Saddam Hussein: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aku sedih (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 82:
Sebagai wakil presiden di bawah Jenderal yang sakit [[Ahmed Hassan al-Bakr]], dan pada saat banyak kelompok dianggap mampu menggulingkan pemerintah, Saddam menciptakan pasukan keamanan yang mengontrol konflik antara pemerintah dan angkatan bersenjata dengan ketat. Pada awal 1970-an, Saddam menasionalisasi [[Iraq Petroleum Company]] dan bank-bank independen, yang pada akhirnya membuat sistem perbankan bangkrut karena [[inflasi]] dan kredit macet.<ref name="economist2004">{{cite news |url=http://www.economist.com/node/2792407?story_id=2792407 |title=Banking in Iraq&nbsp;– A tricky operation |date=24 June 2004 |newspaper=[[The Economist]] }}</ref> Sepanjang tahun 1970-an, Saddam mengkonsolidasikan otoritasnya atas aparat pemerintah karena uang minyak membantu ekonomi Irak tumbuh pesat. Posisi kekuasaan di negara itu sebagian besar diisi oleh [[Muslim Sunni|Sunni]] Arab, minoritas yang hanya seperlima dari populasi.<ref>{{cite book|author-link1=Efraim Karsh|last1=Karsh|first1=Efraim|last2=Rautsi|first2=Inari|title=Saddam Hussein: A Political Biography|url=https://archive.org/details/saddamhusseinpol0000kars|publisher=[[Grove Press]]|year=2002|isbn=978-0-8021-3978-8|page=[https://archive.org/details/saddamhusseinpol0000kars/page/38 38]}}</ref>
 
Saddam secara resmi mengambil alih kekuasaan pada tahun 1979, meskipun dia telah menjadi kepala Irak secara "de facto" selama beberapa tahun. Dia menekan beberapa gerakan, khususnya gerakan [[Islam Syiah di Irak|Syiah]] dan [[Kurdi di Irak|Kurdi]] yang masing-masing berusaha menggulingkan pemerintah atau memperoleh kemerdekaan,<ref>{{cite web|url=https://fpc.state.gov/documents/organization/58276.pdf|title=U.S. Relations With Anti-Saddam Groups|publisher=Congressional Research Service|access-date=15 April 2012}}</ref> dan mempertahankan kekuasaan selama [[Perang Iran–Irak]] dan [[Perang Teluk]]. Dia menjalankan pemerintahan [[Otoritarianisme|otoriter]] yang represif,<ref>{{Cite book|last=Blaydes|first=Lisa|url=http://worldcat.org/oclc/1104855351|title=State of Repression: Iraq under Saddam Hussein|publisher=Princeton University Press|year=2018|isbn=978-1-4008-9032-3|oclc=1104855351}}</ref> yang digambarkan oleh beberapa analis sebagai [[totalitarianisme|totaliter]],<ref>{{cite book |last=Makiya |first=Kanan |author-link=Kanan Makiya |date=1993 |title=Cruelty and Silence: War, Tyranny, Uprising, and the Arab World |url=https://archive.org/details/crueltysilencewa00maki |publisher=[[W. W. Norton & Company]] |page=[https://archive.org/details/crueltysilencewa00maki/page/19 19] |isbn=978-0-393-31141-9}}</ref><ref>{{cite book |last=Bengio |first=Ofra |date=1998 |title=Saddam's Word: The Political Discourse in Iraq |url=https://archive.org/details/saddamswordpolit0000beng |publisher=[[Oxford University Press]] |isbn=978-0-19-511439-3}}</ref><ref>{{cite journal |last1=Woods |first1=Kevin M. |last2=Stout |first2=Mark E. |date=16 December 2010 |title=New Sources for the Study of Iraqi Intelligence during the Saddam Era |url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/02684527.2010.537033 |journal=[[Intelligence and National Security]] |volume=25 |issue=4 |pages=547–587 |doi=10.1080/02684527.2010.537033 |s2cid=153605621 |access-date=11 March 2022}}</ref><ref>{{cite book |last=Faust |first=Aaron M. |date=15 November 2015 |title=The Ba'thification of Iraq: Saddam Hussein's Totalitarianism |publisher=[[University of Texas Press]] |isbn=978-1-4773-0557-7}}</ref> meskipun penerapan label itu telah diperdebatkan.<ref name="Sassoon 2017">{{cite journal|last=Sassoon|first=Joseph|url=https://www.cambridge.org/core/journals/international-journal-of-middle-east-studies/article/aaron-m-faust-the-bathification-of-iraq-saddam-husseins-totalitarianism-austin-tex-university-of-texas-press-2015-pp-296-5500-cloth-isbn-9781477305577/3E2A3E4D523556848C0E24AC9318B019|title=Aaron M. Faust, ''The Ba'thification of Iraq: Saddam Hussein's Totalitarianism'' [Book Review]|journal=[[International Journal of Middle East Studies]]|volume=49|issue=1|date=February 2017|publisher=[[Cambridge University Press]]|pages=205–206|doi=10.1017/S0020743816001392|s2cid=164804585|quote=First, Faust totally ignores the economy in his analysis. This oversight is remarkable given his attempt to trace how the regime became totalitarian, which, by definition, encompasses all facets of life.