Johan Bernard Abraham Fortunatus Mayor Polak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan spam pranala Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 8:
Pada masa pendudukan Jepang, Polak menjadi tawanan perang Jepang. Sebagai [[orang Indo]], Polak menjadi sasaran kecurigaan [[Kempeitai]] (polisi rahasia Jepang). Jepang menangkap Polak dan menawannya di [[Padang]]. Setelah bebas, dia terlibat dalam gerakan antifasisme Jepang [[Eenheid door Democratie]] (EDD) di [[Cirebon]].
 
Setelah Jepang kalah, ia dan para romusha (Belanda maupun pribumi) dirawat di [[Singapura]]. Di Singapura, Polak pernah bekerja di [[Netherlands Bureau for Documentation and Registration of Indonesians]]. Pada akhir 1945, Polak kembali ke Indonesia dan bekerja lagi jadi pegawai kolonial. Semula, dia bekerja sebagai kontrolir di Jakarta hingga sekira Maret 1946. Polak kemudian terlibat di sekitar pendirian [[Negara Indonesia Timur]] (NIT) pada akhir 1946.
 
Polak menjadi salah satu anggota parlemen NIT yang berpusat di [[Makassar]]. Polak mewakili golongan Indo Eropa. Sejak Januari 1947, Polak ditunjuk jadi asisten residen yang diperbantukan untuk dewan raja-raja [[Bali]] yang disebut [[Paruman Agung]].