Mi instan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 107:
Terdapat tiga bahan utama dalam pembuatan mi instan, yaitu terigu, air dan garam. Terigu yang digunakan memiliki minimal 8,5-12,5% kandungan [[protein]] demi mencegah putusnya adonan ketika proses pengeringan, ditambah mengurangi kandungan lemak dalam proses penggorengan. Air diserap hingga mencapai 30-38% berat adonan, dimana kadar airnya diatur agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Garam digunakan untuk memperkuat kelenturan dan memperkuat struktur [[gluten]] dalam mi. Beberapa jenis garam seperti natrium karbonat dapat ditambahkan untuk menambah warna kuning pada mi.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Fu|first=Binxiao|year=2007|title=Asian noodles: History, classification, raw materials, and processing|journal=Food Research International|volume=41|issue=9|pages=888–902|via=Elsevier Science Direct|doi=10.1016/j.foodres.2007.11.007}}</ref> Sebagai bahan pengganti garam dapat digunakan [[air abu]] (campuran [[alkali]] dari natrium karbonat dan potasium karbonat).<ref name=":2">{{Cite book|title=Asian noodles : science, technology, and processing|others=Hou, Gary G.|isbn=9780470179222|location=Hoboken, N.J.|oclc=907642187|last1=Hou|first1=Gary G.|date=26 October 2010}}</ref> Bahan penting lainnya adalah minyak untuk mengeringkan adonan mi dalam proses penggorengan. Beberapa bahan lain yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas mi instan adalah hidro[[koloid]] (gom) dan pati kentang.<ref name=":1">{{cite web|url=https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Soup,%20Noodle,%20Ramen,%20Instant.pdf|title=Commercial Item Description Soup, Noodle, Ramen, Instant|last=USDA|date=6 November 2010|publisher=USDA|access-date=16 December 2016|archive-date=1 February 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20170201060827/https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Soup,%20Noodle,%20Ramen,%20Instant.pdf|url-status=live}}</ref><ref name=":3">{{Cite journal|last1=Gulia|first1=Neelam|last2=Dhaka|first2=Vandana|last3=Khatkar|first3=B. S.|date=1 January 2014|title=Instant Noodles: Processing, Quality, and Nutritional Aspects|journal=Critical Reviews in Food Science and Nutrition|volume=54|issue=10|pages=1386–1399|doi=10.1080/10408398.2011.638227|issn=1040-8398|pmid=24564594|s2cid=20751842}}</ref>
 
Air, garam dan terigu dicampurkan menjadi suatu adonan. Setelah siap, adonan dibentuk menjadi berbentuk pipih oleh bantuan ''roller'' secara berulang-ulang untuk menciptakan elastisitasnya. ''Roller'' bertugas membuat ketebalan mi yang diinginkan. Adonan pipih lalu dipotong dan mengalir ke jalur sabuk berjalan (''conveyor'') yang ditekan oleh logam yang berat, sehingga bentuknya menjadi keriting. Mi lalu direbus selama 1-5 menit untuk meningkatkan teksturnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=xteiARU46SQC&q=food+chemistry+book|title=Food Chemistry|last1=Belitz|first1=H.-D.|last2=Grosch|first2=Werner|last3=Schieberle|first3=Peter|date=15 January 2009|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=9783540699330|language=en}}</ref><ref>[https://jambi.tribunnews.com/2013/04/17/beginilah-cara-mie-instan-dibuat-di-pabrik Beginilah Cara Mie Instan Dibuat di Pabrik!]</ref> Setelah perebusan, mi dikeringkan dengan menggorengnya atau dengan bantuan udara (''air dried''). Proses pengeringan ini membentuk pori-pori pada mi yang membuatnya cepat untuk dimasak.<ref>{{Cite journal|last=Mellema|first=M.|title=Mechanism and reduction of fat uptake in deep-fat fried foods|journal=Trends in Food Science & Technology|volume=14|issue=9|pages=364–373|doi=10.1016/s0924-2244(03)00050-5|year=2003}}</ref> Sementara itu, ketahanan mi instan dipengaruhi oleh kelembabannya yang rendah serta kandungan garamnyagaram (natrium) yang tinggi.<ref>USAID. ''Fortification Basis. Instant Noodles: A Potential Vehicle for Micronutrient Fortification.'' Retrieved from http://www.dsm.com/en_US/nip/public/home/downloads/noodles.pdf{{Dead link|date=June 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Mi lalu didinginkan dan siap dikemas, dengan biasanya berada dalam dua bentuk: mi dalam kemasan gelas (mi cup) atau mi dalam kemasan plastik. Dalam sebuah mi instan terdapat blok mi, bumbu dan bahan-bahan pelengkap (seperti sayuran, ataudaging, protein kering, [[bawang goreng]], dll), dimana bumbu/rasa yang dipasarkan dapat bermacam-macam. Di beberapa negara, rasa yang umum biasanya merupakan rasa kaldu daging (ayam, ikan/''seafood'', sapi, babi, dll) dan pedas, sedangkan di Indonesia dapat ditemukan rasa masakan tradisional seperti [[soto]], [[mi goreng]] hingga [[sate]]. Konsumen yang membeli mi instan dapat menyiapkannya dalam waktu singkat, sekitar 1-5 menit saja dengan dicampur/direbus bersama air panas.
 
Seiring perkembangan zaman, mi instan juga dikembangkan dengan menambahkan/menggunakan bahan lain. Seperti misalnya upaya mengembangkan mi berbahan tepung [[sorgum]] atau mocaf (tepung [[singkong]] termodifikasi) demi mengurangi impor [[gandum]].<ref>[https://repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2306300001/119350025_3_214002.pdf BAB I]</ref> Produk sejenis seperti [[pasta]] [[spageti]] instan, [[misoa]] instan, [[kwetiau]] instan (ketiganya juga dari terigu) hingga [[bihun]] instan juga sudah beredar luas di masyarakat.<Ref>[https://insight.kontan.co.id/news/bihun-instan Bihun instan]</ref> Pengembangan lain adalah dengan membuat apa yang disebut "mi sehat", biasanya dengan menambahkan bahan-bahan dari sayuran dalam blok mi dan mengurangi penggunaan perisa buatan.<Ref>[https://industri.kontan.co.id/news/masuk-bisnis-mi-sehat-indofood-icbp-keluarkan-supermi-nutrimi-saingi-lemonilo Masuk bisnis mi sehat, Indofood (ICBP) keluarkan Supermi Nutrimi, saingi Lemonilo?]</ref>
 
== Mi instan di Indonesia ==