Tes psikologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ning Gusti (bicara | kontrib)
Menulis artikel
Ning Gusti (bicara | kontrib)
Merapikan artikel
Baris 22:
Pengembangan sebuah asesmen atau tes psikologi membutuhkan penelitian yang teliti. Beberapa komponen dari proses pengembangan tes meliputi hal-hal berikut ini:
 
* ''Standardisasi'' - Semua prosedur dan langkah harus dijalankan dengan konsisten dari satu lokasi pengujian ke lokasi pengujian lainnya. Upaya untuk mengurangi subjektivitas penguji harus diimplementasikan (lihat konsep objektivitas berikutnya). Tes standar utama harus diujikan secara luas pada sampel besar untuk mengidentifikasi makna dari nilai-nilai tinggi, rendah, dan menengah yang terkandung dalam tes tersebut.
 
* ''Objektivitas'' - Proses penentuan skor harus dilakukan dengan cermat sehingga penilaian yang subjektif dan bias dapat diminimalisir; pengambilan skor harus dilakukan secara seragam untuk setiap peserta tes (lihat penjelasan di bawah).
 
* ''Diskriminasi'' - Skor yang diperoleh dari sebuah tes harus memiliki kemampuan untuk membedakan anggota dari kelompok yang memiliki perbedaan yang signifikan; sebagai contoh, setiap subskala dalam ''MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)'' asli mampu membedakan antara pasien rawat inap yang mengalami gangguan mental dengan anggota dari kelompok pembanding yang sehat.<ref>{{Cite book|last=Domino|first=George|last2=Domino|first2=Marla L|date=2006-04-24|url=https://books.google.co.id/booksid=OiKau0aqtsYC&dq=discrimination+psychological+test&pg=PT34&redir_esc=y#v=onepage&q=discrimination%20psychological%20test&f=false|title=Psychological Testing: An Introduction|pages=34+|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Hogan,|first=Thomas P.|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=4AEdvwEACAAJ&redir_esc=y|title=Psychological Testing: A Practical Introduction|pages=171+|url-status=live}}</ref>
 
* ''Norma Tes'' - Bagian dari proses standarisasi dalam pengembangan tes berskala besar (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya). Norma digunakan oleh psikolog untuk mengkaji variasi individual. Sebagai contoh, penggunaan skala kepribadian yang telah dinormalkan memungkinkan psikolog untuk memahami perbedaan antara individu yang memiliki tingkat [[afektivitas negatif]] atau ''NA'' (''negative affectivity'') yang tinggi dan individu lain yang memiliki tingkat ''NA'' yang rendah atau sedang. Dalam konteks pendidikan, dengan banyaknya tes [[psikoedukatif]], norma tes memungkinkan pendidik dan [[psikolog]] untuk menilai prestasi secara relatif dengan merujuk pada persentil berdasarkan usia atau tingkatan, seperti dalam pencapaian membaca.
 
* ''Keandalan'' - Merujuk pada tingkat konsistensi yang dimiliki oleh sebuah tes atau skala. Keandalan adalah faktor penting yang menjamin bahwa individu akan mendapatkan hasil yang serupa jika mereka mengikuti tes yang sama atau bentuk alternatif dari tes tersebut, bahkan jika mereka mengambil tes yang sama dua kali dalam waktu yang berdekatan. Selain itu, keandalan juga menggambarkan sejauh mana respons yang diberikan pada satu item tes bersifat konsisten dengan respons yang diberikan pada item tes lainnya.
 
* ''Validitas'' - Mengacu pada indikasi atau bukti yang menunjukkan bahwa sebuah tes atau skala memiliki kemampuan untuk mengukur konstruk yang sesuai dengan tujuan pengukurannya.<ref name=":4" /><ref>{{Cite journal|last=Schultz|first=Duane P.|last2=Schultz|first2=Sydney Ellen|date=2020-07-24|title=Psychology and Work Today|url=http://dx.doi.org/10.4324/9781003058847|doi=10.4324/9781003058847}}</ref>
 
== Sampel perilaku ==