Martha Tilaar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 33:
Martha pun sempat membuka layanan ''baby sitter''.
Setelah kembali ke Jakarta pada tahun [[1969]], ia membuka salon kecil sederhana di garasi rumah milik ayahnya, dengan ukuran 6 x 4 meter. Dimulai dari modal 1 juta rupiah di saku, hasil menabung selama tinggal dan bekerja di Amerika Serikat, selain juga sumbangan dari Handana, sang ayah serta adik-adiknya, Ratna dan Bambang, maka, awal tahun 1970, tepatnya tanggal 3 Januari 1970, berdirilah Martha’s Salon di Jl. Kusumaatmadja, Menteng, Jakarta Pusat. Ia terus berupaya mengembangkan salonnya itu, dengan membagikan selebaran-selebaran ke lingkungan sekitar, memanjakan para pengunjung salon dan mengajak mereka bercakap-cakap, untuk mendekatkan emosional. Dengan kedekatan itu, para pengunjung menjadi betah dan menjadi pelanggan tetap salonnya. Seiring berjalannya waktu, salonnya mulai menjadi langganan para peragawati serta istri pejabat di masa itu. Dua tahun kemudian, ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan]], sambil memulai penggunaan merek dagang baru ''Sariayu Martha Tilaar''.<ref>{{Cite news|url=https://wolipop.detik.com/read/2015/01/23/131515/2811893/1133/kisah-martha-tilaar-jadi-ratu-produk-kosmetik-berawal-dari-salon-di-garasi|title=Kisah Martha Tilaar Jadi Ratu Produk Kosmetik Berawal dari Salon di Garasi|first=Rahmi |last=Anjani |date=23 Januari 2015 |accessdate=16 Desember 2017|work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref>
Tahun 1972, ia pun pergi ke [[Eropa]] untuk belajar ramu-ramuan. Ia mengunjungi pabrik [[Yves Rocher]] di [[Prancis]], [[Mary Quant]] di [[Inggris]], dan [[Hartleben]] di [[Jerman Barat]]. Kembali ke Indonesia, didirikannya Martha Griya Salon yang memperkenalkan perawatan tradisional. Karena pada saat itu tidak banyak referensi tentang produk perawatan dalam negeri, Martha terpaksa mendatangi dukun-dukun beranak, selain belajar dari neneknya, Pranoto Liem alias Mak Oco, yang ahli membuat jamu. Berkat jamu dari Mak Oco pula, di usia 42 tahun Martha berhasil melahirkan anak pertamanya, [[Wulan Tilaar]]. Resep jamu penyubur itulah yang kemudian diabadikannya lewat produk ''Kaplet Wulandari''.
|