatat dalam dokumen-dokumen legal. Pada tahun-tahun berikutnya, nama yang dipakai adalah nama ayahnya, Amin. Sehingga namanya berubah menjadi "Ma'ruf Amin".
[[Berkas:Ma'ruf Amin and Wife, Buku Kenangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 1999-2004, p750.jpg|jmpl|150px|Potret Ma'ruf Amin dan istri pertamanya, Siti Churiyah.]]
 
Lahir dengan nama Ma'ruf al-Karkhi pada tanggal [[11 Maret]] [[1943]], yang bertepatan pada tanggal 4 Rabiulawal 1362 Hijriyah di [[Kresek, Tangerang|Desa Kresek]], [[Kabupaten Tangerang|Tangerang]], [[Batavia]], dari pasangan Kyai Haji Mohamad Amin dan Hajjah Maimoenah.<ref name="namakecil">{{cite news|author=|url=https://www.nu.or.id/post/read/95373/nama-kecil-kh-maruf-amin|title=Nama Kecil KH Ma’ruf Amin|website=www.nu.or.id|publisher=NU Online|work=[[Nahdlatul 'Ulama]]|date=7 September 2018|accessdate=22 Oktober 2021|archive-date=2021-10-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20211025231716/https://www.nu.or.id/post/read/95373/nama-kecil-kh-maruf-amin|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita/d-4159878/sudahkah-anda-mengenal-maruf-amin-ini-biografinya|title=Sudahkah Anda Mengenal Ma'ruf Amin? Ini Biografinya|last=Retaduari|first=Elza Astari|work=[[Detik.com|detikcom]]|date=10 Agustus 2018|access-date=23 Oktober 2021|archive-date=2021-10-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20211023163543/https://news.detik.com/berita/d-4159878/sudahkah-anda-mengenal-maruf-amin-ini-biografinya|dead-url=no}}</ref> Ma'ruf terlahir dari keluarga yang sangat religius, bahkan ia masih memiliki garis keturunan dari [[Nawawi al-Bantani]], ulama asal [[Banten]] dan juga masih keturunan [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Maulana Hasanuddin]], [[Sultan Banten|Sultan Banten pertama]] yang memiliki nasab sampai kepada [[Nabi Muhammad SAW]].<ref>{{cite news|author=|url=https://voi.id/en/news/40396/the-genealogy-of-kh-maruf-amin-from-the-descendants-of-king-siliwaangi-to-the-prophet|title=The Genealogy Of KH Ma'ruf Amin From The Descendants Of King Siliwaangi To The Prophet|website=voi.id|date=23 Maret 2021|accessdate=23 Oktober 2021|languange=en|archive-date=2021-10-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20211023081112/https://voi.id/en/news/40396/the-genealogy-of-kh-maruf-amin-from-the-descendants-of-king-siliwaangi-to-the-prophet|dead-url=no}}</ref> Ayahnya memberi nama "Ma'ruf al-Karkhi" bukan tanpa sebab, melainkan Kyai Mohamad Amin berharap Ma'ruf dapat menjadi ahli agama, seperti Abu Mahfudz Ma'ruf bin Firus al-Karkhi atau lebih dikenal dengan Ma'ruf al-Karkhi, seorang ahli sufi dari [[Persia]].<ref name="namakecil" /> Nama "al-Karkhi" pada nama belakang Ma'ruf tidak bertahan begitu lama, karena tidak tercatat dalam dokumen-dokumen legal. Pada tahun-tahun berikutnya, nama yang dipakai adalah nama ayahnya, Amin. Sehingga namanya berubah menjadi "Ma'ruf Amin".
 
Pada tahun 1955, Ma'ruf memperoleh pendidikan awalnya di [[Sekolah Rakyat|Sekolah Rakyat Kresek]] dan bersamaan juga ia digemblengkan pengetahuan agama di Madrasah Ibtidayah Kresek, kemudian melanjutkan pendidikan menengah Madrasah Tsanawiyah (1958) dan Madrasah Aliyahnya (1961) di [[Pondok Pesantren Tebuireng]], [[Jombang]], [[Jawa Timur]] milik [[Hasyim Asy'ari]], pendiri [[Nahdlatul 'Ulama]]. Dia disekolahkan di sebuah pondok pesantren di Banten tahun 1963. Setahun setelahnya, ia menempuh pendidikan tinggi pada tahun 1964 di Fakultas Ushuluddin [[Universitas Ibnu Khaldun]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]] dan berhasil memperoleh gelar sarjana filsafat Islam.<ref name="profilk">{{Cite news |title=Ini Profil Ma'ruf Amin, Cawapres Jokowi |url=https://nasional.kompas.com/read/2018/08/09/18551651/ini-profil-maruf-amin-cawapres-jokowi |accessdate=9 Agustus 2018 |work=[[Kompas.com]] |date=9 Agustus 2018 |language=id |editor-last=Meiliana |editor-first=Diamanty |first=Diamanty |last=Meiliana |archive-date=2020-02-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200220180015/https://nasional.kompas.com/read/2018/08/09/18551651/ini-profil-maruf-amin-cawapres-jokowi |dead-url=no }}</ref> Selepas tamat perguruan tinggi, ia sempat mendapat tawaran prajurit kepolisian sekitar tahun 1965.<ref>{{Cite news |title=Ma'ruf Amin: Santri 'Milanisti' yang Nyaris Jadi Polisi |url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191017170950-32-440445/maruf-amin-santri-milanisti-yang-nyaris-jadi-polisi/2 |accessdate=22 Oktober 2021 |work=[[CNN Indonesia]] |date=19 Oktober 2019 |language=id |archive-date=2021-10-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211023162041/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191017170950-32-440445/maruf-amin-santri-milanisti-yang-nyaris-jadi-polisi/2 |dead-url=no }}</ref> Akan tetapi, tawaran tersebut ditolaknya, bersamaan dengan datangnya penolakan dari pihak keluarganya.