Wings (perusahaan): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 51:
Tidak puas dengan minuman bubuk, pada tahun 2007 Wings memasuki bisnis minuman siap saji dengan produk Ale-Ale. Kesuksesannya mendorong produk minuman lain (kini diproduksi PT Tirta Alam Segar dan PT Mitra Alam Segar), seperti Teh Rio (2010), Floridina (2012), Power F (2013), Teh Javana (2015), Milku, Isoplus, dan merek-merek lainnya.<Ref name=peng>[https://books.google.co.id/books?id=69pbEAAAQBAJ&pg=PA54&dq=lionindo+jaya&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjc8ef376GCAxWM3TgGHZj4BfAQ6AF6BAgNEAI#v=onepage&q=lionindo%20jaya&f=false Pengantar Bisnis: Merajut Bisnis Lokal Menuju Bisnis Global beserta Kajian ...]</ref> Produk makanan lain yang diluncurkan seperti [[minyak goreng]], kecap bermerek Sedaap, dan [[kopi instan]] bermerek Top Coffee (diproduksi PT Harum Alam Segar).<ref>[https://swa.co.id/swa/trends/marketing/enam-jurus-wings-food-membesut-top-coffee Enam Jurus Wings Food Membesut Top Coffee]</ref> Di bulan September 2013, Wings kembali berekspansi dengan mendirikan perusahaan patungan dengan [[Glico]] (PT Glico Wings Indonesia), yang dilanjutkan dengan pendirian perusahaan sejenis bersama [[Calbee]] bernama PT Calbee Wings Food pada tahun selanjutnya. Adapun perusahaan pertama memproduksi es krim, sedangkan yang kedua bergerak di produksi dan pemasaran [[makanan ringan]]. Kedua perusahaan kemudian mengenalkan produknya di tahun 2016.<Ref>[https://marketing.co.id/gandeng-perusahaan-jepang-wings-luncurkan-snack-baru/ Gandeng Perusahaan Jepang Wings Luncurkan Snack Baru]</ref><Ref>[https://market.bisnis.com/read/20161121/192/604481/perusahaan-es-krim-ezaki-glico-investasi-rp350-miliar Perusahaan Es Krim, Ezaki Glico Investasi Rp350 Miliar]</ref>
 
Selain berhasil menjadi pemain yang diperhitungkan dalam negeri, Wings juga dikenal memiliki pasar ekspor yang kuat. Menurut Eddy W. Katuari di tahun 2004, produk Wings telah menjangkau 90 negara dan berkontribusi pada 30% pendapatan perusahaan.<ref name=nex/> Produk Wings tersebar di banyak negara, dari [[Nigeria]] hingga [[Filipina]].<ref>[http://repository.stei.ac.id/9660/4/BAB%20III%20GAMBARAN%20UMUM%20PERUSAHAAN.pdf Bab III]</ref> Ekspor yang digenjot sejak 1991 ini membuat merek-merek seperti So Klin dan Mie Sedaap menjadi semakin dikenal luas di banyak negara.<ref name=tmpo1/>
 
=== Sektor hulu ===
Sejak awal, kelompok Wings sudah menyentuh sektor hulu yang digunakan untuk membantu bisnis produk-produk pembersih dan ''toiletries''-nya. Di bulan Februari 1975, perusahaan pertama bernama PT Findeco Jaya (First Indonesian Detergent Company Jaya), hasil patungan dengan PT [[Lautan Luas]], PT [[Sinar Antjol]], dan dua perusahaan Jepang (Teikoku Kako Co. Ltd. dan Toyo Menka Kaisha Ltd.) didirikan.<ref name=info/> Perusahaan ini merupakan produsen bahan deterjen pertama di Indonesia, seperti ABS ([[alkilbenzena sulfonat]]).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=OPbPiK9LocUC&q=FINDECO+FIRST+DETERGENT&dq=FINDECO+FIRST+DETERGENT&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwib8rfinaKCAxWjR2wGHYXHBhUQ6AF6BAgEEAI Tomen Corporation: 70 Years of Growth]</ref> Di tahun 1978 didirikan perusahaan kedua bernama PT Aktif Indonesia Indah, juga memproduksi bahan deterjen yang berbasis di Surabaya.<ref>[https://daftarperusahaanindonesia.com/2012/01/aktif-indonesia-indah-pt-2/ AKTIF INDONESIA INDAH, PT]</ref> Ada juga PT Petrocentral, perusahaan kimia produsen ''sodium tripolyphospate'' yang didirikan bersama [[Grup Kodel]] dan PT [[Petrokimia Gresik]], didirikan di tahun 1986. Pabrik bahan deterjen (akilbenzena sulfonat dan ''heavy alkylate'') besar lainnya didirikan Wings bersama [[Grup Salim]], [[Sinar Mas|Grup Sinar Mas]] dan beberapa investor di tahun 1983, yaitu PT [[Unggul Indah Cahaya]] Tbk.<ref name=info/>
 
