Stasiun Palmerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andra Radithya (bicara | kontrib)
Kolom utama, sejarah, bangunan dan tata letak, insiden, infobox, perbaikan kebahasaan.
Baris 6:
| tinggi = +13 m
| kode = PLM
| image = Commuter train at Palmerah stationStasiunPLM2023.jpg
| caption = KondisiSebuah peronKRL di jalur 2 Stasiun Palmerah.
| kota = Jakarta Pusat
| kecamatan kota = Tanah Abang
| kelurahan kota = Gelora
| alamat = Jalan Palmerah Timur
| prov = DKI Jakarta
| kodepos = 10270
| open = 1 Oktober 1899
| oldname = Paal MerahPalmerah
| original = Staatsspoorwegen
| electrification = 19921993-1994
| renovated = 2013-2015
| operator = [[KAI Commuter]]
Baris 25 ⟶ 26:
| ticketting = Hanya melayani kartu multi-trip dan kartu uang elektronik dari [[Bank di Indonesia|perbankan]] yang beredar yang bekerjasama dengan KAI Commuter dan aplikasi [[LinkAja]].
| services = {{adjacent stations|system=KRL Jabodetabek|line=green|type=Rangkasbitung–Tanah Abang|left=Tanah Abang|right=Kebayoran}}
| other_services_header = Layanan penghubung
 
| other_services_collapsible = yes
|other_services_header=Layanan penghubung
| other_services = {{adjacent stations|system=LRT Jabodebek
|other_services_collapsible=yes
|other_services={{adjacent stations|system=LRT Jabodebek
|line=Cibubur|right=Dukuh Atas|to-right=Bogor Raya|left=Gelora Bung Karno|to-left=Senayan|transfer=Palmerah
|line2=Bekasi|right2=Dukuh Atas|left2=Tomang|to-left2=Bandara Soekarno-Hatta|transfer2=Palmerah}}
| track = 2:
* jalur 1: sepur lurus arah [[Stasiun Serpong|Serpong]]-[[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]]
* jalur 2: sepur lurus arah [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]
| platform = Dua peron sisi yang tinggi
| fasilitas = {{Infobox stasiun/fasilitas|tangga}}{{Infobox stasiun/fasilitas|musala}}{{Infobox stasiun/fasilitas|toilet}}{{Infobox stasiun/fasilitas|mesintiket}}{{Infobox stasiun/fasilitas|loket}}{{Infobox stasiun/fasilitas|isi baterai}}
}}
'''Stasiun Palmerah (PLM)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas besar tipe C yang terletak di Jalan [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] Timur, [[Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat]] denganyang jarakberjarak 3 km sebelah barat dari {{sta[[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang}}]]. Meskipun bernama [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]], [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini tidak terletak di kecamatan [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]], tetapi berada di kecamatan [[Tanah Abang, Jakarta Pusat]]. [[Stasiun kereta api]] yang terletak pada ketinggian +13 meter ini hanya melayani perjalanan [[KRL Commuter Line]] saja.
 
== Sejarah ==
Agar mobilitas penumpang dari [[Batavia]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan [[Staatsspoorwegen]] (SS) berencana membangun sebuah jalur kereta api yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] hingga daerah [[Stasiun Serang|Serang]], melalui daerah [[Stasiun Tangerang|Tangerang]] dan [[Cikande, Jayanti, Tangerang|Cikande]].<ref name=":022">{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1916|title=Indische Spoorweg-Politiek|location=Batavia|publisher=Landsdrukkerij|url-status=live}}</ref>
Pada masa [[Hindia Belanda]], daerah [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] merupakan salah satu kecamatan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] yang letaknya sangat strategis. Asal mula nama [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] berasal dari patok-patok berwarna merah yang terletak di pinggir jalan pada wilayah tersebut, dan masyarakat setempat pun kemudian menyebutnya sebagai [[Palmerah, Jakarta Barat|Paal Merah]]. Patok-patok tersebut difungsikan sebagai penanda batas wilayah [[Batavia]] ke arah [[Buitenzorg]]. Dahulu, jalan ini sering dilewati oleh [[Daftar Penguasa Hindia Belanda|Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] yang berkuasa saat itu ketika ia hendak mengendarai [[kereta kuda]] dari [[Batavia]] menuju ke [[Istana Bogor]].<ref>{{cite book|last=H.M.|first=Zaenuddin|title=212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe|year=2012|publisher=Ufuk Press}} sebagaimana dikutip dalam {{cite web|url=http://jakarta.bisnis.com/read/20150106/387/388422/tahukah-anda-nama-palmerah-di-jakarta-barat|title=Tahukah Anda Nama Palmerah di Jakarta Barat?|publisher=Bisnis.com|last=Maskur|first=Fatkhul|date=6 Januari 2015|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref>
 
