Globalisasi di Korea Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
Korea Selatan merupakan negara dengan perekonomian ekspor terbesar di urutan ke 5 di dunia dan ke 6 untuk kompleksitas ekonmi menurut Indeks Kompleksitas Ekonomi (IKE) dengan tujuan ekspor utama terposat di Tiongkok ($129 Miliar)<ref>[https://atlas.media.mit.edu/en/profile/country/kor/ "OEC - South Korea (KOR) Exports, Imports, and Trade Partners". ''atlas.media.mit.edu''. Retrieved 2019-06-01.]</ref> dengan total populasi 51.324.823 jiwa pada tahun 2018.<ref>"South Korea Population (2019) - Worldometers". ''www.worldometers.info''. Retrieved 2019-06-01.</ref>
[[Globalisasi]] berasal dari penjajahan Eropa terhadap benua-benua di Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, perkembangannya masih terbelakang sampai pada [[Perang Dunia II|Perang Dunia ke 2]], ketika globalisasi telah terjadi di seluruh dunia.<ref>Guttal, Shalmali (2007). "Globalisation". ''Development in Practice''. '''17''' (4/5): 523–531. [[Doi (identifier)|doi]]:10.1080/09614520701469492. [[ISSN (identifier)|ISSN]] 0961-4524. [[JSTOR (identifier)|JSTOR]] 25548249. [[S2CID (identifier)|S2CID]] 218523141.</ref> Globbalisasi dapat didefinisikan sebagai proses tidak merata yang berfokus pada transformasi kondisi sosial kebangsaan saat ini menjadi jaringan internasional yang terhubung.<ref>Steger, Manfred B. (2017). ''Globalization: A Very Short Introduction''. Oxford University Press. [[ISBN (identifier)|ISBN]] [[Special:BookSources/9780198779551|<bdi>9780198779551</bdi>]].</ref> Selain itu, globalisasi menciptakan duunia yang bersatu dan selaras dengan menggabungkan praktik-praktik yang sudah ada dengan yang baru. Globalisasi berdampak pada berbagai aspek kehidupan, terutama perekonomian dunia karena globalisasi memiliki tujuan untuk mengalihkan jaringan sosial dan koneksi yang ada untuk membangun koneksi eksklusif antar negara.<ref>Pieterse, Jan Nederveen (1994-06-01). "Globalisation as Hybridisation". ''International Sociology''. '''9''' (2): 161–184. [[Doi (identifier)|doi]]:10.1177/026858094009002003. [[ISSN (identifier)|ISSN]] 0268-5809. [[S2CID (identifier)|S2CID]] 145516518.</ref> Terlebih lagi, fenomena globalisasi dimulai di kawasan barat yang pada akhirnya menyebar ke wilayah Asia pada tahun 1990-an ketika terjadi krisis ekonomi di Asia. Oleh sebab itu, negara-negara Asia memandang globalisasi sebagai kunci untuk mengatasi kesulitan keuangan dan berakhir menganut [[Budaya Barat|budaya barat]], yang juga dikenal dengan istilah [[westernisasi]].<ref>[https://books.google.com/books?id=Z71cO1bmokkC&q=Guiding+globalisation+in+East+Asia%3A+new+roles+for+old+developmental+states.+States+in+the+global+economy&pg=PA245 Weiss, Linda (2003-02-13). ''States in the Global Economy: Bringing Domestic Institutions Back In''. Cambridge University Press. ][[ISBN (identifier)|ISBN]] [[Special:BookSources/9780521525381|<bdi>9780521525381</bdi>]].</ref>
|