Pondok Pesantren Al Falah Ploso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan sejarah singkat, kategori artikel dan referensi terpercaya
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Perbaikan typo dan penambahan kalimat pengantar
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 31:
|image =
}}
'''Pondok Pesantren Al Falah''' adalah sebuah lembaga pendidikan asrama berbentuk [[Pesantren Salaf|pesantren salaf]]. Dalam pengajian sehari-hari memiliki basis pengajian kitab-kitab salaf (tradisional). Pesantren ini didirikan oleh KH. Ahmad Djazuli Usman, seorang putra naib lokal kawasan Desa Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri. Kini, Pesantren Al Falah Ploso berada di bawah asuhan KH. Nurul Huda Djazuli.
 
'''Pondok Pesantren Al Falah''' adalah sebuah lembaga pendidikan asrama berbentuk [[Pesantren Salaf|pesantren salaf]]. Dalam pengajian sehari-hari memiliki basis pengajian kitab-kitab salaf (tradisional). Pesantren ini didirikan oleh KH. Ahmad Djazuli Usman, seorang putra naib lokal kawasan Desa Ploso, Mojo, Kediri. Kini, Pesantren Al Falah Ploso berada di bawah asuhan KH. Nurul Huda Djazuli.
 
== Sejarah singkat ==
Pada pertengahan tahun 1924, dengan satu masjid dan seorang [[santri]] bernama Muhammad Qomar, yang tidak lain adalah kakak iparnya sendiri, Haji Djazuli mulai merintis pesantren. beliauBeliau meneruskan pengajian untuk anak‑anak desa sekitar [[Ploso, Mojo, Kediri|Ploso]] yang sudah dimulainya dengan pulang pergi sejak masih berada di Karangkates. Jumlah murid pertama yang ikut mengaji ± 12 orang. Di penghujung tahun 1924 itu seorang santri Tremas bernama Abdullah Hisyam asal Kemayan (± 3 km selatan Ploso) datang bertamu kepada Haji Djazuli sambil membawa salam dan surat‑surat dari sahabat lamanya. Akhirnya Hisyam melanjutkan belajarnya kepada kyai Djazuli yang memang sudah dikaguminya semenjak di Tremas.<ref name="Sejarah">{{cite web|url=https://alfalahploso.net/profil/sejarah|title=Sejarah Muassis Al Falah|publisher=Situs Resmi Pondok Pesantren Al Falah|date=17 Juli 2022|accessdate=7 November 2023|archive-date=7 November 2023|archive-url=https://web.archive.org/web/20231107135630/https://alfalahploso.net/profil/sejarah|dead-url=no}}</ref>
 
Berbekal tekad yang kuat, pada 1 Januari 1925 KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid untuk kegiatan belajar mengajar para santri. Tanpa terasa santri yang belajar dengan KH. A. Djazuli membengkak menjadi 100 orang.
 
Masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al Falah Ploso pada awalnya tergolong masyarakat [[Islam abangan|abangan]] (jauh dari agama). Ketika awal berdiri, banyak masyarakatnya mencemooh pondokPondok pesantrenPesantren Al- Falah. Apalagi para pejabat dan bandar judi, yang [[status quo]]-nya mulai terganggu. Mereka sering menyebarkan isu-isu sesat terhadap pondok pesantren ini.<ref>{{cite web|url=https://dawuhguru.co.id/pesantren-al-falah-ploso-kediri/#Profil_Pesantren_Al-Falah_Ploso_Kediri|title=Pesantren Al Falah Ploso Kediri|publisher=Dawuh Guru|date=17 Juli 2022|accessdate=7 November 2023}}</ref>
 
Cerita tentang berdirinya Madrasah sudah terdengar di kalangan yang lebih luas hingga satu demi satu santri berdatangan dan menetap di Ploso. H. Ridwan Syakur, Baedlowi dan Khurmen, ketiganya dari Sendang Gringging ditambah H. Asy’ari dan Berkah dari [[Ngadiluwih, Kediri|Ngadiluwih]] merupakan santri‑santri pertama yang menetap.
 
Suasana sudah terasa ramai dan masjidpun terasa sesak yang menimbulkan permasalahan baru yaitu mendesaknya pengadaan ruang belajar yang memadai. Direncanakanlah pembangunan sebuah gedung madrasah. Dengan segenap tenaga, fikiran dan jerih payah yang tak ternilai, Kyai Djazuli keliling desa guna mengumpulkan dana untuk pembangunan tersebut. Beliau harus mengayuh sepeda berpuluh‑puluh kilometer sampai [[Kota Kediri|Kediri]], [[Kabupaten Tulungagung|Tulungagung]], [[Kabupaten Trenggalek|Trenggalek]] dan terkadang ke [[Kabupaten Blitar|Blitar]]. Namun tak sia‑sia banyak hartawan dan dermawan mengulurkan tangan sehingga pembangunan segera bisa dilaksanakan.
 
Penyempurnaan fasilitas dan gedung terus dikembangkan dari tahun ke tahun. Begitu pula penyempurnaan sistem pendidikan, kurikulum dan metode interaksi diarahkan (berkiblat) kepada sistem Tebuireng pada tahun 1923. Suatu sistem yang dikagumi dan ditimba oleh Kyai DjazuIi selama mondok di sana pada tahun 1923. Maka sistem belajar mengajar di Al Falah ini terus berlangsung dengan berpedoman kepada sistem Tebuireng hingga sekarang. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa Pondok Al Falah adalah duplikat monumental dari [[Pondok Pesantren Tebuireng|Pondok Tebuireng]] di masa [[Muhammad Hasyim Asy'ari|KH. Hasyim Asy’ari]] tahun 1923. Kyai Djazuli rupanya mempunyai prinsip yang kokoh dan sangat yakin kepada sistem salafiyah yang dipilihnya, sehingga beliau tetap konsisten untuk melestarikannya. Dan ternyata Kyai Djazuli tidak salah pilih sebab sistem salafiyah tetap punya pendukung dan penggemar di kalangan ummat Islam.<ref name="Sejarah"/>
Baris 56 ⟶ 55:
Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah,<ref name="Laduni"/> terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun), dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).
 
Pada tingkat Ibtidaiyah materi yang banyak ditekankan adalah masalah [[akidah islam|akidah]] dan [[akhlak]], sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah ditekankan pada materi ilmu [[nahwu]] / [[saraf (linguistik)|sharaf]] dan ditambah ilmu [[fikih|fiqih]], [[hukum waris|faroidl]] serta [[balagah|balaghah]]. Adapun Majelis Musyawarah merupakan kegiatan kajian kitab fiqih, yakni Fathul Qorib, selama satu tahun, Kitab Fathul Mu’in selama 1 tahun dan Fathul Wahab selama 3 tahun.
 
=== MISRIU ===
Baris 81 ⟶ 80:
 
== Ekstrakurikuler ==
Beberapa kegiatan [[ekstrakurikuler]] yang bisa diikuti para santri, antara lain sebagai berikut:<ref name="Laduni"/>
# Tahfidz [[Al-Qur'an]]
# Pengajian [[kitab kuning]]
Baris 96:
 
== Fasilitas ==
Pondok Pesantren Al Falah Ploso memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan para santri dalam proses belajarnya, antara lain:<ref name="Laduni"/>
# [[Masjid]]
# Asrama
# Ruang belajar yang representatif
# Keamanan siaga 24 jam
# Auditorium luas
# [[Perpustakaan]] lengkap
# Ruang tamu yang nyaman
# Poliklinik pesantren