Proyek jalur pun sudah dikerjakan. Di tengah jalannya pembangunan, rencana trase jalur ini akhirnya dibatalkan dan diubah menjadi melalui daerah [[Parung Panjang, Bogor|Parung Panjang]] hingga ke [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]],<ref name=":022" /> jalur ini selesai pada 1 Oktober 1899 (termasuk membuka Stasiun Palmerah).<ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref> Trase jalur kereta api pertama yang sudah terlanjur dibangun pun dicukupkan pembangunannya hanya sampai di daerah Tangerang saja, dan diresmikan sebagai [[Jalur kereta api Tangerang–Duri|jalur kereta api Tangerang-Duri]] yang berstatus sebagai [[Percabangan (kereta api)|jalur cabang]]. Jalur ini selesai dibangun pada 2 Januari 1899.<ref>{{Cite book|last=Anne Reitsma|first=Steven|date=1928|title=Korte Geschiesdenis der Nederlands-Indische Staatsspoor- en Tramwegen|location=Weltevreden|publisher=G. KOLLF & Co|url-status=live}}</ref>
 
Jalur kereta api dari [[Stasiun Rangkasbitung]] diteruskan pembangunannya oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) hingga ke daerah [[Stasiun Serang|Serang]] pada 1 Juli 1900,<ref>{{Cite book|last=Staatsspoorwegen|first=|year=1921–1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|location=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|isbn=|pages=}}</ref><ref name=":02">{{Cite book|date=1901|title=Spoor- & Tramgids van Nederlandsch-Indie|location=Semarang|publisher=Semarang-Drukkerij en Boekhandel|pages=10|url-status=live}}</ref> yang kemudian dilanjutkan kembali hingga ke dekat Pelabuhan [[Stasiun Anyer Kidul|Anyer Kidul]] pada 1 Desember 1900. Pada 1 Desember 1914, dibuat sebuah jalur [[Percabangan (kereta api)|percabangan]] di [[Stasiun Krenceng]] yang mengarah ke daerah Merak untuk mengakomodasi [[Pelabuhan Merak]] yang lebih dekat untuk menyeberang ke [[Lampung]].<ref>{{Cite web|title=ZWP - Haltestempels Ned.Indië|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|website=studiegroep-zwp.nl|access-date=2022-10-22}}</ref>
 
Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
 
Nama Palmerah merujuk pada patok-patok berwarna merah yang terletak di pinggir jalan pada wilayah tersebut, dan masyarakat setempat pun kemudian menyebutnya sebagai Paal Merah. Patok-patok tersebut difungsikan sebagai penanda batas wilayah [[Batavia]] ke arah [[Buitenzorg]].<ref>{{Cite web|last=Abdullah|first=Nurudin|date=2015-01-06|title=Tahukah Anda Nama Palmerah di Jakarta Barat?|url=https://kabar24.bisnis.com/read/20150106/387/388422/tahukah-anda-nama-palmerah-di-jakarta-barat|website=Bisnis.com|language=id|access-date=2023-10-29}}</ref>
 