&nbsp;... Second, the comparison with Stalin or Hitler is weak when one takes into consideration how many Iraqis were allowed to leave the country. Although citizens needed to undergo a convoluted and bureaucratic procedure to obtain the necessary papers to leave the country, the fact remains that more than one million Iraqis migrated from Iraq from the end of the Iran–Iraq War in 1988 until the US-led invasion in 2003. Third, religion under Stalin did not function in the same manner as it did in Iraq, and while Faust details how the Shia were not allowed to engage in some of their ceremonies, the average Iraqi was allowed to pray at home and in a mosque.&nbsp;... it is correct that the security services kept a watch on religious establishments and mosques, but the Iraqi approach is somewhat different from that pursued by Stalin's totalitarianism. ''[Pertama, Faust benar-benar mengabaikan ekonomi dalam analisisnya. Pengawasan ini luar biasa mengingat upayanya untuk melacak bagaimana rezim menjadi totaliter, yang, menurut definisi, mencakup semua aspek kehidupan. ... Kedua, perbandingan dengan Stalin atau Hitler lemah ketika seseorang mempertimbangkan berapa banyak orang Irak yang diizinkan meninggalkan negara itu. Meskipun warga harus menjalani prosedur yang berbelit-belit dan birokratis untuk mendapatkan surat-surat yang diperlukan untuk meninggalkan negara itu, faktanya tetap bahwa lebih dari satu juta orang Irak bermigrasi dari Irak sejak akhir Perang Iran-Irak pada tahun 1988 hingga invasi pimpinan AS di 2003. Ketiga, agama di bawah Stalin tidak berfungsi dengan cara yang sama seperti di Irak, dan sementara Faust merinci bagaimana Syiah tidak diizinkan untuk terlibat dalam beberapa upacara mereka, rata-rata orang Irak diizinkan untuk berdoa di rumah dan di rumah. masjid. ... benar bahwa dinas keamanan mengawasi tempat-tempat ibadah dan masjid, tetapi pendekatan Irak agak berbeda dari yang dilakukan oleh totalitarianisme Stalin.]''}}</ref> Aturan Saddam ditandai oleh [[Hak asasi manusia di Irak Saddam Hussein|banyak pelanggaran hak asasi manusia]], termasuk [[Hak asasi manusia di Irak Saddam Hussein#Jumlah korban|diperkirakan 250.000 pembunuhan sewenang-wenang]] dan invasi berdarah ke negara tetangga [[invasi Irak ke Iran|Iran]] dan [[invasi Irak ke Kuwait|Kuwait]].<ref>{{cite web|author-link=John Fisher Burns|last=Burns|first=John F.|url=https://www.nytimes.com/2003/01/26/weekinreview/the-world-how-many-people-has-hussein-killed.html|title=How Many People Has Hussein Killed?|work=[[The New York Times]]|date=26 January 2003|access-date=20 February 2022|quote=The largest number of deaths attributable to Mr. Hussein's regime resulted from the war between Iraq and Iran between 1980 and 1988, which was launched by Mr. Hussein. Iraq says its own toll was 500,000, and Iran's reckoning ranges upward of 300,000. Then there are the casualties in the wake of Iraq's 1990 occupation of Kuwait. Iraq's official toll from American bombing in that war is 100,000—surely a gross exaggeration—but nobody contests that thousands of Iraqi soldiers and civilians were killed in the American campaign to oust Mr. Hussein's forces from Kuwait. In addition, 1,000 Kuwaitis died during the fighting and occupation in their country. Casualties from Iraq's gulag are harder to estimate. Accounts collected by Western human rights groups from Iraqi émigrés and defectors have suggested that the number of those who have 'disappeared' into the hands of the secret police, never to be heard from again, could be 200,000. ''[Jumlah kematian terbesar yang disebabkan oleh rezim Tuan Hussein dihasilkan dari perang antara Irak dan Iran antara tahun 1980 dan 1988, yang dilancarkan oleh Tuan Hussein. Irak mengatakan jumlah korbannya sendiri adalah 500.000, dan perhitungan Iran berkisar di atas 300.000. Lalu ada korban setelah pendudukan Irak tahun 1990 di Kuwait. Korban resmi Irak dari pemboman Amerika dalam perang itu adalah 100.000—tentu saja dibesar-besarkan—tetapi tidak ada yang membantah bahwa ribuan tentara Irak dan warga sipil tewas dalam kampanye Amerika untuk mengusir pasukan Hussein dari Kuwait. Selain itu, 1.000 warga Kuwait tewas selama pertempuran dan pendudukan di negara mereka. Korban dari gulag Irak lebih sulit diperkirakan. Laporan yang dikumpulkan oleh kelompok hak asasi manusia Barat dari emigran Irak dan pembelot menunjukkan bahwa jumlah mereka yang telah 'menghilang' ke tangan polisi rahasia, tidak pernah terdengar lagi, bisa menjadi 200.000.]''}}</ref>
 
== Masa kecil ==