Pondok Pesantren Al Falah Ploso: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan info organisasi kelembagaan, sistem dan program pendidikan dengan menyertakan referensi yang valid Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Penambahan sejarah singkat, kategori artikel dan referensi terpercaya Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 1:
{{Infobox pesantren
|nama = Pondok Pesantren Al Falah Ploso
|nama_asli = المعهد الإسلامي السلفي الفلاح
|logo =
|logo_size =
|caption =
|established = {{start date and age|1925}}
|jenis = Pesantren Salaf
|motto =
|slogan =
|affiliation = [[Nahdlatul Ulama]], [[Aswaja]]
|calendar =
|pengasuh = K.H. Nurul Huda Djazuli
|pendiri = K.H. Ahmad Djazuli Usman
|alamat = [[Ploso, Mojo, Kediri|Desa Ploso]], [[Mojo, Kediri|Kecamatan Mojo]]
|kota =[[Kabupaten Kediri]]
|koordinat =
|negara ={{negara|indonesia}}
|telepon =
|free_label =
|free =
|sports =
|colors =
|nickname = Ploso
|maskot =
|fightsong =
|publictransit =
|alumni =
|situs =[http://alfalahploso.net alfalahploso.net]
|catatan =
|image =
}}
'''Pondok Pesantren Al Falah''' adalah sebuah lembaga pendidikan asrama berbentuk [[Pesantren Salaf|pesantren salaf]]. Dalam pengajian sehari-hari memiliki basis pengajian kitab-kitab salaf (tradisional). Pesantren ini didirikan oleh KH. Ahmad Djazuli Usman, seorang putra naib lokal kawasan Desa Ploso, Mojo, Kediri. Kini, Pesantren Al Falah Ploso berada di bawah asuhan KH. Nurul Huda Djazuli.
== Sejarah singkat ==
Pada pertengahan tahun 1924, dengan satu masjid dan seorang [[santri]] bernama Muhammad Qomar, yang tidak lain adalah kakak iparnya sendiri, Haji Djazuli mulai merintis pesantren. beliau meneruskan pengajian untuk anak‑anak desa sekitar [[Ploso, Mojo, Kediri|Ploso]] yang sudah dimulainya dengan pulang pergi sejak masih berada di Karangkates. Jumlah murid pertama yang ikut mengaji ± 12 orang. Di penghujung tahun 1924 itu seorang santri Tremas bernama Abdullah Hisyam asal Kemayan (± 3 km selatan Ploso) datang bertamu kepada Haji Djazuli sambil membawa salam dan surat‑surat dari sahabat lamanya. Akhirnya Hisyam melanjutkan belajarnya kepada kyai Djazuli yang memang sudah dikaguminya semenjak di Tremas.<ref name="Sejarah">{{cite web|url=https://alfalahploso.net/profil/sejarah|title=Sejarah Muassis Al Falah|publisher=Situs Resmi Pondok Pesantren Al Falah|date=17 Juli 2022|accessdate=7 November 2023|archive-date=7 November 2023|archive-url=https://web.archive.org/web/20231107135630/https://alfalahploso.net/profil/sejarah|dead-url=no}}</ref>
Berbekal tekad yang kuat, pada 1 Januari 1925 KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid untuk kegiatan belajar mengajar para santri. Tanpa terasa santri yang belajar dengan KH. A. Djazuli membengkak menjadi 100 orang.
Masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al Falah Ploso pada awalnya tergolong masyarakat [[Islam abangan|abangan]] (jauh dari agama). Ketika awal berdiri, banyak masyarakatnya mencemooh pondok pesantren Al-Falah. Apalagi para pejabat dan bandar judi, yang [[status quo]]-nya mulai terganggu. Mereka sering menyebarkan isu-isu sesat terhadap pondok pesantren ini.<ref>{{cite web|url=https://dawuhguru.co.id/pesantren-al-falah-ploso-kediri/#Profil_Pesantren_Al-Falah_Ploso_Kediri|title=Pesantren Al Falah Ploso Kediri|publisher=Dawuh Guru|date=17 Juli 2022|accessdate=7 November 2023}}</ref>
Cerita tentang berdirinya Madrasah sudah terdengar di kalangan yang lebih luas hingga satu demi satu santri berdatangan dan menetap di Ploso. H. Ridwan Syakur, Baedlowi dan Khurmen, ketiganya dari Sendang Gringging ditambah H. Asy’ari dan Berkah dari Ngadiluwih merupakan santri‑santri pertama yang menetap.