Desain bangunan Stasiun Palmerah memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan [[Stasiun Kebayoran]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]]. Pada dinding bangunan sisi samping maupun sisi ujung, terdapat ejaan nama stasiun 'Palmerah'. Saat bangunan lama Stasiun Palmerah tidak digunakan lagi sebagai akses keluar-masuk penumpang karena telah digantikan oleh bangunan baru pada tahun 2015, salah satu dinding pada sisi samping bangunan lama ini pun dibongkar karena akan digantikan dengan dinding kaca sebagai minimarket, membuat ejaan 'Palmerah' yang sebelumnya terdapat di dinding tersebut ikut hilang. Meskipun begitu, bangunan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] dan ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api|PPKA]] lama ini tetap dijaga keasliannya dan ditetapkan sebagai aset [[Kekayaan budaya|cagar budaya]].
Agar mobilitas penumpang dari [[Batavia]] menuju [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]] hingga kawasan [[Banten]] semakin lancar, maka pada tahun 1890-an perusahaan [[Staatsspoorwegen]] membangun sebuah [[Rel|jalur kereta api]] beserta [[Stasiun kereta api|stasiun-stasiunnya]] (termasuk [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]]) yang menghubungkan daerah [[Stasiun Duri|Duri]] hingga daerah [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]], melewati daerah [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]. Proyek ini pun selesai pada tahun 1899, dan langsung dijalankan [[Kereta api|kereta api-kereta api]] reguler yang melayani rute tersebut.<ref>{{cite web|title=Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL|url=http://studiegroep-zwp.nl/halten/Halte-13-Trajecten1.htm|publisher=Studiegroep Zuid-West Pacific|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref><ref>{{cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|year=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|place=Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.}}</ref>
[[Berkas:Palmerah PJKA.png|jmpl|Ilustrasi emplasemen Stasiun Palmerah pada dekade 1970-an dalam buku lintas jarak terbitan PJKA. Tampak jalur 1 dan 2 sepanjang 758,50 meter, dan jalur 3 sepanjang 752 meter.]]
Stasiun Palmerah memiliki [[emplasemen]] yang luas. Terdapat 3 [[Rel|jalur]], [[sepur badug]], [[sepur simpang]], bahkan [[Percabangan (kereta api)|percabangan]] di stasiun ini. Sejak dekade 1960-an, dibuat 2 buah jalur percabangan atau sepur simpang dari Stasiun Palmerah. Percabangan pertama mengarah ke [[Pejompongan]] guna membawa material-material pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA), begitu pula hal sama dengan percabangan kedua yang mengarah ke [[Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Senayan]] untuk pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Gelora Bung Karno]] (GBK). Pembangunan IPA Pejompongan tersebut merupakan satu paket pembangunan dengan GBK, dengan menggunakan pinjaman dana dari [[Uni Soviet]].<ref>{{Cite web|date=2018-02-20|title=Di Balik Pembangunan Stadion GBK|url=https://historia.id/olahraga/articles/di-balik-pembangunan-stadion-gbk-DAooY|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-10-29}}</ref> Material-material pembangunan dibawa menggunakan [[Transportasi rel|moda kereta api]] dari [[Ci Sadane|Sungai Cisadane]] di daerah [[Stasiun Serpong|Serpong]] dan [[Stasiun Rawa Buntu|Rawa Buntu]]. Sebuah [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]] digunakan untuk aktivitas [[Langsir|langsiran]] pada emplasemen stasiun, dan perlahan digantikan oleh [[lokomotif C300]] pada era 1970-an. Saat dilakukan pembangunan Jalan Tentara Pelajar yang membentang di kedua sisi stasiun dan rel eksisting pada dekade 1980-an, jumlah jalur pada emplasemen Stasiun Palmerah dikurangi menjadi hanya 3 jalur saja, dengan jalur 1 dan 2 sebagai jalur persilangan dan sebuah sepur simpan. Beberapa waktu kemudian, sepur simpan ini ikut dibongkar sehingga menyisakan 2 jalur utama saja. Kegiatan bongkar muat maupun langsiran [[Gerbong|gerbong barang]] pun terhenti, dikarenakan percabangan rel dan sepur simpang sudah tidak digunakan lagi.
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM..jpg|jmpl|Yang tersisa dari percabangan rel Palmerah-Pejompongan guna membawa material-material pembangunan IPA, tersembunyi di tengah pemukiman padat penduduk.]]
Bekas ''railbed'' dari percabangan rel dan sepur simpang tersebut kini menjadi Jalan Tentara Pelajar, Jalan Gelora, bahkan pemukiman padat Pejompongan. Sisa potongan rel dari percabangan ke arah Instalasi Pengolahan Air Pejompongan ini sempat ditemukan di tengah-tengah pemukiman padat warga.
 
