Soebandrio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZulkfiKarim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 78:
 
==Kabinet kepresidenan==
Pada tahun 1956, Presiden Soekarno memanggil Soebandrio pulang ke Jakarta untuk diangkat menjadi Sekretaris Jenderal [[Kementerian Luar Negeri Indonesia|Kementerian Luar Negeri]].{{Butuh rujukan}} Soebandrio kemudian menjabat sebagai [[Menteri Luar Negeri]] pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.<ref>{{Cite book|last=Situmorang, N., dan Sudibyo, R. S.|date=2017|url=https://www.anri.go.id/download/naskah-sumber-arsip-seri-adam-malik-menembus-empat-zaman-1586395974|title=Adam Malik Menembus Empat Zaman: Memperingati 100 Tahun Adam Malik|location=Jakarta Selatan|publisher=Arsip Nasional Republik Indonesia|isbn=978-602-6503-10-7|pages=5|url-status=live}}</ref> Pada November 1959, Soebandrio selaku Menteri Luar Negeri Indonesia mendirikan Badan Pusat Intelijen sekaligus menjadi pemimpin pertamanya.<ref>{{Cite book|date=2018|url=http://www.penerbit.lipi.go.id/data/naskah1552980693.pdf|title=Intelijen dan Politik Era Soekarno|location=Jakarta|publisher=LIPI Press|isbn=978-602-496-028-5|editor-last=Bhakti, I. N., Mengko, D. M., dan Siregar, S. N.|pages=7|url-status=live}}</ref> Berikutnya, pada tahun [[1960]], ia ditunjuk sebagai [[Wakil Perdana Menteri Indonesia|Wakil Perdana Menteri]] pada [[Kabinet Dwikora I]] dan sebagai Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri pada tahun [[1962]].{{Butuh rujukan}} Soebandrio dengan demikian merangkap ketiga jabatan tersebut sekaligus.<ref>{{Cite book|last=Roosa|first=John|date=2008|url=https://www.sejarahsosial.org/issi_pdf/DalihPembunuhanMassal.pdf|title=Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto|location=Jakarta|publisher=Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Hasta Mitra|isbn=978-979-17579-0-4|pages=184|url-status=live}}</ref> Hingga tahun 1966, Soebandrio masih menjadi ketua dari [[Badan Pusat Intelijen]]. Selain itu, sebagai anggota dari [[Komando Operasi Udara Nasional|Komando Operasi Tertinggi]] dalam [[Operasi Dwikora]] dan [[Operasi Trikora|Trikora]], ia juga menyandang pangkat [[Marsekal|Laksamana Udara]] tituler di [[TNI Angkatan Udara]].
 
Pada periode ini, Soebandrio dikenal sebagai arsitek sayap kiri politik luar negeri Indonesia. Ia terlibat pada persekutuan Indonesia–[[Tiongkok|Republik Rakyat China]] dan [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]], yang menciptakan kebencian antara Indonesia dan barat, terlebih [[Amerika Serikat]] dan [[Britania Raya]]. Dia juga terlibat dengan [[Krisis Selat Sunda]] pada tahun 1964, saat HMS ''Victorious'' yang merupakan kapal Induk Britania Raya melewati perairan Indonesia tanpa izin.<ref>{{Cite book|title=Britain and the Confrontation with Indonesia, 1960–66.|last=Easter|first=Davis|publisher=I.B. Tauris|year=2012|isbn=9780857721150|pages=100}}</ref>