Pandawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 139.255.103.50 (bicara) ke revisi terakhir oleh M. Adiputra Tag: Pengembalian |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
Baris 55:
=== Masa kanak-kanak ===
[[
Dalam kitab ''[[Adiparwa]]'' ber[[bahasa Sanskerta]] yang diterjemahkan [[Kisari Mohan Ganguli]], dikisahkan bahwa [[Pandu]] dari [[Hastinapura]] telah membunuh (tanpa sengaja) seorang [[resi]] bernama [[Kindama]] saat sang resi sedang [[kopulasi|bersenggama]].<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01119.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Sambhava Parva. Section CXVII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Menjelang kematiannya, sang resi mengutuk agar Pandu mati saat melakukan hubungan seksual. Pada waktu itu, Pandu merupakan seorang raja yang belum dikaruniai keturunan. Kutukan dari sang resi telah memupus semangatnya untuk melanjutkan jabatan sebagai raja. Akhirnya ia memutuskan untuk berkhalwat dan menyerahkan takhta [[kerajaan Kuru]] kepada kakaknya yang buta, [[Dretarastra]]. Dengan ditemani dua istrinya yang bernama [[Kunti]] dan [[Madri]], Pandu memutuskan untuk hidup sederhana di tengah hutan (''[[caturasrama|wanaprastha]]''). Di sana Kunti membeberkan rahasia bahwa ia telah diajarkan sebuah [[mantra]] oleh Resi [[Durwasa]], yang berguna untuk memanggil dewa serta memperoleh keturunan dari dewa tersebut. Atas anjuran Pandu, Kunti memanggil Dewa [[Yama (Hindu)|Yama]], [[Bayu]], dan [[Indra]]. Agar bersikap adil terhadap istri keduanya, Pandu menyuruh agar Kunti mengajarkan mantra tersebut kepada [[Madri]]; Madri pun memanggil [[Aswin]] kembar. Dari pemanggilan dewa tersebut, Pandu dikaruniai lima putra. Urutan kelahiran putra Pandu mulai dari yang sulung adalah: [[Yudistira]], [[Arjuna]], [[Bima (Mahabharata)|Bima]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]].
Baris 61:
=== Kebakaran Laksagreha ===
[[Berkas:The Palace of the Pandava Brothers Set.jpg|jmpl|Ilustrasi terbakarnya ''[[Laksagreha]]'' buatan [[Purocana]], yang dimaksudkan untuk membunuh para Pandawa.]]
{{main|Laksagreha}}
Dalam bagian ''Jatugrihaparwa'', kitab ''[[Adiparwa]]'' dikisahkan bahwa [[Duryodana]] bersekongkol dengan [[Sangkuni]], pamannya dari pihak ibu untuk menyingkirkan para Pandawa, dan mengajak [[Dretarastra]] untuk mewujudkan rencana tersebut.<ref>{{citation| url=https://mahabharataonline.com/translation/mahabharata_01144.php| title= Mahabharata Adi Parva | chapter=Jatugriha Parva. Section CXLIII | author=K.M. Ganguly |publisher=Mahabharata Online}}</ref> Rencana dilaksanakan bertepatan dengan masa perayaan untuk memuja [[Siwa]] yang diselenggarakan penduduk [[Waranawata]]. Atas anjuran dari Dretarastra, maka Pandawa dan [[Kunti]] berangkat menuju ke sana, lalu tinggal di sebuah istana yang dibangun oleh [[Purocana]], orang suruhan Duryodana. Istana tersebut direncakan bakal dibakar oleh Purocana saat Pandawa dan ibu mereka mulai kerasan tinggal di sana. Namun sesuatu yang sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh [[Widura]] yang merupakan paman dari Pandawa. Sebelum berangkat ke Waranawata, Widura mewanti-wanti Yudistira, lalu mengirimkan penggali terowongan yang bekerja secara rahasia ketika Pandawa telah tiba di Waranawata.<ref>{{citation| last=Rajagopalachari| first=C. | title=Mahabharata (Kitab Epos Mahabharata)| translator=Yudhi Murtanto| publisher=Penerbit Laksana | place=Yogyakarta| year=2017| isbn=978-602-407-178-3}}</ref> Para Pandawa tinggal di Waranawata dalam waktu yang cukup lama, dan Purocana menungguh saat yang tepat untuk membakar istana kediaman Pandawa. Sebelum Purocana melaksanakan rencananya, Kunti mengadakan pesta bagi Purocana dan penjaga, dengan tujuan untuk membuat mereka mabuk. Kemudian Pandawa membakar istana tersebut dari dalam, lalu pergi melalui terowongan yang sudah dibuat oleh orang suruhan Widura. Terowongan itu membawa mereka ke tepi sungai Gangga. Dengan diantarkan pesuruh Widura, para Pandawa dan ibu mereka menyeberangi sungai, lalu mengembara di hutan.