Pada tahun 2000 Wings berkolaborasi dengan Lautan Luas dan Grup [[Djarum]] mengakuisisi Salim Oleochemical dari grup tersebut dari [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]], dengan mendapat persentase saham terbesar (47,7%). Perusahaan yang kelak diganti namanya menjadi Ecogreen Oleochemicals ini memiliki pabrik di [[Belawan]], [[Batam]] dan [[Singapura]] yang berfungsi mengolah [[minyak sawit]] menjadi bahan baku sabun seperti [[gliserin]] dan ''fatty acid'' untuk keperluan dalam negeri dan ekspor. Sejak 1995, Grup Wings juga sudah punya perkebunan [[kelapa sawit]] di bawah PT Gawi Makmur Kalimantan dan PT Damir Mitra Sekawan. Menurut seorang pengamat, kiprah Wings yang rajin berinvestasi di sektor hulu ini memiliki beberapa keuntungan: mengamankan mereka dari gejolak harga, ditambah membantu menyediakan harga barang jadi yang lebih murah.<ref name=nex/><ref name=tmpo1/> Baru-baru ini, lewat PT Pratama Nusantara Bakti, Grup Wings juga terjun ke industri produksi [[gula]].<ref name=bisnis/>
 
Wings juga memiliki industri pengemasan dan pengepakan di sejumlah perusahaan. Di tahun 1983 didirikan PT Multipack Unggul, produsen kemasan plastik dan kertas di Jakarta dan Surabaya. Pabrik ini memakan investasi Rp 9,7 triliunmiliar ketika didirikan.<ref name=info/> Lalu di tahun 2002 berdiri PT Unipack Indosystems, juga bergerak di industri kemasan plastik ''flexible''. Salah seorang putri Harjo Sutanto, Fifi Sutanto juga memiliki latar belakang pendidikan dari sebuah sekolah parfum di [[Prancis]], yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas produk Wings.<ref name=nex/>
 
=== Usaha lainnya ===
Sama seperti banyak pebisnis lainnya, Katuari dan Sutanto mengembangkan usahanya ke berbagai sektor, sehingga kini Wings kini menjadi sebuah [[konglomerasi]]. Beberapa sektor yang mereka geluti seperti properti, keuangan dan bahan bangunan. Di properti, mereka mengibarkan PT Wiranusa Grahatama (konstruksi), PT Dianlestari Perdana (pengelola gedung perkantoran di Surabaya), PT Ekatama Makmur (pembangun perumahan murah), perumahan mewah [[Raffles Hills]], [[apartemen]] Patra Maisonette,<ref name=temo/> pusat perdagangan [[Pulogadung Trade Center]], dan hotel mewah [[The Apurva Kempinski Bali]]. Untuk produksi bahan bangunan sejak 1989 Wings mendirikan PT Adyabuana Persada, produsen tegel keramik Milan dan Hercules. Lalu, di tahun 1997 didirikan pabrik [[gipsum]] bersama [[Siam Cement Group]] bernama PT Siam-Indo Gypsum Industry. Ada juga merek genteng keramik M-Class.<ref name=nex/><ref name=info/><ref name=bisnis/>
 
Pada sektor jasa, Wings terjun ke industri keuangan setelah penerbitan [[Paket Kebijaksanaan Oktober 1988]]. Pada tahun 1989 merekakeluarga Katuari dan Sutanto mendirikan PT Bank Ekonomi Raharja, yang memfokuskan diri pada sektor ritel.<ref name=nex/><ref name=info/> Di bulan Oktober 2008, saham mereka dijual kepada bank asing [[HSBC]],<ref>[https://finance.detik.com/moneter/d-1023075/hsbc-akuisisi-bank-ekonomi HSBC Akuisisi Bank Ekonomi]</ref> dan saat ini dikenal dengan nama PT [[Bank HSBC Indonesia]]. Seakan tidak betah meninggalkan berbisnis perbankan, pada tahun 2013 Wings mengakuisisi mayoritas saham [[Bank Multiarta Sentosa]] (Bank Mas),<ref name=bisnis/> sebuah bank kecil milik keluarga Winoto. Selain di perbankan, Wings juga memiliki lengan usaha di bidang [[sekuritas]]. Mulanya mereka memiliki [[UOB-Kay Hian Sekuritas]], namun saat ini fokusnya ada di PT [[Ekokapital Sekuritas]] yang berdiri sejak 2001.<ref name=nex/>
 
