Prasasti Wurare: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rakehino (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33:
 
=== Terjemahan bebas ===
: 1. ''Pertama-tama saya panjatkan puja puji syukur kepada Sang Tathagata (Pencipta), Sang Maha Tahu yang merupakan perwujudan dari segala pengetahuan, yang keberadaanya tersembunyi di antara semua unsur atau elemen kehidupan (skandha) dan yang terbebaskan dari segala bentuk ketiadaan dan keniscayaan. bla bla bla''
: 2. ''Dengan segala penuh kehormatan selanjutnya atas kegemilangan yang mendunia dan yang akan dicatat sebagai sejarah pada tahun Saka masa yang menggambarkan kemuliaan raja. sesuatu2''
: 3. ''Adalah Arya Bharada yang Terhormat di antara yang terbaik dari golongan orang-orang bijak dan orang-orang terpelajar, yang konon pada masa lampau, zaman terdahulu, berdasarkan hasil kesempurnaan pengalamannya oleh karenanya memperoleh abhijna (pengetahuan dan kemampuan supranatural). bla bla''
: 4. ''Terkemuka diantara para yogi besar, yang hidupnya penuh ketenangan, penuh kasih dan mahluk yang pandai berserah diri, seorang guru Siddha, seorang pahlawan besar dan yang berhati bersih jauh dari segala noda dan prasangka.
: 5-6. ''Yang telah membagi dataran Jawa menjadi dua bagian dengan batas luar adalah lautan, oleh sarana kendi (Kumbha) dan air sucinya dari langit (vajra). Air suci yang memiliki kekuatan putus bumi dan dihadiahkan bagi kedua pangeran, menghindari permusuhan dan perselisihan – olehkarena itu kuatlah Jangala sebagaimana Jayanya Panjalu (vishaya).
: 7-9. ''Tetapi, dalam hal ini Raja Sri Jaya Wisnuwadhana, yang mempunyai pramesuri Sri Jayawardhani, yang terbaik di antara para penguasa bumi, yang memiliki kesucian jiwa pada kelahirannya, penuh kasih dan penguasa keadilan, oleh sebab disegani oleh para penguasa lainnya dikarenakan kesucian dan keberaniannya dalam mempersatukan negara untuk kemakmuran rakyat, menjaga hukum dan menetapkannya dan pewaris dari penguasa keadilan sebelumnya. Uwu''
: 10-12. ''Tersebutlah, Seorang Raja yang bernama Sri Jnanasiwawajra (red, Sri Kertanegara), putra dari Sri Hariwardhana (red, Sri Jaya Wisnuwadhana) dan Sri Jaya Wardhani, adalah raja dari empat pulau, luas ilmunya dan adalah yang terbaik dari semuanya, yang memahami segala hukum dan membuatnya, yang mempunyai kecemerlangan pikiran dan sangat bersemangat untuk melakukan pekerjaan perbaikan dalam kehidupan beragama, yang tubuhnya disucikan dengan sinar kebijaksanaan dan yang sepenuhnya memahami sambodhi (ilmu pengetahuan agama Buddha) – layaknya sang Indra diantara mereka para raja yang memerintah di bumi.
: 13-17. ''Maka dibuatlah tugu peringatan (Arca) setelah pengabdiannya sebagai perlambang kebesaran dirinya yang ditahbiskan dalam bentuk perupaan Mahakshobhya, pada tahun 1211 Saka pada bulan atau Asuji (Asvina) pada hari dikenal sebagai Pa-ka-bu, hari kelima dari cahaya bulan setengah terang, sebagai mana kisah dalam Parvan bernama Sinta dan vishti karana, Ketika Para Anuradha Nakshatra berada di bola atau Indra, terus Saubhagya yoga dan Saumya muhurta dan di Tula Rasi - demi kebaikan semua makhluk, dan yang Terutama dari Semuanya, oleh karena raja dengan keluarganya, telah membawa persatuan negara.