PadaSejak November 2020dahulu, Dinasterdapat Perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] menutupsebuah [[perlintasan sebidang]] di [[Stasiunsebelah keretabarat api|Stasiun]] [[Palmerah,. JakartaPerlintasan Barat|Palmerah]]yang secarakelak permanen.diberi Salahnomor satuJPL tujuannya43 agarini menghilangkansudah pelanggaranada lalujauh lintassebelum yangJalan kerapTentara terjadiPelajar dibangun di [[Perlintasankedua sebidang|perlintasan]]sisi tersebutstasiun dan rel eksisting. HalHingga itupada diungkapkanNovember oleh2020, kepalaDinas dinas perhubunganPerhubungan provinsiProvinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Syafrinakhirnya Liputo.menutup Ia mengatakan penutupan [[perlintasan sebidang]] ini bagiandengan daritujuan penataanagar kawasanmenghilangkan [[Stasiunpelanggaran keretalalu api|stasiun]]lintas tahapyang 2kerap terjadi di [[Stasiunarea kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]]tersebut.<ref name=":2">{{Cite web|last=Kusuma|first=Hendra|title=Perlintasan Sebidang Palmerah Ditutup buat Minimalisir Kecelakaan|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5273614/perlintasan-sebidang-palmerah-ditutup-buat-minimalisir-kecelakaan|website=detikfinance|language=id-ID|access-date=2022-07-02}}</ref>
Pada awal era 1960-an, [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]] (GBK) dibangun dalam rangka menjadi tuan rumah [[Pesta Olahraga Asia 1962]], serta paket pembangunan ini diperkirakan juga meliputi 2 buah ''flyover,'' yaitu ''flyover'' Jalan Arteria Raya yang terletak di daerah [[Simprug (Transjakarta)|Rawa Simprug]], dan juga ''flyover'' Jalan Tol Dalam Kota yang terletak di daerah [[Pejompongan]]. Untuk membantu memudahkan mengirim serta bongkar muat bahan material pembangunan tersebut, dibuatlah sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] dari [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] menuju ke lokasi pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Gelora Bung Karno]]. Bahan material pembangunan seperti pasir, batu, kapur, dan sejenisnya dibawa menggunakan angkutan [[Kereta api barang|kereta api]], material-material ini diambil dari [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] di dekat [[Stasiun Rawa Buntu]] yang mengarah ke tepi [[Ci Sadane|sungai Cisadane]]. Hal yang sama pun juga pernah terjadi di [[Stasiun Kebayoran]], pada era 1950-60-an [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini sempat memiliki sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] ke arah [[gudang]] yang dikelola oleh [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian Pekerjaan Umum]] (PU) untuk membongkar muat material-material yang diangkut melalui moda [[Rel|jalur rel]] guna keperluan pembangunan kota [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]].<ref>{{Cite journal|last=A|first=Susanto|title=Stasiun Keabyoran Ambles?|journal=Stasiun Kebayoran Ambles?}}</ref> [[Gerbong|Gerbong-gerbong]] pengangkut bahan material pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|GBK]] diparkir di [[emplasemen]] [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] yang kala itu masih memiliki banyak [[Sepur simpang|sepur simpan]] untuk keperluan proyek, dan [[gerbong]] tersebut [[langsir|dilangsir]] menuju ke lokasi pembangunan menggunakan [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]]. Serta, kala itu sempat dibuat pula sebuah [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang mengarah ke [[Pejompongan]] untuk keperluan pembangunan [[Perusahaan Daerah Air Minum|Perusahaan Air Minum]] (PAM), bahan material untuk pembangunan [[Perusahaan Daerah Air Minum|PAM]] ini dibawa menggunakan angkutan [[Kereta api barang|kereta api]] dan dibongkar di lokasi pembangunan tersebut. [[Percabangan (kereta api)|Rel cabang]] yang mengarah ke proyek [[Stadion Utama Gelora Bung Karno|Gelora Bung Karno]] hanya dipakai saat sedang masa pembangunan saja serta tidak dipakai lagi saat masa pembangunannya telah berakhir, sampai akhirnya dibongkar pada suatu waktu dan [[Jalur kereta api nonaktif|bekas ''railbed''nya]] sudah menjadi Jalan Gelora. Hal yang sama pun juga terjadi pada [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] yang mengarah ke proyek [[Perusahaan Daerah Air Minum|Perusahaan Air Minum]], [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] tersebut hanya dipakai saat sedang masa pembangunan saja dan tidak dipakai lagi saat masa pembangunannya telah berakhir, sampai akhirnya [[Percabangan (kereta api)|rel cabang]] ini ditutup pada suatu waktu serta [[Jalur kereta api nonaktif|bekas ''railbed''nya]] sudah menjadi pemukiman padat di sebelah Jalan [[Pejompongan]] Raya. [[Percabangan (kereta api)|Rel cabang]] yang satu ini tidak sepenuhnya dibongkar, namun ada sebagian hanya ditimbun saja dengan tanah maupun aspal. Masih terdapat sisa [[Penampang rel|potongan rel]] yang terletak di sebuah gang pemukiman padat [[Jalur kereta api nonaktif|bekas ''railbed''nya]], sisa [[Penampang rel|potongan rel]] ini sengaja tidak dibongkar dan dimanfaatkan oleh warga sebagai jembatan kecil untuk penyeberangan selokan atau got.
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM..jpg|jmpl|Sisa rel cabang PAM (dari arah Pejompongan).|al=Sisa rel cabang PAM (dari arah Pejompongan).]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (2).jpg|jmpl|Sisa rel cabang PAM (dari arah Palmerah).|al=Sisa rel cabang PAM (dari arah Palmerah).]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (3).jpg|jmpl|Sisa batang rel.|al=Sisa batang rel.]]
[[Berkas:Sisa rel cabang Palmerah-PDAM (4).jpg|jmpl|Sisa batang rel.|al=Sisa batang rel.]]
Pada era 1960-70-an, [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] memiliki [[emplasemen]] yang luas dan [[Rel|jalur]] yang cukup banyak. Diperkirakan terdapat 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] di sebelah kiri [[emplasemen]] dan 2 buah [[sepur badug]] atau [[Sepur badug|jalur buntu]] di sebelah kanan [[emplasemen]] (dari arah [[Stasiun Tanah Abang]]), serta 2 buah [[Rel|jalur]] untuk lalu-lalang dan persilangan. 5 buah [[Sepur simpang|sepur simpan]] yang berada di sisi kiri [[emplasemen]] ini digunakan untuk menyimpan atau ''stabling'' [[Gerbong|gerbong-gerbong barang]], yang dimana [[Sepur simpang|sepur simpan]] ini juga pernah digunakan untuk menyimpan [[Bakal pelanting|rangkaian]] [[gerbong]] guna keperluan pembangunan [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]]. Sedangkan, 2 buah [[sepur badug]] atau [[Sepur badug|jalur buntu]] yang berada di sisi kanan [[emplasemen]] digunakan untuk bongkar muat pasir, batu, kapur, arang kayu, dan sejenisnya. Pada masa itu, [[Lokomotif B51|lokomotif uap B51]], [[lokomotif C300]], serta [[lokomotif BB300]] digunakan untuk kegiatan [[langsir]]an di [[emplasemen]] [[Stasiun kereta api|Stasiun]] ini.
 
