Konferensi Asia–Afrika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penggantian tanda hubung dan tanda pisah yang tepat |
|||
Baris 6:
| video1 = [https://www.youtube.com/watch?v=-3dG7wB9WcM Konfrensi Asia Afrika oleh Humas Arsip Nasional RI.]
}}
'''Konferensi Tingkat Tinggi
Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa [[Perang Dingin]]; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial Prancis di [[Aljazair]]; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan [[Belanda]] mengenai [[Irian Barat]].<ref name="Cowie, H.R. 1993">Cowie, H.R. (1993). ''Australia and Asia. A changing Relationship'', 18.</ref>
Baris 14:
== Sejarah ==
=== Latar belakang ===
Konferensi
Konferensi
[[Soekarno]], presiden pertama Republik Indonesia, menggambarkan dirinya sebagai pemimpin kelompok negara ini, yang kemudian ia gambarkan sebagai "NEFOS" (''Newly Emerging Forces'', Kekuatan Dunia Baru).<ref name="Cowie, H.R. 1993"/> Pada 4 Desember 1954, [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] mengumumkan bahwa Indonesia telah berhasil mendapatkan masalah [[Irian Barat]] yang ditempatkan dalam agenda sidang [[Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa]] tahun 1955.<ref>United Nations General Assembly, Report of the First Committee A/2831</ref> Rencana untuk konferensi
=== Persidangan ===
[[Berkas:1955年4月周恩来、尼赫鲁与吴努在万隆会议期间交谈.jpg|jmpl|[[Zhou Enlai]], [[Jawaharlal Nehru|Nehru]], dan [[U Nu]] berdiskusi di sela-sela Konferensi
[[Berkas:Sino-Indonesian Dual Nationality Treaty signing.jpg|jmpl|Penandatanganan [[Perjanjian Kewarganegaraan Ganda Indonesia-Tiongkok|perjanjian kewarganegaraan ganda]] Tiongkok-Indonesia.]]
Perdebatan besar berpusat pada pertanyaan apakah [[pendudukan Soviet|kebijakan Soviet di Eropa Timur]] dan Asia Tengah harus dikecam bersama dengan kolonialisme Barat. Sebuah memo dikirimkan oleh 'Bangsa Muslim di bawah Imperialisme Soviet', menuduh pemerintah Soviet melakukan pembantaian dan deportasi massal di wilayah Muslim, tetapi hal tersebut tidak pernah diperdebatkan.<ref name=Shindler>{{cite book|last1=Shindler|first1=Colin|title=Israel and the European Left|date=2012|publisher=Continuum|location=New York|page=205|accessdate=18 Juni 2018|language=en}}</ref> Sebuah konsensus dicapai di mana "kolonialisme dalam semua manifestasinya" dikutuk, secara implisit mengkritik Uni Soviet, serta Barat.<ref>[http://www.britannica.com/EBchecked/topic/51624/Bandung-Conference Bandung Conference], di [[Encyclopædia Britannica]]</ref> Tiongkok memainkan peran penting dalam konferensi ini dan memperkuat hubungannya dengan negara-negara Asia lainnya. Setelah selamat dari [[Kashmir Princess|upaya pembunuhan]] dalam perjalanan menuju konferensi, perdana menteri Tiongkok, [[Zhou Enlai]], menunjukkan sikap yang moderat dan damai yang cenderung untuk menenangkan kekhawatiran beberapa delegasi anti-komunis mengenai niat Tiongkok.
Baris 29:
=== Lini masa ===
* [[23 Agustus]] [[1953]] – [[Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] [[Ali Sastroamidjojo]] ([[Indonesia]]) di [[Dewan Perwakilan Rakyat Sementara]] mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia.<ref name="jktpost">{{cite web|url=http://www.thejakartapost.com/news/2015/04/23/asian-african-conference-timeline.html|title=Asian-African Conference Timeline|date=23 April 2015 |accessdate=25 April 2015 |work=[[The Jakarta Post]]}}</ref>
* [[25 April]]–[[2 Mei]] [[1954]] – Berlangsung [[Colombo Plan|Persidangan Kolombo]] di [[Sri Lanka]]. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi
* [[28 Desember|28]]–[[29 Desember]] 1954 – Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan [[Persidangan Bogor]]. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.<ref name="jktpost" />
* [[18 April|18]]–[[24 April]] 1955 – Konferensi
== Pelopor ==
Baris 100:
=== Pertemuan kedua (2005) ===
{{utama|Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005}}
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 021-05.jpg|jmpl|ka|Prangko peringatan 50 tahun Konferensi
Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di [[Bandung]] dan [[Jakarta]] antara [[19 April|19]]-[[24 April]] [[2005]]. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu.
[[Sekjen PBB]], [[Kofi Annan]], [[Perdana Menteri Jepang]], [[Junichiro Koizumi]], [[Presiden Tiongkok]], [[Hu Jintao]], [[Presiden Pakistan]], [[Pervez Musharraf]], [[Presiden Afganistan]], [[Hamid Karzai]], [[Perdana Menteri Malaysia]], [[Abdullah Ahmad Badawi]], [[Sultan Brunei]], [[Hassanal Bolkiah]] dan [[Presiden Afrika Selatan]], [[Thabo Mbeki]] ikut hadir di Bandung dalam pertemuan ini. KTT
=== Pertemuan ketiga (2015) ===
[[Berkas:Asian-African Summit (April22, 2015).jpg|jmpl|ka|Peserta Konferensi Tingkat Tinggi
{{utama|Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2015}}
Konferensi
Para peserta di antaranya adalah [[Perdana Menteri Jepang]], [[Shinzo Abe]], [[Presiden Tiongkok]], [[Xi Jinping]], [[Perdana Menteri Singapura]], [[Lee Hsien Loong]], [[Raja Yordania]], [[Abdullah II dari Yordania]], [[Perdana Menteri Malaysia]], [[Najib Tun Razak]], [[Presiden Myanmar]], [[Thein Sein]], [[Raja Swaziland]], [[Mswati III dari Swaziland|Mswati III]] dan [[Perdana Menteri Nepal]], [[Sushil Koirala]].
|