Pulau Bangka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 34:
<!--diambil dari [[Suku Bangka]] (anon)-->
Bangka menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka mengandung arti "sudah tua" atau "sangat tua", sehingga pulau Bangka dapat diartikan sebagai "pulau yang sudah tua". Bila merujuk pada kandungan bahan galian yang terdapat di daerah ini, pulau Bangka banyak mengandung bahan-bahan galian mineral yang tentunya terjadi dari proses alam yang berlaku berjuta-juta tahun. Salah satu contohnya adalah bahan galian timah, oleh karenanya masyarakat menyebutnya dengan sebutan Pulau Bangka.
 
Dalam Epos Ramayana disebutkan berbagai pulau di Nusantara seperti Yawadwipa, Suwarnadwipa dan Rupyakadipa. Yawadwipa merujuk kepada Pulau Jawa saat ini dengan tanahnya yang subur dengan komoditas utama berupa padi. Suwarnadwipa dengan komoditas utama barang tambang berupa Emas. Dan Rupyakadwipa (Pulau Perak) yang diduga adalah Pulau Bangka yang juga mempunyai banyak tambang.
 
Kata bangka dapat juga berasal dari kata wangka yang artinya [[timah]]. Karena di daerah ini ditemukan bahan galian timah, maka disebut Pulau Timah. Karena pergeseran atau bunyi bahasa yang berubah maka masyarakat lebih lekat memanggil pulau ini dengan kata Pulau Bangka atau pulau bertimah. Menurut cerita rakyat, Pulau Bangka tidak mempunyai penduduk asli, semua penduduk adalah pendatang dari suku yang diberi nama suku sekak. Masyarakatnya masih menganut animisme. Kemudian masuk bangsa melayu dari daratan malaka dengan membawa agama Islam yang kemudian berkembang sampai sekarang.