Saat dilakukan [[Elektrifikasi perkeretaapian|eletrifikasi]] dan pemasangan tiang [[listrik aliran atas]] (LAA) di petak jalan [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] oleh [[SYSTRA|Systra]] ([[Prancis]]) pada 1993-1994, jalur di emplasemen Stasiun Palmerah kembali mengalami rombakan besar-besaran. Trase jalur 1 lama yang merupakan trase asli peninggalan Staatsspoorwegen pun dibongkar dan digeser guna lahannya akan dipakai pembangunan peron serta atap baru, kondisi yang serupa juga dilakukan di [[Stasiun Kebayoran]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]]. Jalur 1 lama Stasiun Palmerah merupakan [[sepur belok]] dan terletak sangat berdekatan dengan bangunan stasiun, sebagai ganti dari pembongkaran jalur 1 tersebut, dibangunlah jalur 2 yang baru. Setelah semua pembenahan emplasemen dan peron selesai, tiang serta kabel LAA pun dipasang. Saat masa elektrifikasi ini pula direncanakan untuk membangun stasiun baru pada [[petak jalan]] antara Palmerah-Kebayoran, tepatnya di daerah Simprug, ditandai dengan dipasangnya tiang LAA yang mengakomodir 2 jalur kereta pada lokasi calon stasiun. Namun, hingga kini hal tersebut tidak terealisasikan.
Diperkirakan, pada awal era 1990-an [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] ini dibongkar karena sudah tidak diperlukan lagi, dan hanya menyisakan 2 [[Rel|jalur]] saja untuk lalu-lalang atau persilangan. Bekas [[Sepur simpang|sepur-sepur simpan]] tersebut kemudian dibangun menjadi Jalan Tentara Pelajar di kedua sisi [[Stasiun kereta api|stasiun]], baik yang mengarah ke [[Pejompongan]] maupun yang mengarah sebaliknya, yaitu ke arah Rawa Simprug.
 