Era [[2010-an]] dimanfaatkan kelompok bisnis keluarga Katuari-Sutanto ini untuk terjun ke sektor [[ritel]] dan restoran. Sejak 2013, di bawah PT Fajar Mitra Indah, Wings mengembangkan [[minimarket]] [[FamilyMart]], lisensi dari Jepang. Pada tahun 2023 merekaFamilyMart sudah memiliki 254 gerai yang berada di banyak kota-kota besar di Indonesia.<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20230413/12/1646399/kian-ekspansif-buka-gerai-familymart-lirik-kawasan-luar-jabodetabek Kian Ekspansif Buka Gerai, FamilyMart Lirik Kawasan Luar Jabodetabek]</ref> Sebelumnya, pada Juli 2010, Wings berkerjasama dengan [[Yoshinoya]] Jepang dan [[Charoen Pokphand]] [[Thailand]] (di bawah PT Multirasa Nusantara) untuk memboyong kembali restoran ''[[gyudon]]'' tersebut ke Indonesia.
 
=== Pengelolaan bisnis ===
Produk Wings dikenal sebagai pesaing tangguh dari produk-produk sejenis yang diproduksi [[perusahaan multinasional]], seperti [[Unilever]] dan [[P&G]]. Strateginya adalah menjual produk dengan harga lebih murah, namun berkualitas lebih tinggi atau setara dibanding pemain utama.<ref name=nex/><ref name=empat/> Wings juga berusaha mencuri pasar yang signifikan dalam setiap produknya (sekitar 10-15%),<ref name=empat/> lewat konsisten tidak bertanding ''head-to-head'' dengan pemain pasar.<ref>[https://www.hops.id/unik/29410130688/disaat-yang-lain-berlomba-lomba-jadi-nomor-1-wings-food-malah-gak-mau-ternyata-ini-strategi-yang-dimainkan Disaat yang lain berlomba-lomba jadi nomor 1, Wings Food malah gak mau! Ternyata, ini strategi yang dimainkan]</ref> Aspek penting lainnya adalah pentingnya pemilik perusahaan ini melihat aspekmengembangkan ''branding'', yang dapat dilihat dari anggaran belanja iklannya yang cukup besar. Bahkan di tahun 2004 dikabarkan Wings sudah memiliki puluhan merek yang sudah dipasarkan dan ribuan merek lainnya yang sudah didaftarkan dan siap dieksekusi produksi maupun pemasarannya.<ref name=nex/>
 
Sejak 1990-an, Johanes Katuari dan Harjo Sutanto sudah menyerahkan pengelolaan bisnis Wings ke generasi kedua, yang meliputi Eddy William Katuari, Teddy Jeffrey Katuari, Freddy Ignatius Katuari, Finney Henry Katuari, Hanny Sutanto dan Hendrik Tanojo.<ref name=info/> Masing-masing biasanya mengelola sektor tertentu, seperti Finney di bidang operasional dan Eddy di kepemimpinan perusahaan.<ref name=tmpo1>[https://books.google.co.id/books?id=Y-RSEAAAQBAJ&pg=PA32&dq=wings+tanojo&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjUovv-q6KCAxWf3TgGHe4aBvoQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=wings%20tanojo&f=false Sayap Bisnis Konglomerasi Indonesia - (Hary Tanoesoedibjo, Katuari, Bakrie)]</ref> Adapun Johanes meninggal di tahun 2004,<ref name=nex/> sementara Harjo masih hidup sampai saat ini. ''[[Forbes]]'' pada November 2021 menempatkan Harjo sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan harta sebesar Rp 7,5 triliun.<ref>[https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211112181903-92-720477/harjo-sutanto-taipan-tertua-ri-sukses-berkat-sabun-colek Harjo Sutanto, Taipan Tertua RI Sukses Berkat Sabun Colek]</ref> Meskipun dibangun oleh dua orang dari keluarga yang berbeda, relasi antara generasi keluarga Sutanto dan Katuari berjalan mulus dan hampir tidak terdengar bergejolak. Menurut Eddy di tahun 2004, masing-masing keluarga mendapat "kue" seimbang dan tidak saling mendahului, dengan keduanya berkolaborasi sebagai tim.<ref name=nex/> Yang terdengar dari keluarga Katuari atau Sutanto paling hanya masalah pribadi,<ref name=gre>[https://books.google.co.id/books?id=RvGDAwAAQBAJ&pg=PT146&dq=Fa.+Wings+sabun&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjVrPy47KGCAxX9xzgGHRK8Dy4Q6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=Fa.%20Wings%20sabun&f=false 50 Great Bussines Ideas form Indonesia: Gebrakan Perusahaan-Perusahaan ...]</ref> seperti ketika salah seorang putri Harjo, Silviana, meninggal dunia di tahun 2016 akibat kebakaran di [[Alaska]], AS.<ref>[https://jateng.tribunnews.com/2016/06/08/putri-konglomerat-wings-group-tewas-dalam-kebakaran-di-alaska Putri Konglomerat Wings Group Tewas dalam Kebakaran di Alaska]</ref>
 
