Bika Ambon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 27:
Hingga kini, belum ada kepastian dan studi sosiokultur tunggal tentang asal muasal bika ambon.<ref name=":0" />
 
Versi pertama; Menurut penjelasan '''M Muhar Omtatok''', seorang budayawan dan sejarawan, kue bika ambon terilhami dari [[Bika]] atau [[Bingka]] makanan khas Melayu. Selanjutnya, bingka tersebut dimodifikasi dengan bahan pengembang berupa nira/tuak enau hingga berongga dan berbeda dari kue bika asalnya. Selanjutnya, M. Muhar Omtatok menyebutkan bahwa kue ini disebut bika ambon karena pertama kali dijual dan populer di simpang Jl. Ambon-Sei Kera Medanambon.{{Butuh rujukan}}
 
Versi kedua; Kata "Ambon" dalam bika ambon adalah akronim dari Amplas Kebon --sebagaimana orang medan suka menyingkat kata--[[Dialek medan]]. Kisahnya; Pada zaman kolonial Belanda, para imigran yang tinggal di Daerah Amplas sisi timur sungai -- disebut Amplas Kebon-- membuat kue bikang kemudian dijual ke Kota Medan dan selanjutnya menjadi populer karena diminati oleh warga Belanda dan Tionghoa kala itu.<ref name=":0" />
Baris 33:
Versi ketiga (tidak cukup meyakinkan); zaman dahulu ada orang Ambon yang membawa kue bingka ke Malaysia dan selanjutnya menjadi sebutan.
 
Versi keempat; Ambon adalah kosakata Medanambon yang berarti lembut. Namun, kosakata ini sudah lama tidak digunakan lagi di Medanambon.
 
Pada tanggal 26 Agustus 1933, koran edisi Belanda, ''De locomotief'', memampangkan iklan di Kota Semarang yang menyebutkan bikang ambon.<ref>{{Cite web|last=locomotief|first=de|date=26 Agustus 1933|title=refreshment room (iklan)|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?cql%5B%5D=%28ppn+exact+%22424119943%22%29&query=bikang+ambon&coll=ddd&redirect=true&identifier=MMKB23:001749105:mpeg21:a00383&resultsidentifier=MMKB23:001749105:mpeg21:a00383|website=www.delpher.nl|access-date=06 Oktober 2020}}</ref> Bikang ambon juga sudah dituliskan oleh koran yang sama pada tahun 1896 di Kwitang, Batavia --sekarang Jakarta-- (''De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad'', 10-02-1896).