PadaUntuk meningkatkan okupansi penumpang KRL Green Line, maka pada tahun 2013-2015, [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia]] melakukan(Kemenhub) renovasimulai merenovasi secara besar-besaran terhadap [[Stasiun kereta api|stasiun]] iniPalmerah menjadi dua2 tingkat, sehinggadengan kompleksarsitektur [[Stasiunyang keretamodern api|Stasiun]]dan [[Palmerah,megah Jakartaserta Barat|Palmerah]]fasilitas menjadiyang semakin luas dan megahlengkap. Proyek ini memakan dana sekitar Rp36 miliar, serta diresmikan pada tanggal 6 Juli 2015.<ref name=":0">{{cite web|last=Rahayu|first=Juwita Trisna|date=6 Juli 2015|title=Menhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda|url=http://www.antaranews.com/berita/505460/menhub-resmikan-stasiun-palmerah-dan-jalur-ganda|publisher=Antaranews.com|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref> Meskipun [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] sudah direnovasi menjadi sangat megah dan luas, namun bangunan lama [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih tetap dipertahankan hingga sekarang.
Pada 1992-1994, [[Rel|jalur]] lintas [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] pun kemudian [[Elektrifikasi perkeretaapian|dielektrifikasi]] dengan tiang [[listrik aliran atas]] (LAA) model [[Prancis]], salah satunya adalah untuk mendukung perjalanan [[KRL Serpong Ekspres]] yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari [[Kereta rel listrik|KRL]] ''Green Line.'' Serta, diperkirakan pada awal era 1990-an ini [[peron]] [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] juga direnovasi menjadi [[peron]] yang lebih tinggi.
 
== Bangunan dan tata letak ==
Stasiun Palmerah memiliki dua jalur kereta api yang keduanya merupakan sepur lurus. Stasiun ini diapit oleh Jalan Tentara Pelajar yang berlawanan arah di kedua sisi stasiun dan rel, serta dekat dengan gedung Manggala Wanabakti, Lapangan Tembak Senayan, bahkan gedung [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]] & [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR RI]].
Pada awal era 2000-an, [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] memiliki 2 [[Rel|jalur]], dengan [[Rel|jalur]] 1 (sebagai sepur lurus) dan [[Rel|jalur]] 2 (sebagai [[sepur belok]]). Sejak pengoperasian [[jalur ganda]] di lintas [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]]-[[Stasiun Serpong|Serpong]] per 4 Juli 2007, tata letak [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini dirombak dengan menambahkan [[Rel|jalur]] 2 sebagai sepur lurus baru.<ref>{{Cite news|title=SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal|url=https://news.detik.com/berita/800807/sby-resmikan-stasiun-serpong-lalu-lintas-ka-tetap-normal|newspaper=detiknews|access-date=2017-10-18}}</ref>
 
