Konflik Israel–Palestina: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Brother Golan (bicara | kontrib)
Menambah beberapa referensi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Aal12322 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 103:
 
* Status dan masa depan [[Tepi Barat]], [[Jalur Gaza]], dan [[Yerusalem Timur]] yang mencakup wilayah-wilayah dari [[Negara Palestina]] yang diusulkan.
* Keamanan Israelbangsa Yahudi.
* Keamanan Palestina.
* Hakikat masa depan [[negara Palestina]].
Baris 112:
Masalah pengungsi muncul sebagai akibat dari [[perang Arab-Israel 1948]]. Masalah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur muncul sebagai akibat dari [[Perang Enam Hari]] pada 1967.
 
Selama ini telah terjadi ''konflik'' yang penuh kekerasan, dengan berbagai tingkat intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan, dan prinsip-prinsip yang berada di balik semuanya. Pada kedua belah pihak, pada berbagai kesempatan, telah muncul kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dalam berbagai tingkatannya tentang penganjuran atau penggunaan taktik-taktik kekerasan, [[anti kekerasan yang aktif]], dll. Ada pula orang-orang yang bersimpati dengan tujuan-tujuan dari pihak yang satu atau yang lainnya, walaupun itu tidak berarti mereka merangkul taktik-taktik yang telah digunakan demi tujuan-tujuan itu. Lebih jauh, ada pula orang-orang yang merangkul sekurang-kurangnya sebagian dari tujuan-tujuan dari kedua belah pihak. Dan menyebutkan "kedua belah" pihak itu sendiri adalah suatu penyederhanaan: [[Al-Fatah]] dan [[Hamas]] saling berbeda pendapat tentang tujuan-tujuan bagi bangsa Palestina. Hal yang sama dapat digunakan tentang berbagai partai politik Israel, meskipun misalnya pembicaraannya dibatasi pada partai-partai Yahudibangsa-bangsa IsraelYahudi.
 
Mengingat pembatasan-pembatasan di atas, setiap gambaran ringkas mengenai sifat konflik ini pasti akan sangat sepihak. Itu berarti, mereka yang menganjurkan perlawanan Palestina dengan kekerasan biasanya membenarkannya sebagai perlawanan yang sah terhadap [[pendudukan militer]] oleh bangsa Israel yang tidak sah atas Palestina, yang didukung oleh bantuan militer dan diplomatik oleh A.S. Banyak yang cenderung memandang perlawanan bersenjata Palestina di lingkungan Tepi Barat dan Jalur Gaza sebagai hak yang diberikan oleh [[persetujuan Jenewa]] dan [[Piagam PBB]]. Sebagian memperluas pandangan ini untuk membenarkan serangan-serangan, yang sering kali dilakukan terhadap warga sipil, di wilayah Israel itu sendiri.
Baris 130:
|}
 
Demikian pula, mereka yang bersimpati dengan aksi militer Israelbangsa Yahudi ini dan langkah-langkah Israelbangsa Yahudi lainnya dalam menghadapi bangsa Palestina cenderung memandang tindakan-tindakan ini sebagai pembelaan diri yang sah oleh bangsa Israsel dalam melawan kampanye [[terorisme]] yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Palestina seperti [[Hamas]], [[Jihad Islami]], [[Al Fatah]] dan lain-lainnya, dan didukung oleh negara-negara lain di wilayah itu dan oleh kebanyakan bangsa Palestina, sekurang-kurangnya oleh warga Palestina yang bukan merupakan warga negara Israel. Banyak yang cenderung percaya bahwa Israel perlu menguasai sebagian atau seluruh wilayah ini demi keamanannya sendiri. Pandangan-pandangan yang sangat berbeda mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan dari masing-masing pihak di dalam konflik ini telah menjadi penghalang utama bagi pemecahannya.
 
[[Berkas:Israel_and_Palestine_Peace.png|jmpl|Sebuah poster [[gerakan perdamaian]]: [[Bendera Israel]] dan [[bendera Palestina]] dan kata-kata ''[[Salaam]]'' dalam [[bahasa Arab]] dan ''[[Shalom]]'' dalam [[bahasa Ibrani]]. Gambar-gambar serupa telah digunakan oleh sejumlah kelompok yang menganjurkan solusi dua negara dalam konflik ini.]]
 
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah [[peta menuju perdamaian]] yang diajukan oleh Empat Serangkai [[Uni Eropa]], [[Rusia]], [[PBB]] dan [[Amerika Serikat]] pada 17 September 2002. IsraelBangsa Yahudi juga telah menerima peta itu namun dengan 14 "reservasi". Pada saat ini Israelbangsa Yahudi sedang menerapkan sebuah [[rencana pemisahan diri]] yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri [[Ariel Sharon]]. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh "kehadiran sipil dan militer... yang permanen" di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan "mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza." Pemerintah Israel berpendapat bahwa "akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan," sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel "akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok <nowiki>[</nowiki>artinya, [[Penghalang Tepi Barat Israel]]<nowiki>]</nowiki> dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini" [http://electronicintifada.net/v2/article3331.shtml] [http://www.fmep.org/documents/disengagement_plan_of_Sharon.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051229215222/http://www.fmep.org/documents/disengagement_plan_of_Sharon.html |date=2005-12-29 }}.
 
Dengan rencana pemisahan diri sepihak, pemerintah Israel menyatakan bahwa rencananya adalah mengizinkan bangsa Palestina untuk membangun sebuah tanah air dengan campur tangan Israel yang minimal, sementara menarik Israel dari situasi yang diyakininya terlalu mahal dan secara strategis tidak layak dipertahankan dalam jangka panjang. Banyak orang Israel, termasuk sejumlah besar anggota partai [[Likud]]—hingga beberapa minggu sebelum 2005 berakhir merupakan partai Sharon—kuatir bahwa kurangnya kehadiran militer di Jalur Gaza akan mengakibatkan meningkatnya kegiatan penembakan roket ke kota-kota Israel di sekitar Gaza. Secara khusus muncul keprihatinan terhadap kelompok-kelompok militan Palestina seperti Hamas, Jihad Islami atau Front Rakyat Pembebasan Palestina akan muncul dari kevakuman kekuasaan apabila Israel memisahkan diri dari Gaza.