Gereja Santo Lukas, Sunter: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tian x-way (bicara | kontrib) ←Membuat halaman berisi '{{Infobox church | name = Gereja Santo Lukas | fullname = Gereja Katolik Santo Lukas, Jakarta | color = blue | image = | caption = | denomination = Gereja Katolik Roma |country = {{flag|Indonesia}} | consecration_year = | founder = | architect = | style = | dedication = Santo Lukas |status = Gereja paroki | functional status = Aktif | heritage...' Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
Tian x-way (bicara | kontrib) |
||
Baris 31:
==Sejarah==
Keberadaan Gereja Santo Lukas diawali oleh kerinduan umat Katolik di daerah [[Sunter]] untuk memiliki tempat beribadah pada tahun 1969. Tahun 1970, Sunter membentuk sebuah Kring dan dua tahun kemudian dibangun sebuah tempat yang berfungsi ganda; baik untuk sekolah maupun untuk keperluan umat yaitu untuk Perayaan [[Ekaristi]] ataupun untuk kegiatan lainnya. Karya pelayanan ini tidak lepas dari bimbingan Romo Opzeland, SJ.<ref name
Dalam perkembangannya, umat Sunter semakin bertambah sehingga pada tahun 1973, status Kring berubah menjadi Lingkungan dan kemudian menjadi Wilayah. Aula serba guna St.Hendrikus yang berdiri pada tahun 1978, semakin membuat umat bertambah giat dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai kegiatan. <ref name
Dalam kehidupan masyarakat, umat [[Gereja Katolik|Katolik]] di Wilayah Sunter ini cukup memberi pengaruh positip dalam sumbangan memajukan masyarakat setempat. Misi umat Katolik di Wilayah Sunter tidak sia–sia, banyak di antaranya orang–orang Katolik menjadi pengurus RT atau RW. Sepeninggal Pastor Opzeland, karya pelayanan untuk umat di Sunter dilanjutkan oleh (Alm) Pastor J. B. Martosudjito SJ. Dari Ordo Serikat [[Yesuit]], kemudian dilayani oleh pastor-pastor Xaverian antara lain: Pastor Yoseph Pierantoni SX, Pastor Yoseph Marsaroto SX dan yang terakhir Pastor Otello SX yang dikenang karena pembongkaran Sakristi oleh pencuri pada malam hari di Aula Santo Hendrikus dan membawa beberapa peralatan Misa seperti Sibori dan Kalix. Setelah Ordo Xaverian, Stasi Sunter dilayani oleh pastor-pastor Ordo Serikat Sabda Allah atau SVD dibawah pimpinan Pastor A. Luis Diaz SVD, Pastor Damianus Weru SVD, Pastor Theodorus Bhate SVD, dan beberapa pastor muda SVD sampai menghantar Stasi Sunter menjadi Paroki yang mandiri.<ref name
Pada tahun 1989, [[Keuskupan Agung Jakarta]] mempercayakan [[Konventual|OFMConv]] untuk menggembalakan umat di Paroki Sunter. Dalam Misa Syukur yang dipimpin langsung Bapak Uskup Agung Jakarta Mgr. [[Leo Soekoto]] SJ yang di dampingi Pastor Paroki dari Pademangan dan Katedral serta Pastor Paroki Santo Lukas, Minggu 20 Agustus 1989 jam 07.30 WIB, merupakan gong resmi yang menandakan bahwa: '''PAROKI SANTO LUKAS SUNTER''' telah lahir. Sejak saat itu Paroki Santo Lukas Sunter digembalakan oleh Ordo OFM Conventual dengan Pastor Kepala Paroki yang pertama adalah Pastor Antonio Murru OFMConv dan dibantu oleh Pastor Ferdinando Saveri OFMConv. <ref name
==Jadwal Misa==
|