Merek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arindashifa (bicara | kontrib) k Penambahan informasi |
Arindashifa (bicara | kontrib) k Penambahan informasi Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor |
||
Baris 46:
Penggunaan tanda identitas pada produk menurun setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi. Pada [[Abad Pertengahan]] Eropa, [[heraldik]] mengembangkan bahasa simbolisme visual yang berperan dalam evolusi pencitraan merek, dan dengan bangkitnya [[Gilda (perhimpunan)|serikat pedagang]], penggunaan merek muncul kembali dan diterapkan pada jenis barang tertentu. Pada abad ke-13, penggunaan merek pembuat telah menjadi jelas pada berbagai macam barang. Pada tahun 1266, tanda pembuat roti menjadi wajib di Inggris. Orang Italia menggunakan merek berupa tanda air di atas kertas pada abad ke-13. Perangko buta, tanda khas, dan tanda pembuat perak—semua jenis merek—mulai digunakan secara luas di seluruh Eropa selama periode ini. Ciri khasnya, meskipun dikenal sejak abad ke-4, khususnya di Bizantium, baru digunakan secara umum pada periode Abad Pertengahan. Perajin perak Inggris memperkenalkan ciri khas perak pada tahun 1300.
Beberapa merek yang masih eksis hingga tahun 2018 berasal dari masa produksi massal abad ke-17, 18, dan 19. Bass Brewery, tempat pembuatan bir Inggris yang didirikan pada tahun 1777, menjadi pionir dalam pemasaran merek internasional. Bertahun-tahun sebelum tahun 1855, Bass menerapkan segitiga merah pada tong bir pucatnya. Pada tahun 1876, merek segitiga merahnya menjadi merek dagang terdaftar pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris. [[Guinness World Records]] mengakui [[Tate & Lyle]] (dari Sirup Emas Lyle) sebagai merek dan kemasan tertua di Inggris, dan di dunia, dengan kemasan hijau dan emasnya hampir tidak berubah sejak tahun 1885. Teh [[Twinings]] telah menggunakan logo yang sama – huruf kapital di bawah lambang singa – sejak tahun 1787, menjadikannya teh tertua di dunia yang masih terus digunakan.
Ciri khas pemasaran massal pada abad ke-19 adalah meluasnya penggunaan merek, yang dimulai dengan munculnya [[barang]]-barang kemasan. [[Industrialisasi]] memindahkan produksi banyak barang rumah tangga, seperti sabun, dari masyarakat lokal ke pabrik terpusat. Saat mengirimkan barang-barangnya, pabrik-pabrik tersebut akan mencantumkan logo atau lambang perusahaan mereka pada tong yang digunakan, yang secara efektif menggunakan merek dagang perusahaan sebagai merek semu. Pabrik-pabrik yang didirikan setelah [[Revolusi Industri]] memperkenalkan barang-barang yang diproduksi secara massal dan perlu menjual produk mereka ke pasar yang lebih luas—yaitu, kepada pelanggan yang sebelumnya hanya mengenal barang-barang produksi lokal. Tampak jelas bahwa sabun kemasan generik mengalami kesulitan bersaing dengan produk lokal yang sudah dikenal. Produsen barang dalam kemasan perlu meyakinkan pasar bahwa masyarakat juga bisa menaruh kepercayaan pada produk non-lokal. Secara bertahap, produsen mulai menggunakan pengenal pribadi untuk membedakan barang mereka dari produk generik yang ada di pasaran. Para pemasar pada umumnya mulai menyadari bahwa merek-merek yang melekat pada kepribadian, terjual lebih banyak daripada merek-merek saingannya. Pada tahun 1880-an, produsen besar telah belajar untuk menanamkan [[identitas]] merek mereka dengan ciri-ciri [[kepribadian]] seperti kemudaan, kesenangan, daya tarik seks, kemewahan atau faktor "keren". Hal ini memulai praktik modern yang sekarang dikenal sebagai branding, di mana konsumen membeli merek, bukan produk, dan mengandalkan nama merek, bukan rekomendasi pengecer.
Proses pemberian karakteristik “manusia” pada suatu merek mewakili, setidaknya sebagian, respons terhadap kekhawatiran konsumen terhadap barang-barang yang diproduksi secara massal. Perusahaan Quaker Oats mulai menggunakan gambar Manusia Quaker sebagai pengganti merek dagang pada akhir tahun 1870-an, dengan sukses besar. Sabun pir, sup Campbell, Coca-Cola, permen karet Juicy Fruit, dan campuran pancake Bibi Jemima juga merupakan produk pertama yang diberi "merek" dalam upaya meningkatkan pemahaman konsumen terhadap keunggulan produk tersebut. Merek lain yang berasal dari era tersebut, seperti nasi Ben's Original dan sereal sarapan Kellogg, memberikan ilustrasi tren tersebut.
Pada awal tahun 1900-an, publikasi pers perdagangan, [[Agen periklanan|biro periklanan]], dan pakar periklanan mulai memproduksi buku dan pamflet yang mendesak produsen untuk mengabaikan pengecer dan beriklan langsung ke konsumen dengan pesan merek yang kuat. Sekitar tahun 1900, pakar periklanan James Walter Thompson menerbitkan iklan perumahan yang menjelaskan iklan merek dagang. Ini adalah penjelasan komersial awal tentang apa yang sekarang dikenal oleh para sarjana sebagai branding modern dan awal dari manajemen merek. Tren ini berlanjut hingga tahun 1980an, dan pada tahun 2018 diukur oleh pemasar dalam konsep seperti nilai merek dan ekuitas merek.
== Hierarki Penjenamaan ==
|