Penaklukan Mesir oleh Fatimiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 22:
 
== Latar Belakang: upaya awal Fatimiyah untuk merebut Mesir ==
[[Dinasti Fatimiyah]] berkuasa di [[Ifriqiyah]] ([[Tunisia]] modern dan [[Aljazair]] timur laut) pada tahun 909 M. Orang-orang Fatimiyah telah meninggalkan rumah mereka di [[Bilad asy-Syam|Suriah]] beberapa tahun sebelumnya, dan berangkat ke [[Arab Magrib|Maghreb]] ketika agen-agen mereka telah membuat kemajuan besar dalam mengubah [[Orang Berber|aliran keagamaan bangsa Berber]] [[Kutama]].{{Sfn|Kennedy|2004|pp=313–314}}{{Sfn|Canard|1965|p=852}} Sementara Fatimiyah tetap bersembunyi, da'i Isma'ili [[Abu Abdallah al-Syi'i]] memimpin orang-orang Kutama untuk menggulingkan dinasti [[Aghlabiyyah|Aghlabiyah]] yang sedangkan berkuasa, sehingga pemimpin Fatimiyah mengungkapkan dirinya di depan umum dan mendeklarasikan dirinya [[Khilafah|sebagai khalifah]] dengan nama pemerintahan sebagai [[Abdullah al-Mahdi Billah|al-Mahdi Billah]] ({{Memerintah|909|934}}).{{Sfn|Canard|1965|p=852}}{{Sfn|Halm|1991|pp=99–138}} Berbeda dengan dinasti-dinasti pra-Fatimiyah di Afrika yang tetap menjadi dinasti regional di pinggiran barat [[Kekhalifahan Abbasiyah]], dinasti Fatimiyah mempunyai pretensi [[Oikumene|ekumenis]]. Dinasti ini mengklaim sebagai keturunan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], putri [[Muhammad]] dan istri [[Ali bin Abi Thalib|Ali]],{{Sfn|Canard|1965|pp=850–852}} para khalifah Fatimiyah juga merupakan pemimpin sekte [[Syiah]] [[Ismailiyah|Isma'ili]], yang para pengikutnya memberi mereka status semi-ilahi sebagai imam, khalifah Allah yang sah di muka bumi. Oleh karena itu, Dinasti Fatimiyah menganggap naiknya kekuasaan mereka sebagai langkah pertama dalam memulihkan posisi mereka yang selayaknya sebagai pemimpin seluruh [[dunia Islam]] melawan Abbasiyah yang pro-[[Sunni]] dan mereka yang bertekad untuk menggulingkan dan menggantikannya.{{Sfn|Canard|1942–1947|pp=158–161, 169, 181–185}}{{Sfn|Walker|1998|p=120}}
[[Berkas:Gold_dinar_of_al-Qaim,_AH_322-334.jpg|al=Photo of the reverse and obverse sides of a gold coin with Arabic writing|ka|jmpl|300x300px| [[Dinar emas]] khalifah [[Kekhalifahan Fathimiyah|Fatimiyah]] kedua, [[al-Qa'im bi-Amr Allah]] . Sebagai pewaris ayahnya, ia memimpin dua invasi Fatimiyah pertama yang gagal ke [[Mesir pada Abad Pertengahan|Mesir]] .]]
Sejalan dengan visi mereka, setelah berdirinya pemerintahan mereka di Ifriqiyah, dinasti Fatimiyah memiliki tujuan berikutnya untuk menaklukkan [[Mesir pada Abad Pertengahan|Mesir]] yang terkenal pintu gerbang ke [[Levant|Syam]] dan [[Mesopotamia Hilir|Irak]], pusat saingan Abbasiyah mereka.{{Sfn|Lev|1988|p=192}} Pada tahun 914, invasi pertama di bawah pimpinan pewaris Fatimiyah[[Al-Qa'im bi-Amr Allah|, al-Qa'im bi-Amr Allah,]] diluncurkan ke arah timur. Mereka merebut [[Kirenaika]] (Barqah), [[Iskandariyah|Aleksandria]] dan [[Oasis Faiyum|Oasis Fayyum]], tetapi gagal merebut ibu kota Mesir, [[Fustat]], dan berhasil dipukul mundur pada tahun 915 M setelah kedatangan bala bantuan Abbasiyah dari Suriah dan Irak.{{Sfn|Lev|1988|pp=187–188}} Invasi kedua dilakukan pada tahun 919–921. Alexandria kembali direbut, tetapi Fatimiyah berhasil dipukul mundur di dekat Fustat dan angkatan laut mereka dihancurkan. Al-Qa'im pindah ke Oasis Fayyum, tetapi terpaksa meninggalkannya saat menghadapi pasukan Abbasiyah baru dan mundur melewati gurun menuju Ifriqiyah.{{Sfn|Lev|1988|pp=188–190}}