=== Menikahi Dropadi ===
[[Berkas:The
Di tengah hutan, para Pandawa dan ibu mereka hidup bersama para [[resi]] dan memperoleh wawasan dari mereka. Dari informasi para resi, para Pandawa mengetahui akan diadakan [[sayembara]] di [[Kerajaan Panchala]] dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahi putri Raja [[Panchala]] ([[Drupada]]) yang bernama Pancali atau [[Dropadi]]. [[Arjuna]] pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya. Pandawa pulang ke pondok kediaman mereka dengan membawa serta Dropadi. Sesampainya di sana, mereka datang menghadap [[Kunti]] dan mengatakan bahwa mereka membawa ''biksa'' (sedekah; hasil meminta-minta).<ref name="subramaniam"/> Kunti menyuruh agar mereka membagi rata ''biksa'' yang telah diperoleh. Namun ia terkejut ketika tahu bahwa putra-putranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, tetapi juga seorang wanita. Kunti tidak mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri lima Pandawa.<ref name="subramaniam">{{citation|title=Mahabharata |author=Kamala Subramaniam| year=2007| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://books.google.co.id/books/about/Mahabharata.html?id=n_nVpReXJ9MC&redir_esc=y}}</ref><ref name="gopalachari">{{citation|title=Mahabharata| author=C. Rajagopalachari| publisher=Bharatiya Vidya Bhavan| url=https://www.goodreads.com/book/show/118252.Mahabharata | year=1950}}</ref> Lima Pandawa bersepakat bahwa mereka akan menjadi suami Dropadi secara bergiliran dengan jangka waktu satu tahun untuk satu Pandawa; hukuman bagi yang melanggar perjanjian tersebut adalah pengasingan selama setahun.<ref name="johnson-arjuna">{{cite encyclopedia|last=Johnson|first=W. J. |article=Arjuna |title=A Dictionary of Hinduism|publisher=Oxford University Press|year=2009|doi=10.1093/acref/9780198610250.001.0001|isbn=978-0-19861-025-0}}</ref>
=== Permainan dadu
[[Berkas:Draupadi Vastra Haran.jpg|ki|jmpl|Dursasana mencoba menarik pakaian Dropadi setelah Pandawa kalah main dadu.]]▼
Setelah Pandawa mendapatkan [[Dropadi]], Pandawa kembali ke [[Hastinapura]]. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, [[Kerajaan Kuru]] dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan [[Korawa]]. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibu kota [[Hastinapura]], sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota [[Indraprastha]]. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah [[Duryodana]] tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Pandawa. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa.
▲[[Berkas:Draupadi Vastra Haran.jpg|ki|jmpl|Dursasana mencoba menarik pakaian Dropadi setelah Pandawa kalah main dadu.]]
Untuk merebut kekayaan dan kerajaan [[Yudistira]], [[Duryodana]] mengundang Yudistira untuk main dadu. Yudistira yang gemar main dadu tidak menolak undangan tersebut dan bersedia datang ke [[Hastinapura]]. Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh [[Sangkuni]] sebagai bandar dadu, yang memiliki kesaktian untuk mengendalikan angka dadu yang ia kehendaki. Pada mulanya, mereka bertaruh akan harta dan senjata, tetapi lambat laun taruhan terus meningkat menjadi kerajaan, hingga akhirnya Yudistira mempertaruhkan adik-adiknya, termasuk dirinya sendiri. Saat Yudistira tidak memiliki apa-apa lagi, atas hasutan Duryodana dan Sangkuni, ia mempertaruhkan [[Dropadi]]. Seperti sebelumnya, Yudistira pun kalah. Pakaian Dropadi ditarik oleh [[Dursasana]] (adik Duryodana) karena ia sudah menjadi harta Duryodana sejak Yudistira kalah main dadu, tetapi usaha tersebut tidak berhasil berkat pertolongan gaib dari [[Kresna]].
Melihat istrinya dihina, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, pertanda alam yang buruk muncul di [[Hastinapura]]. [[Dretarastra]] merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, sehingga ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. [[Duryodana]] yang merasa kecewa akhirnya membujuk Dretarastra untuk mengizinkannya menyelenggarakan permainan dadu yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, [[Yudistira]] mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah.
=== Pengasingan ===
[[File:Virata's Palace.jpg|jmpl|ka|Ilustrasi [[Yudistira]] menghadap Raja [[Wirata]], dalam rangka hidup dalam masa penyamaran selama setahun setelah menjalani masa pengasingan selama 12 tahun.]]
Setelah kekalahan Yudistira dalam permainan dadu untuk yang kedua kalinya, para Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Masa pengasingan mereka di dalam hutan diceritakan dalam kitab ''[[Wanaparwa]]''.
Setelah
Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin [[Duryodana]]. Namun [[Duryodana]] tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa. Misi damai dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
▲Setelah meninggalkan kerajaan selama 12 tahun, Pandawa pun pergi ke [[Kerajaan Matsya]]—yang dipimpin Raja [[Wirata]]—selama setahun untuk menyamar. Di sana [[Yudistira]] menyamar sebagai ''[[caturasrama|sanyasin]]'' bernama Kangka, [[Bima (Mahabharata)|Bima]] sebagai juru masak istana bernama Balawa, [[Arjuna]] sebagai penari bernama Wrehanala, [[Nakula]] sebagai pengembala kuda bernama Grantika, [[Sadewa]] sebagai pengembala sapi bernama Tantipala, dan [[Dropadi]] sebagai pelayan (''sairandri'') bernama Malini. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin [[Duryodana]]. Namun [[Duryodana]] tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa. Misi damai dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
=== Perang Kurukshetra ===
[[File:The start of the great battle.jpg|jmpl|ki|Lukisan pertempuran antara Pandawa melawan [[Korawa]] di [[Kurukshetra]]. Lukisan dari studio [[Ravi Varma]], 1910-an.]]
{{main|Perang Kurukshetra}}
|