Bangunan lama stasiun ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] dan ruangan [[Pengatur Perjalanan Kereta Api]] (PPKA) masih dipertahankan hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset [[cagar budaya]], meskipun tidak lagi digunakan sebagai akses keluar-masuk penumpang. Salah satu dinding pada sisi samping bangunan lama sudah dibongkar karena digantikan dengan dinding kaca sebagai minimarket, membuat ejaan 'Palmerah' yang sebelumnya terdapat di dinding samping tersebut ikut hilang dan hanya tinggal menyisakan ejaan pada bagian dinding sisi ujung saja. Desain bangunan Stasiun Palmerah memiliki model yang serupa yang juga terdapat di lintas ini, yaitu bangunan [[Stasiun Kebayoran]] dan [[Stasiun Sudimara|Sudimara]].
Pada tahun 2013-2015, [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] melakukan renovasi secara besar-besaran terhadap [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini menjadi dua tingkat, sehingga kompleks [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] menjadi semakin luas dan megah. Proyek ini memakan dana sekitar Rp36 miliar, serta diresmikan pada tanggal 6 Juli 2015.<ref name=":0">{{cite web|last=Rahayu|first=Juwita Trisna|date=6 Juli 2015|title=Menhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda|url=http://www.antaranews.com/berita/505460/menhub-resmikan-stasiun-palmerah-dan-jalur-ganda|publisher=Antaranews.com|accessdate=15 Oktober 2017}}</ref> Meskipun [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] sudah direnovasi menjadi sangat megah dan luas, namun bangunan lama [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih tetap dipertahankan hingga sekarang.
[[Berkas:Bangunan Lama Stasiun Palmerah.jpg|al=Bangunan lama Stasiun Palmerah yang digunakan sebagai minimarket.|jmpl|Bangunan lama Stasiun Palmerah yang digunakan sebagai minimarket.]]
Penataan lebih lanjut juga dilakukan pada tahun 2020-2021, dengan tujuan untuk mempererat integrasi antarmoda (utamanya [[Transjakarta]]) serta mempermudah akses bagi pejalan kaki. Penataan ini diresmikan pada 29 September 2021 bersamaan dengan proyek yang serupa di [[Stasiun Tebet|Tebet]], penataan ini dilakukan di bawah PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta (MITJ), perusahaan patungan (''joint venture'') [[MRT Jakarta]], dan [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia (KAI)]].<ref name=":1">{{Cite web|last=antaranews.com|date=2021-09-29|title=Penataan Stasiun Tebet dan Palmerah wujudkan integrasi antarmoda|url=https://www.antaranews.com/berita/2423741/penataan-stasiun-tebet-dan-palmerah-wujudkan-integrasi-antarmoda|website=Antara News|access-date=2021-09-29}}</ref>
 
Stasiun ini dilengkapi dengan 2 lantai. Terdapat 2 peron tinggi yang disertai dengan atap, fasilitas penumpang seperti lift, eskalator, mushola, toilet, minimarket, dan lain-lain. Stasiun ini juga menyediakan fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO) yang terintegrasi dengan Halte Stasiun Palmerah milik [[Transjakarta]].
Pada November 2020, Dinas Perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] menutup [[perlintasan sebidang]] di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]] secara permanen. Salah satu tujuannya agar menghilangkan pelanggaran lalu lintas yang kerap terjadi di [[Perlintasan sebidang|perlintasan]] tersebut. Hal itu diungkapkan oleh kepala dinas perhubungan provinsi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], Syafrin Liputo. Ia mengatakan penutupan [[perlintasan sebidang]] ini bagian dari penataan kawasan [[Stasiun kereta api|stasiun]] tahap 2 di [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Palmerah, Jakarta Barat|Palmerah]].<ref name=":2">{{Cite web|last=Kusuma|first=Hendra|title=Perlintasan Sebidang Palmerah Ditutup buat Minimalisir Kecelakaan|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5273614/perlintasan-sebidang-palmerah-ditutup-buat-minimalisir-kecelakaan|website=detikfinance|language=id-ID|access-date=2022-07-02}}</ref>
 
{{Tata letak peron KAI Commuter