Tonny Koeswoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Melindungi "[[Tonny Koeswoyo": Menjadi sasaran penyuntingan yang mengganggu ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 30 Juli 2024 10.43 (UTC)) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 30 Juli 2024 10.43 (UTC)))
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Melindungi "Tonny Koeswoyo": Menjadi sasaran penyuntingan yang mengganggu ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 30 November 2024 10.43 (UTC)) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 30 November 2024 10.43 (UTC)))
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Baris 132:
Murry sempat ngambek dan pergi ke [[Jember]], Jawa Timur sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sambil bermain band bersama [[Gombloh]] dalam grup musik [[Lemon Tree's Anno '69|Lemon Trees]]. Tonny kemudian menyusul Murry ke Jember untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI, orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya ''“Derita”'', ''“Kembali ke Jakarta”'', ''“Malam Ini”'', ''“Bunga di Tepi Jalan”'' hingga lagu ''“Cinta Buta”'', Koes Plus mulai mendominasi musik Indonesia waktu itu di tangga musik radio.
 
Pada album Koes Plus volume II pada tahun 1970, Tonny berhasil membujuk kembali adik laki-laki terkecilnya Yok untuk bergabung dengan Koes Plus. Sejak itu Yok pun resmi bergabung menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Totok AR yang mengundurkan dirikeluar. Totok AR kemudian bergabung dengan band [[Pertamina]].<ref name="nadatjerita.wordpress.com"/> Dalam kesempatan itu Tonny memang tidak mengajak adiknya Nomo untuk bergabung kembali. Ia telah menemukan form yang pas dari alur pukulan drum Murry yang sesuai gaya bermusiknya. Selain itu Murry juga bisa menciptakan lagu, sesuai dengan keinginan Tonny. Bersama Murry, mereka membesarkan grup Koes Plus. Dalam album II ini nama Koes Plus mulai dikenal. Koes Plus perlahan meraih kepopuleran dan mulai menjadi raja di kalangan band nasional.
 
Nama Koes Plus mulai dielu-elukan khalayak secara ''live'' setelah tampil membawakan lagu ''Derita'', ''Selalu'' serta ''Manis Dan Sayang'' dalam acara Jambore Band di [[Istora Senayan]] November 1970. Saat itu Koes Plus tampil bersama band [[Panbers]] dan beberapa band sohor lainnya. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris membawakan lagu Led Zeppelin, [[Grand Funk Railroad]], [[Black Sabbath]] dan [[Deep Purple]]. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu ciptaan sendiri berbahasa Indonesia. Sejak itu popularitas Koes Plus seolah tak terbendung, menggelegar, dan merajai industri musik Indonesia. Terlebih setelah Koes Plus berpindah ke label '''Remaco''' yang dipimpin '''Eugene Timothy'''. Koes Plus akhirnya menjadi mesin hits yang terus dipacu tiada henti oleh Remaco. Dalam catatan pada tahun 1974 Koes Plus merilis sekitar 24 album yang berarti setiap sebulan sekali Koes Plus merilis 2 album.