Menurut legenda orang Damal berasal dari daerah ‘Mepingama’ Lembah Baliem Wamena. Hal ini dapat ditelusuri dari kata ‘kurima’''kurima'' yang artinya tempat pertama kali nenek moyang orang Damal berkumpul dan 'Hitigima’ yang berarti nenek moyang orang Damal pertama kali mendirikan honai dari alang-alang.
Honai merupakan rumah adat suku damal secara turun-temuruan sampai kini. Honai yang terbuat dari alang-alang ini berarti bukan semuanya dari alang-alang melainkan atapnya saja yang dari alang-alang, kalau yang lain semuanya dari kayu-kayu tertentu yang bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya.
Dari tempat ''kurima'' inilah dipercaya para pendiri berbagai suku tinggal, dari sini mereka meninggalkan kurima satu persatu menjumenuju ke arah barat. [[Orang Mee]] pertama kali keluar dari daerah ini, diikuti oleh [[suku ‘Moni’Moni]] setelah itu suku Damal dan [[suku Dani]]. Orang Damal Memasukimemasuki Daerahdaerah [[Ilaga, Puncak|Ilaga]] dan [[Beoga, Orang Damal mulai memasuku daerah IlopPuncak|Beoga]], yang sekarangdahulu disebut Ilaga dan Beoga''Ilop''. Daerah [[Beoga, Puncak|Beoga]] ini merupakan pusatnyapusat dari suku Damal, mereka mendiami di sepanjang sungai Beogong dari hilir sampai dengan hulu.
Dari daerah Beoga dan Ilaga inilah orang Damal kemudian menyebar ke [[Jila, Mimika|Jila]], [[Alama, BellaMimika|Alama]], [[Bela, Amungkalpia, Puncak|Bela]], [[T"Singa, Tembagapura, StingaMimika|Tsinga]], Hoeya, Temabagapura (kampung Waa), Aroanop, Timika, dan Agimuga. Daerah-daerah ini secara turun-temurun mereka hidup menetap.