Sa'id bin Amir al-Jumahi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
keistimewaan Said bin Amir |
||
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
'''Said bin Amir al-Jumahi''' ({{lang-ar|سعيد بن عامر الجماحي}}) adalah [[sahabat Nabi]] [[Muhammad]] dan [[Gubernur]] [[Homs]] pada masa [[Khalifah]] [[Umar bin Khattab|Umar]]. Beliau menerima kebenaran Islam sebelum pembebasan Khaibar. Beliau lahir pada tahun 601 M dan wafat pada tahun 641 H atau 20 H diusia 40 tahun. Dan beliau adalah seorang muhajirin atau ikut hijrah ke Madinah.
== Biografi ==
Baris 14:
Selama menjabat sebagai gubernur Homs, ia memilih untuk hidup dalam kemiskinan dan tetap rendah hati meski ia memiliki kedudukan tinggi.<ref>[https://books.google.com/books?id=Vi5D4RZBKPQC&pg=PT183&dq=Amir+al-Jumahi&hl=en&sa=X&ei=ec3fVNKgJ4eeugTHx4KwDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Amir%20al-Jumahi&f=false Companions of the Prophet; IslamKotob]</ref>
== Keistimewaan Said bin Amir ra ==
Berikut adalah keistimewaan dari sahabat Said bin Amir ra:
# DIpilih [[Umar bin Khattab|Umar bin Khattab ra]] menjadi Gubernur [[Homs]], Syuriah karena kezuhudan beliau akan dunia. Awalnya beliau menolak, dengan berkata, "Janganlah engkau menjerumuskan diriku kedalam fitnah, wahai amirul mukminin". Maka dengan nada keras Umar bin KHattab berkata: "Tidak, Demi Allah, aku tidak akan membiarkanmu menolak. APakah kalian hendak membebankan amanah dan khalifah diatas pundakku, lalu kalian meninggalkan diriku begitu saja?"<ref name=":0">{{Cite book|last=Muhammad Khalid|first=Khalid|date=Rabiul AKhir, 1439 H|url=https://books.google.co.id/books?id=hQKwDgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Biografi 60 Sahabat Nabi|location=Jakarta Timur|publisher=UMMUL QURA|isbn=9786029896886|pages=161-168|url-status=live}}</ref>
# Memiliki kedermawanan yang luar biasa. Dikisahkan ketika akan berangkat ke Homs, Suriah untuk menunaikan tugasnya sebagai walikota, beliau bersama Istrinya diberi bekal yang cukup banyak. Ketika sampai di Homs, istrinya berniat ingin membelanjakan bekal tersebut untuk membeli pakaian yang layak dan kebutuhan hidup di sana. Maka Said berkata, "Maukah aku tunjukkan yang lebih baik dari rencana mu ini? Kita berada disuatu neger yang sangat pesat perdagananya dan laris barang jualannya. Lebih baik kita serahkan harta ini kepada seseorang yang akan mengambilnya sebagai modal dan akan mengembangkannya." istrinya pun setuju setelah suami sanggup menjamin jika perdagangannya nanti rugi. Maka Said pun mengambil bekal dari Umar bin Khattab, ra, dia belikan keperluan dirinya dan istrinya, juga pakaian yang sederhana. Setelah itu, sisanya yang masih cukup banyak dia berikan kepada fakir miskin hingga habis. Karena perdagangan yang dimaksud adalah perdagangan akhirat yang pasti untung. Akhirnya setelah beberapa lama, istrinya pun tahu bahwa harta yang dulu dibawa suaminya habis disedekahkan, tidak jadi untuk perdagangan dunia. istrinya pun menangis sedih. Maka Sa'id pun berkata, "Aku mempunyai rekan-rekan yang telah lebih dulu menemui Allah, saya tidak ingin menyimpang dari jalan mereka, walau ditebus dengan dunia dan segala isinya". Hingga akhirnya, istri Said pun meniti jalan kezuhudan terhada dunia sebagaimana saminya, Said bin amir <ref name=":0" />
# Menjadi pemimpin yang baik dan dicintai rakyatnya. Sampai pada suatu saat Umar berkata pada Said, "Orang-orang siria mencintaimu"<ref name=":0" />
# Tetap sederhana meski sudah menjadi seorang pejabat. DIkisahkan Said diprotes rakyatnya karena baru keluar menemui rakyatnya ketika sudah menjelang siang. Maka Said menjawab, "Keluarga kami tidak punya pelayan, sehingga sayalah yang membuat adonan tepung dan membiarkannya sampai mengembang, lalu saya membuat roti dan kemudian wudhu untuk sholat dhuha, baru kemudian menemui mereka".<ref name=":0" />
# Memilih hidup miskin, padahal tunjangan sebagai Pemimpin Homs cukup besar. Ketika beliau didesak agar menggunakan tunjangannya untuk lebih melonggarkan kehidupan keluarganya, beliau menolak dan berkata, "Aku tidak ingin ketinggalan daru rombongan yang pertama, yakni setelah saya mendengar Rosulallah sholallahualaihi wasallam, "Allah azza wajalla menghimpun manusia untuk dihadapkan ke pengadilan. Kemudian datanglah orang-orang miskin yang beriman, berdesak-desakan maju kedepan tidak ubahnya bagai kawanan burung merpati. Lalu ada yang berseru kepada mereka, "Berhentilah kalian untuk menghadapi perhitungan!" Mereka menjawab, "Kami tidak punya apa-apa untuk diperiksa." Allah pun berfirman, 'Hamba-hamba-Ku itu benar" lalu mereka masuk surga sebelum orang lain masuk".<ref name=":0" />
== Referensi ==
|