Semenanjung Onin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 17:
Hubungan lain yang kemungkinan menunjukan hubungan Kondjol/Onim dengan pulau Jawa adalah adanya kepemilikan yang menyerupai [[Keris]] dan patung [[Buddha]] beserta legenda lokal berupa:
: Ada leluhur bernama Onain kabur dari Jawa karena peperangan dari Hindhu-Buddha dan Islam ke Bali. Dia menyimpan Keris dan patung Buddha tersebut dan kabur ke Ternate dan sampai di sore hari. Pada malam hari, orang Onain diterima dengan baik oleh orang Anggiluly dan hari berikutnya mereka membuat rumah bersama untuk masing-masing. Lalu terdapat peperangan lagi sehingga pada orang Anggiluly dan orang Onain kabur ke pulau Papua. Mereka mengetahuinya karena pernah berburu burung cendrawasih. Lalu mereka berpamitan dengan Sultan dan berangkat pada pagi hari, saat malam tiba, mereka kehilangan satu sama yang lainnya karena gelap. Orang Anggiluly pergi ke pulau Ega, dimana mereka menemukan pulau menyerupai huruf 'O' sehingga dinamai Onin. Sedangkan orang Onain pergi ke pulau yang bentuknya menyerupai songkok, sehingga mereka menamakan pulau ini dengan kata dalam bahasa Tidore untuk topi ini yaitu: Kowiai. dongeng yang buruk tidak dapat dikaitkan dengan cerita sejarah Papua
<ref group=Catatan name=Catatan01/><ref name= "Slama Munro 2015 hlm.112">{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |title=From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities |publisher=Australian National University Press |year=2015 |isbn=978-1-925022-43-8 |editor=Martin Slama and Jenny Munro |location=Canberra |page=112}}</ref><ref name="Mawara 2021">{{cite journal | last=Mawara | first=Agustinus | title=PULAU MIWARA PUSAT NIAGA MASA LAMPAU: Tinjauan Sejarah Perdagangan Tradisional di Teluk Triton | journal=Kebudayaan | publisher=Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (Kemendikbud) | volume=16 | issue=2 | date=2021-12-31 | issn=2685-8088 | doi=10.24832/jk.v16i2.379 | url=https://jurnalpuslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/index.php/kebudayaan/article/download/379/207|page=}}</ref> Orang-orang Kondjol/Onim juga mengenal tokoh 'Raja Angguok' dimana ia dianggap berperan aktif dalam penyebaran agama Kristen di [[Teminabuan, Sorong Selatan|Teminabuan]], [[Suku Ayamaru|Ayamaru]], [[Suku Aitinyo|Aitinyo]] dan [[Suku Aifat|Aifat]]. Menurut catatan petugas sipil Belanda, Dumas, di ''Memorandum for the Afdeeling West Nieuw-Guinea (1911)'', Angg(u)ok adalah perantara Belanda dengan orang Papua di sungai Kaibus. Banyak beberapa lagu lokal yang menceritakan kisah perjalanan Angg(u)ok sebagai pahlawan dari sungai Kaibus ke sungai Seremuk. Dia orang kuat yang berkuasa atas wilayah pesisir dari Inanwatan sampai Tanjung Sele. Dia juga sukses menangkap budak yang kemudian dijual kepada kerajaan-kerajaan di Onin maupun terkadang kepada kerajaan di [[Salawati]].<ref name= "Slama Munro 2015 hlm.111">{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |title=From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities |publisher=Australian National University Press |year=2015 |isbn=978-1-925022-43-8 |editor=Martin Slama and Jenny Munro |location=Canberra |page=111}}</ref>
|