Suasana sudah terasa ramai dan masjidpun terasa sesak yang menimbulkan permasalahan baru yaitu mendesaknya pengadaan ruang belajar yang memadai. Direncanakanlah pembangunan sebuah gedung madrasah. Dengan segenap tenaga, fikiran dan jerih payah yang tak ternilai, Kyai Djazuli keliling desa guna mengumpulkan dana untuk pembangunan tersebut. Beliau harus mengayuh sepeda berpuluh‑puluh kilometer sampai Kediri, Tulungagung, Trenggalek dan terkadang ke Blitar. Namun tak sia‑sia banyak hartawan dan dermawan mengulurkan tangan sehingga pembangunan segera bisa dilaksanakan.
Penyempurnaan fasilitas dan gedung terus dikembangkan dari tahun ke tahun. Begitu pula penyempurnaan sistem pendidikan, kurikulum dan metode interaksi diarahkan (berkiblat) kepada sistem Tebuireng pada tahun 1923. Suatu sistem yang dikagumi dan ditimba oleh Kyai DjazuIi selama mondok di sana pada tahun 1923. Maka sistem belajar mengajar di Al Falah ini terus berlangsung dengan berpedoman kepada sistem Tebuireng hingga sekarang. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa Pondok Al Falah adalah duplikat monumental dari [[Pondok Pesantren Tebuireng|Pondok Tebuireng]] di masa [[Muhammad Hasyim Asy'ari|KH. Hasyim Asy’ari]] tahun 1923. Kyai Djazuli rupanya mempunyai prinsip yang kokoh dan sangat yakin kepada sistem salafiyah yang dipilihnya, sehingga beliau tetap konsisten untuk melestarikannya. Dan ternyata Kyai Djazuli tidak salah pilih sebab sistem salafiyah tetap punya pendukung dan penggemar di kalangan ummat Islam.<ref name="Sejarah"/>
== Organisasi kelembagaan ==
Pondok Pesantren Al Falah Ploso menganut sistem manajemen tradisional, dalam arti, kepemimpinan tunggal yang tersentral pada figur seorang [[kiai]] memegang otoritas yang tinggi dalam pengelolaan pesantren. Manajemen semacam itu terus berlangsung sampai pada saat sekarang saat pesantren ini diasuh oleh KH. Zainuddin Djazuli, putra Kiai Djazuli. KH. Zainuddin dalam mengasuh pesantren yang sering digunakan kegiatan tingkat regional ini dibantu para adik-adiknya dan saudara-saudaranya, seperti KH. Nurul Huda (Gus Dah) yang mengasuh pondok pesantren putri, KH. Fuad Mun’im (Gus Fu’), KH. Munif, Bu Nyai Hj. Badriyah (Bu Bad) dan Gus Sabut putra almarhum [[Hamim Tohari Djazuli|Gus
== Sistem pendidikan ==
Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran model salafiyah.<ref name="Laduni"/>
== Program pendidikan ==
Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah,<ref name="Laduni"/> terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun), dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).
Pada tingkat Ibtidaiyah materi yang banyak ditekankan adalah masalah akidah dan akhlak, sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah ditekankan pada materi ilmu nahwu / sharaf dan ditambah ilmu fiqih, faroidl serta balaghah. Adapun Majelis Musyawarah merupakan kegiatan kajian kitab fiqih, yakni Fathul Qorib, selama satu tahun, Kitab Fathul Mu’in selama 1 tahun dan Fathul Wahab selama 3 tahun.
Baris 56 ⟶ 68:
* Madrasah Lailiyah
Sekolah malam yang dimulai pada pukul 19.00 s/d 20.30 untuk siswa pondok yang juga mengikuti sekolah umum. Sebagai pendalaman materi pelajaran dilaksanakan musyawarah setelah ashar sampai pukul 16.15 WIB. Ditambah privat untuk pelajaran umum pukul 21.
=== Riyadlatut Thalibat ===
Baris 69 ⟶ 81:
== Ekstrakurikuler ==
# Tahfidz [[Al-
# Pengajian [[kitab kuning]]
# [[Ziarah]]
# Musyawarah Ma’hadiyah
# Bahtsul ma’sail
# Pelatihan seni baca Al-Qur'an dan sholawat
# [[Hadrah]]/rebana
# Olahraga: senam, sepak bola, voli, basket, tenis meja, beladiri
# [[Kaligrafi Islam|Kaligrafi]]
# Kegiatan bersih-bersih di masing-masing asrama
# Training khitobah
# Pelatihan [[falak]] - [[hisab dan rukyat|hisab]]
# Pelatihan praktek ibadah
Baris 91 ⟶ 103:
# Perpustakaan lengkap
# Ruang tamu yang nyaman
#
# Toilet yang bersih dan higienis
== Pranala luar ==
Situs resmi [https://alfalahploso.net/ Pondok Pesantren Al Falah Ploso]
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Pesantren di Kabupaten Kediri]]
[[Kategori:Pesantren di Jawa Timur]]
[[Kategori:Pesantren di Indonesia]]
|