Abu al-Mafakhir dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 36:
Keinginan [[VOC]] untuk melakukan monopoli perdagangan lada di Banten merupakan sumber konflik antara Banten dan VOC, karena sultan Abulmufakhir menolak mentah-mentah kemauan [[VOC]] tersebut yang hendak memaksakan monopoli perdagangan. Dengan kokohnya kedudukan VOC di [[Batavia]] sejak 1619 setelah berganti nama dari [[Jayakarta]], konflik antara kedua belah pihak kian memuncak.<ref>Vlekke, Bernard Hubertus Maria. 2008. Nusantara: sejarah Indonesia. [[Jakarta]]: Gramedia</ref> VOC menerapkan blokade terhadap pelabuhan niaga Banten dengan melarang dan menyerang jung-jung dari Cina dan perahu-perahu dari [[Maluku]] yang akan berdagang ke pelabuhan Banten.<ref>{{Cite book|last=M.Hum|first=Ikot Sholehat|url=https://books.google.com/books?id=N1W6DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA28&dq=blokade+VOC+Banten&hl=en|title=PERDAGANGAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN AKHIR ABAD XVI-XVII|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-623-227-199-9|language=id}}</ref> Blokade ini mengakibatkan pelabuhan Banten menjadi tidak berkembang sehingga mendorong orang-orang Banten untuk memprovokasi VOC. Tindakan ini dibalas oleh VOC dengan melakukan ekspedisi ke [[Tanara, Serang|Tanara,]] [[Anyar, Serang|Anyer]], dan [[Lampung]]. Bahkan [[Kota Kuno Banten|Kota Banten]] sendiri berkali-kali diblokade VOC.<ref>{{Cite book|last=Adung|url=https://books.google.com/books?id=vnagEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA129&dq=kota+banten+blokade&hl=en|title=Sejarah Sumur Sentul : Tapak Tilas Atau Petilasan Para Ulama Dan Pejuang Kemerdekaan|publisher=GUEPEDIA|language=id}}</ref>
Situasi ini mendorong terjadinya perang antara kedua belah pihak pada bulan November 1633. Perang tersebut menurut versi VOC dimulai karena orang Banten banyak yang melalukan pengerusakan dan perampokan kepada aset dan barang milik VOC, sehingga memicu perang besar antara Kesultanan Banten dengan VOC. Pihak Kesultanan Banten berhasil mengalahkan pasukan VOC dikarenakan pada masa itu VOC sedang melemah akibat berperang dengan Mataram.<ref name="michrob">Michrob, Halwany, A. Mudjahid Chudari. 1989. Catatan masalalu Banten. [[Serang]]: Pengurus Daerah Tingkat II Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kapubaten Serang</ref
Di tanggal 5 Januari 1634 VOC mengirimkan lagi pasukan laut yang lebih kuat untuk mengepung Keraton Surosowan, lalu diadakan blokade menyeluruh atas wilayah perairan [[Teluk Banten]]. Pengepungan VOC di perairan Tanara dapat digagalkan oleh pasukan yang dipimpin [[Tubagus Singaraja]], bangsawan pejabat Banten di Tanara, sedangkan pengepungan di perairan pelabuhan Banten baru dapat digagalkan setelah digunakannya taktik yang baru melalui pembakaran kapal-kapal pemblokade VOC yang dipimpin kapal induk yang disebut ''Barungut''.<ref name="michrob2">Michrob, Halwany, A. Mudjahid Chudari. 1989. Catatan masalalu Banten. [[Serang]]: Pengurus Daerah Tingkat II Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kapubaten Serang</ref> Kapal ''Barungut'' yang sebelumnya diperbaiki di [[Batavia]] pada malam harinya dibakar atas usul Wangsadipa,<ref name="titik">Pudjiastuti, Titik. 2007. Perang, Dagang, Persahabatan : Surat-surat Sultan Banten. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia</ref> peristiwa pembakaran blokade ini dikenal dengan nama ''Pabaranang,''<ref name="titik2">Pudjiastuti, Titik. 2015. Menyusuri Jejak Kesultanan Banten. [[Jakarta]]: Wedatama Widya Sastra</ref> dimana pembakaran ini terbagi dalam dua sesi, sesi pertama terjadi pada malam hari di tanggal 4 dan 5 Januari 1634 dan sesi kedua terjadi pada malam hari di tanggal 10 dan 11 Januari 1634.<ref name="djajadiningrat2">Djajadiningrat, Hosein. 1983. Tinjauan kritis tentang sajarah Banten: sumbangan bagi pengenalan sifat-sifat penulisan sejarah Jawa. [[Jakarta]]: Djambatan</ref><ref name="agusp">Prasetyo, Agus. 2019. Raja Sufi dari Kesultanan Banten : Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir (1596-1651 M). [[Jakarta]] : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah</ref> Banten dan VOC , kedua belah pihak menandatangani perjanjian perdamaian di masa kepemimpinan Gubernur Jenderal [[Antonio van Diemen]], meskipun selama dua dasawarsa berikutnya hubungan mereka tetap tegang.<ref name=":1" /><ref name="agusp2">Prasetyo, Agus. 2019. Raja Sufi dari Kesultanan Banten : Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir (1596-1651 M). [[Jakarta]] : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah</ref>
=== Konflik dengan Mataram ===
|