Sarimi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 19:
Produk ini merupakan merek mi instan pertama yang dimiliki dan diluncurkan oleh [[Grup Salim]] (karena Supermi dan Indomie adalah merek hasil [[merger dan akuisisi|akuisisi]]). Mulanya, kelompok usaha pemilik penggilingan [[terigu]] [[Bogasari]] tersebut tidak berminat memasuki bisnis mi instan, karena menurut [[Anthony Salim]], mereka hanya ingin bermain di sektor hulu, bukan hilir.<ref name=hilir>[https://books.google.co.id/books?id=vyFPAQAAIAAJ&q=tidak+terjadi+kecocokan+dengan+indomie&dq=tidak+terjadi+kecocokan+dengan+indomie&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjRtfDwmqCCAxV2UGwGHXZOCzQQ6AF6BAgBEAI Tempo, Volume 14,Bagian 1]</ref> Namun, pemerintahan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] yang memiliki relasi istimewa dengan keluarga Salim, berusaha merayu grup tersebut untuk ikut terjun ke bisnis pembuatan mi instan. Hal ini mengingat kondisi hingga akhir 1970-an dimana Indonesia masih mengimpor beras dalam jumlah yang sangat besar. Selain untuk mempromosikan konsumsi produk olahan terigu, mi instan buatan Salim Grup diharapkan dapat dijadikan ransum bagi keperluan [[ABRI]] dan [[pegawai negeri sipil|PNS]], sehingga beras yang ada bisa mengalir ke masyarakat biasa.<ReF name=si/>
 
Grup Salim menyambut usulan tersebut dengan cukup ambisius memasuki pasar mi instan, dengan membeli 20 mesin produksi berkapasitas 100 juta bungkus mi/tahun,<Ref name=si/> dan membangun pabrik yang mulai dikerjakan sejak 1979.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=dJDVDwAAQBAJ&pg=PA42&dq=Sarimi+Asli+Jaya&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi4_7y17-j3AhX763MBHR3qALIQ6AF6BAgDEAI#v=onepage&q=Sarimi%20Asli%20Jaya&f=false Jatuh Bangun Keluarga Salim Membesarkan Bogasari]</ref> Pabrik mi instan itu diberiada namadi bawah pengelolaan '''PT Sarimi Asli Jaya''' yang didirikan pada tahun 1981<Ref name=lim/> dan produknya adalah Sarimi yang diperkenalkan ke publik pada tahun 1982. Adapun kantor pusatnya berada di [[Jalan Gunung Sahari (Jakarta)|Jl. Gunung Sahari]] No. 84, Jakarta.<ref name=hilir/> Awalnya, Salim Grup berencana mengajak pemimpin pasar saat itu, Indomie, untuk bekerjasama dalam hal produksi.<ReF name=si/> Bahkan, di tahun 1982 sekitar 70% saham PT Sarimi sudah ditawarkan ke pemilik Indomie, PT Sanmaru Food Manufacturing.<ref name=hilir/> Namun pemilik PT Sanmaru, [[Djajadi Djaja]] menolak usulan tersebut karena kedua perusahaan memiliki skema produksi yang berbeda.<ReF name=si/>
 
Dua tahun setelah Sarimi mulai dipasarkan, Indonesia justru mengalami [[swasembada]] [[beras]]. Dukungan dari pemerintah pun menguap,<ref name=hilir/> sehingga bisnis Salim Grup di bidang mi instan yang baru seumur jagung itu pun terancam gagal. Bahkan kardus-kardus Sarimi dikabarkan menumpuk di gudang akibat produksinya yang tidak tersalurkan, belum lagi mesin-mesin produksi yang tidak bisa dibatalkan pesanannya.<ref name=si/><ref name=hilir/> Gagal membujuk Djajadi kembali, sebagai solusinya, Grup Salim mulai berusaha mempromosikan Sarimi ke publik dengan masif. Dibantu anggaran iklan [[dolar Amerika Serikat|US$]] 10 juta, harga yang lebih murah dibanding Indomie dan Supermi maupun slogan bahwa Sarimi adalah "mi instan super", dengan cepat Sarimi memperoleh pangsa pasar 40% hanya dalam beberapa tahun.<ref name=lapanpuluh>[https://i.pinimg.com/originals/12/12/38/1212386eea245c79cedeeea51dc8c4b5.jpg Iklan sarimi 80-an]</ref><ReF name=si>[https://books.google.co.id/books?id=6hxqDwAAQBAJ&pg=PT246&dq=PT+Lima+Satu+Sankyu&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwik6PK09vruAhX68HMBHfQfB5MQ6AEwA3oECAUQAg#v=onepage&q=PT%20Lima%20Satu%20Sankyu&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group]</ref> Produksi PT Sarimi Asli Jaya pada tahun 1984 mencapai 540 juta bungkus/tahun.<Ref name=lim>[https://books.google.co.id/books?id=BIlmAAAAMAAJ&q=Sarimi+Asli+Jaya&dq=Sarimi+Asli+Jaya&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiWqc-t-_ruAhVJOisKHTs7CewQ6AEwBXoECAcQAg APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1983-1984]</ref> Sarimi dibantu juga oleh pabrik Bogasari yang pada saat itu me[[monopoli]] perdagangan terigu di Indonesia.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=B78TAQAAMAAJ&q=Sarimi+Asli+Jaya&dq=Sarimi+Asli+Jaya&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiWqc-t-_ruAhVJOisKHTs7CewQ6AEwAXoECAIQAg Tempo, Volume 27,Masalah 5-8]</ref>