Isra Mikraj: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah authority control
Zaigh (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 39:
Dia lalu bertanya kepadanya, ''"Apa yang diperintahkan kepadamu?"'' Ia menjawab, ''"Lima puluh waktu shalat."'' Dia berkata, ''"Umatmu pasti tidak sanggup melakukan itu, kembalilah ke Rabb-mu dan mintalah keringanan untuk umatmu!"'' Ia menoleh ke arah Jibril seakan ingin memintakan pendapatnya dalam masalah itu. Dia mengisyaratkan persetujuannya jika ia memang menginginkan hal itu. Lalu [[Jibril]] membawa ia naik lagi hingga membawanya ke hadapan Allah, sedangkan Dia berada di tempatnya. Ini adalah redaksi milik Al-Bukhari pada sebagian jalur periwayatannya. Lalu Allah meringankannya menjadi sepuluh waktu shalat. Kemudian ia turun hingga kembali melewati Nabi Musa lagi lantas memberitahukan tentang tersebut kepadanya. Dia berkata kepadanya, 'Kembalilah lagi kepada Rabb-mu.' mengikuti saran Musa dan minta keringanan kepada Allah Azza Wa Jalla hingga akhirnya Dia menurunkannya menjadi lima waktu shalat. Musa kemudian memerintahkan ia agar kembali kepada Rabb dan memintakan keringanan lagi. Lalu ia Inenjawab, ''"Aku malu kepada Rabb-ku. Aku rela dengan hal ini dan berserah diri."'' Setelah ia menjauh, datanglah suara memanggil, ''"Engkau telah menyetujui fardlu-Ku dan Aku telah memberikan keringanan untuk para hamba-Ku."''<ref name=":1" />}}
 
Kemudian [[Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah|Ibnul Qayyim]] menyinggung perbedaan persepsi seputar rukyah (melihat) ia terhadap Rabb-nya Tabaraka wa Ta'ala. Dia juga menyebutkan ucapan [[Ibnu Taimiyyah]] mengenai hal ini, yang inti dari pendapat-pendapat yang disebutkan olehnya menyatakan bahwa melihat dengan mata telanjang sama sekali tidak valid. Pendapat semacam ini tidak pernah diucapkan oleh seorang sahabat pun. Sedangkan nukilan yang berasal dari [[Ibnu Abbas]] tentang rukyah ia secara mutlak dan rukyah ia dengan hati, pendapat pertama ini tidak menafikan pendapat kedua. [[Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah|Ibnul Qayyim]] kemudian mengomentari, ''"Sedangkan firman-Nya Ta'ala di dalam surat An-Najm (artinya), "Kemudian dia mendekat lalu bertanlbahbertambah mendekat lagi."'' Ungkapan 'mendekat' di sini bukan yang dimaksud di dalam kisah Isra'. Ungkapan "mendekat" yang terdapat di dalam surat An-Najm tersebut adalah ''mendekat dan bertambah mendekatnya'' Jibril sebagaimana yang dikatakan oleh [[Aisyah binti Abu Bakar]] dan [[Ibnu Mas'ud]]. Arah pembicaraan di dalam ayat tersebut pun mendukungnya. Adapun 'mendekat dan bertambah mendekat' yang ada pada cerita Isra' adalah jelas sekali menyatakan ''mendekat dan bertambah mendekatnya Rabb Tabaraka wa Ta'ala''. Di dalam [[surah An-Najm]] tidak ditemukan sesuatu yang menyinggung tentang hal itu bahkan di sana terdapat penegasan bahwa Muhammad melihat Jibril dalam rupa aslinya yang lain di [[Sidratul Muntaha]]. Ini adalah Jibril yang dilihat oleh Muhammad sebanyak dua kali dalam rupa aslinya, pertama di bumi dan kedua di Sidratul Muntaha.<ref name=":1" />
 
== Hadis tentang Isra' Mi'raj ==