Mi instan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 115:
Kehadiran mi instan sendiri bermula ketika Jepang sebagai negara asal produk tersebut, mengekspor produknya di Indonesia beberapa tahun setelah produk itu diciptakan yang kemudian dikenal dengan nama "super mie". Belakangan, seiring munculnya UU [[Penanaman Modal Asing]] No. 1/1967, sebuah perusahaan dari Negeri Sakura, Sankyo Shokuhin [[Kabushiki Kaisha|KK]], berkeinginan untuk membangun pabrik di Indonesia. Pabrik mi instan itu kemudian diresmikan pada 16 Juli 1969, di bawah PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Produknya kemudian dikenal dengan nama [[Supermi]], yang merupakan produk mi instan lokal pertama di negeri ini.<ref name=indom>[https://historia.id/ekonomi/articles/tentang-tiga-mi-instan-DEn0d/page/1 Tentang Tiga Mi Instan]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=DcBUqAlvbMEC&pg=RA2-PA9&dq=SUPER+MI+DJEPANG&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi7lsrXmOn3AhWb4XMBHRnLD8cQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=SUPER%20MI%20DJEPANG&f=false Berita industri]</ref>
 
Mulai tahun 1972, masuk juga [[Indomie]] sebagai pesaing yang dirintis [[Djajadi Djaja]] dan kawan-kawan, dan 10 tahun kemudian, masuklah penguasa industri mi instan saat ini, [[Salim Group]] dengan merek [[Sarimi]].<ref name=indom/> (Beberapa merek mi instan awal lainnya yang sempat memasuki pasaran seperti Chicken Mie produksi [[Khong_Guan#Sejarah_Khong_Guan_di_Indonesia|Khong Guan Group]],<reF name=koong>[https://www.facebook.com/ayokeperpusnas/posts/pfbid024CgdGyBK72EN5P4FmgHP6xAKLH4JoZne3yJxjPnhQQzjDaSHNgqT3bL4vpJCG5bZl Sebuah produsen biskuit ternama di Indonesia...]</ref> dan Intermi buatan PT Pandu Djaya Abadi,<ref name=berita>[https://books.google.co.id/books?id=tLRAMsdwy6AC&q=pandu+djaya+abadi&dq=pandu+djaya+abadi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiMgMT6n5-CAxU84TgGHb6TCfUQ6AF6BAgEEAI Berita industri, Volume 8]</ref><ref name=bepete>Buku Penunjuk Telepon Jakarta 1979, hlm. 334.</ref> namun keduanya kalah populer). Dalam perkembangannya, Indomie menjadi merek yang dominan, sehingga ''saking'' terkenalnya, orang Indonesia sering menyebut mi instan dengan sebutan "Indomie", kendati yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Baik Indomie, Supermi dan Sarimi sejak 1980-an telah mendominasi penjualan mi instan di Indonesia; ketiga merek tersebut, yang kini diproduksi oleh [[Indofood CBP|Indofood CBP Sukses Makmur]], pada tahun 1994 mencapai 7590% pangsa pasar,<ref name=indomindom9>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=KXntAAAAMAAJ&dq=indofood+90+share&focus=searchwithinvolume&q=baby+food Promoting Agribusiness for Higher Productivity in Asia and the Pacific: Report of an APO Seminar, 4th-14th August, 1992, Jakarta, Indonesia]</ref> 88% pada 2002,<ref name=comp/> dan pada 2016 mencapai 72%. Menggiurkannya industri mi instan telah membuat banyak pengusaha berusaha terjun dalam bisnis ini dengan menawarkan berbagai rasa dan promosi, meskipun faktanya Indofood sebagai pemain dominan tetap sulit untuk disaingi. Mi instan pun telah berkembang dari hanya memiliki tiga merek dan rasa yang terbatas, menjadi banyak merek dengan aneka pilihan rasa.<ref name=comp>[https://www.thefreelibrary.com/1.+New+competitors+begin+to+undermine+Indofood+in+instant+noodle...-a0120129417 1. New competitors begin to undermine Indofood in instant noodle market.]</ref><ref name=saing>[https://tirto.id/mi-instan-gurih-pasarnya-sengit-persaingannya-yeZ Mi Instan, Gurih Pasarnya Sengit Persaingannya]</ref> Tidak hanya sejumlah industri besar, bisnis mi instan juga melibatkan pemain-pemain lain, seperti rumah makan dalam skala kecil seperti [[warung]] Indomie (warmindo) maupun besar (seperti Warunk Upnormal).<ref>[https://www.thejakartapost.com/longform/2018/08/18/indonesians-and-instant-noodles-a-love-affair.html Indonesians & instant noodles: A love affair]</ref>
 
Mi instan merupakan salah satu [[makanan]] terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Sebagai bukti dari kepopuleran itu, Indonesia merupakan salah satu pembeli mi instan terbesar - urutan kedua (14 miliar bungkus/tahun atau 64 bungkus per konsumen/tahun), setelah [[Tiongkok]] dengan 44,4 miliar bungkus. Angka ini telah jauh bertumbuh dari 886 juta bungkus pada 1985 dan 5,2 miliar bungkus pada 1994.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Q1pOAQAAIAAJ&q=Sarimi+Asli+Jaya&dq=Sarimi+Asli+Jaya&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj-gti97-j3AhUU8XMBHRq-DJE4ChDoAXoECAUQAg Far Eastern Economic Review]</ref> Pada 2013, penjualan mi instan nasional telah mencapai Rp 22,6 triliun, diperebutkan oleh beberapa pemain dengan persaingan yang cukup sengit.<ref name=saing/> [[Korea Selatan]] adalah konsumen mi instan terbanyak [[per kapita]], dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus pada 2005.<ref>[http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html "Instant Ramen Facts - Worldwide"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061117000500/http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html |date=2006-11-17 }} oleh Japan Convenience Foods Industry Association. (note: Angka di sini hanya menggunakan data 2005. Angka-angka ini dibagi dengan jumlah penduduk masing-masing negara untuk mendapatkan angka "per kapita".)</ref>