Sikap ''low profile'' bisnis Wings juga nampak pada usaha-usahanya. Seperti ketika mulai merintis Mie Sedaap, pabrik mi tersebut di [[Jawa Timur]] hanya ditandai dengan papan bertulis "KAS" (singkatan dari PT Karunia Alam Segar). Sebisa mungkin keluarga Katuari-Sutanto dan Wings menghindari publikasi media.<ref name=gre/> Akan tetapi tidak bisa dipungkiri juga beberapa pabrik/bisnis Wings sempat memasuki pemberitaan baru-baru ini, seperti polemik perizinan gudang di [[Padangsidempuan]],<Ref>[https://wartamandailing.com/2020/04/16/diduga-gudang-pt-wings-di-kecamatan-batunadua-tidak-memiliki-izin-yang-jelas/ Diduga Gudang PT. Wings di Kecamatan Batunadua Tidak Memiliki Izin Yang Jelas]</ref> isu [[limbah]] di PT Mitra Alam Segar,<ref>[https://jatimnow.com/baca-56114-warga-pasuruan-demo-pt-mitra-alam-segar-protes-sumur-kering-dan-bau Warga Pasuruan Demo PT Mitra Alam Segar Protes Sumur Kering dan Bau]</ref> hingga masalah perburuhan di PT Karunia Alam Segar.<Ref>[https://www.cakrawala.co/jatim/pr-7755109779/warga-sekitar-pabrik-produsen-mie-instan-gresik-kembali-turun-ke-jalan Warga Sekitar Pabrik Produsen Mie Instan Gresik Kembali Turun ke Jalan]</ref>
 
Keluarga Katuari dan Sutanto juga dikenal memiliki relasi kekeluargaan pada grup bisnis lainnya yang tidak berkaitan. Grup [[Victoria Investama]] milik Suzanna Tanojo (putri salah satu perintis bisnis Wings, Wakijo Tanojo) bergerak di industri keuangan dan properti (lewat PT [[Bhuwanatala Indah Permai]] Tbk).<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20230517114259-17-438122/rajin-tambah-modal-bos-bank-victoria-anak-pendiri-wings-grup Rajin Tambah Modal, Bos Bank Victoria Anak Pendiri Wings Grup]</ref> Relasi kuat lainnya adalah dengan keluarga Hartono, pemilik Djarum. Putra Eddy W. Katuari, Grace Katuari memiliki suami Martin Hartono dan duduk sebagai salah satu pimpinan pusat perbelanjaan [[Grand Indonesia]] milik konglomerasi [[kretek]] tersebut. Dua putri Eddy Katuari yang lain, Erlina dan Jane, masing-masing dinikahkan dengan Benjamin Jiaravanon dan Kreisna Gozali, yang masing-masing mengelola PT [[Charoen Pokphand Indonesia]] Tbk dan PT [[Gozco Plantations]] Tbk.<ref name=bisnis/>
 
== Produk ==
{{col-css3-begin|3}}
=== Wings Care ===
* Powder Detergent
Baris 171 ⟶ 172:
* Frost Bite
* Haku
{{col-css3-end}}
 
== Referensi ==