Penyatuan Arab Saudi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vëantur07 (bicara | kontrib)
k Menambah bagian sejarah dan referensi
Cecep Gorbacev (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33:
Terebutnya Mekah merupakan sebuah pukulan berat bagi [[Kesultanan Utsmaniyah]] yang telah berdaulat atas kota suci tersebut sejak 1517. Akhirnya Kesultanan Utsmaniyah memutuskan untuk mengambil tindakan melawan Bani Saud. Tugas untuk menghancurkan [[Negara Saudi Pertama|Saudi]] diberikan kepada [[raja muda]] [[Mesir]] yang kuat, [[Muhammad Ali dari Mesir|Muhammad Ali Pasha]], yang kemudian mengirim pasukan ke wilayah [[Hijaz]] dan merebut kembali [[Mekkah]]. Anaknya, [[Ibrahim Pasha]], sementara itu memimpin pasukan [[Utsmaniyah]] ke jantung [[Najd]], merebut kota demi kota yang dikenal sebagai [[Ekspedisi Najd]]. Setibanya di ibu kota Saudi di [[Diriyah]], Ibrahim mengepung kota tersebut selama beberapa bulan sampai akhirnya [[Negara Saudi Pertama|Saudi]] menyerah pada musim dingin tahun 1818. Ibrahim kemudian mengirim banyak anggota Bani Saud dan [[Muhammad bin Abdul Wahhab]] ke Mesir dan ibu kota Kesultanan Utsmaniyah, [[Konstantinopel]] dan selanjutnya memerintahkan penghancuran Diriyah secara sistematis. Pemimpin (amir) Saudi terakhir, [[Abdullah bin Saud]], kemudian [[Eksekusi|dieksekusi]] di Konstantinopel.
 
Anggota [[Wangsa Saud|Bani Saud]] bertahan hidup dalam [[pengasingan]] di Kuwait dan melanjutkan pendirian [[Negara Saudi Kedua]], yang dianggap telah berakhir dengan ditangkapnya cucu Muhammad bin Saud, pendiri [[Negara Saudi Pertama]], yakni [[TurkiAbdul Aziz bin Abdullah]] dari [[Riyadh]] (wilayah yang dirancang sebagai ibu kota baru) pada tahun 1824 sampai [[Pertempuran Mulayda]] pada tahun 1891. Dibandingkan dengan Negara Saudi Pertama, periode [[Negara Saudi Kedua|Saudi Kedua]] ditandai dengan sedikit [[ekspansi]] teritorial dan kurangnya semangat religius. Hal ini juga ditandai dengan ketidakstabilan, yang dapat dieksploitasi oleh [[Bani Rasyid]] dari [[Emirat Jabal Shammar]]. Pemimpin [[Negara Saudi Kedua|Saudi]], [[Abdul Rahman bin Faisal]], mencari perlindungan di Kuwait pada tahun 1893.
 
== Sejarah ==