Saudagar Minangkabau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) k Melindungi "Saudagar Minangkabau" ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya)) |
Dasimarajo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 32:
[[Sederhana (restoran)|Restoran Sederhana]] yang dirintis oleh [[Bustamam]] menjadi jaringan restoran Padang terbesar dengan 200 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia.<ref>[https://entrepreneur.bisnis.com/read/20201208/263/1327896/restoran-sederhana-jaringan-rumah-makan-padang-yang-melegenda Restoran Sederhana, Jaringan Rumah Makan Padang yang Melegenda]</ref><ref>Hasril Chaniago, Kisah Hidup Haji Bustamam Pendiri Restoran Sederhana, 2019</ref> Selain Sederhana, jaringan restoran Minang lainnya yang telah berekspansi ke mancanegara adalah Sari Ratu, Garuda, dan Natrabu.
Pengusaha Minang lainnya yang bergerak di bidang makanan adalah keluarga [[Bustanil Arifin]] yang merupakan pemegang lisensi [[Pizza Hut]] dan Marugame Udon. Saat ini jaringan restoran di bawah bendera Sriboga itu sudah memiliki lebih dari
=== Kerajinan ===
Baris 40:
=== Percetakan ===
Bisnis percetakan merupakan jenis usaha yang banyak dijalankan oleh pedagang Minang. Usaha percetakan yang mereka jalani meliputi percetakan undangan dan buku. Bahkan dari usaha percetakan ini berkembang menjadi usaha penerbitan buku dan toko buku. Usaha percetakan banyak digeluti oleh pedagang asal Sulit Air. Beberapa pengusaha yang sukses menggeluti bisnis ini ialah [[Kasuma Sutan Pamuntjak]] ([[Penerbit Djambatan|Djambatan]]), Lukman Sa'ad ([[Yudhistira (penerbit)|Yudhistira-Ghalia]]), [[Lucya Andam Dewi]] (Bumi Aksara), [[Rozali Usman]] (Remaja Rosdakarya), [[Muhammad Arbie]] (Madju),<ref>{{Cite web |url=http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0307/08/dikbud/415150.htm |title=Salinan arsip |access-date=2009-06-04 |archive-date=2007-12-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071229214049/http://www.kompas.com/kompas-cetak/0307/08/dikbud/415150.htm |dead-url=yes }}</ref> [[Mawardi Labay El-Sulthani]] (Al Mawardi Prima), [[Asril Das]] (Lubuk Agung), Remon Agus (Zikrul Hakim Bestari), serta [[Rainal Rais]] (Rora Karya).
=== Pariwisata ===
Bisnis pariwisata terutama jaringan perhotelan dan travel juga banyak digeluti oleh pengusaha Minangkabau. Di Jakarta, hotel-hotel kelas menengah banyak yang dimiliki oleh pengusaha Minang. [[Amir Rasydin Datuk Basa]] merupakan salah seorang pengusaha hotel yang memiliki jaringan cukup besar. Hotel milik pengusaha Minang yang cukup terkenal antara lain Hotel Ambhara, Hotel Sofyan, Hotel Grand Menteng, Hotel Sentral, Oasis Amir Hotel, Hotel Royal Kuningan, Hotel Treva, Hotel Maharani, dan Hotel Mega. Di [[Pekanbaru]], disamping Grand Suka Hotel milik [[Zairin Kasim]], ada pula Hotel Mutiara Merdeka punya Muhammad Nazir, dan Hotel Pangeran milik Syarifudin Dt. Pangeran. Di Medan, terdapat Hotel Madani yang dikelola oleh [[Masri Nur]]
Di bidang tur dan travel, Natrabu (National Travel Bureau) tercatat sebagai salah satu perusahaan travel tertua di Indonesia. Didirikan oleh [[Rahimi Sutan]] di Jakarta, perusahaan ini sudah eksis sejak tahun 1958.<ref>[https://katasumbar.com/ternyata-pencetus-bisnis-travel-agent-pertama-di-indonesia-adalah-perantau-asal-payakumbuh-ini-sosoknya/ Ternyata Pencetus Bisnis Travel Agent Pertama di Indonesia Adalah Perantau Asal Payakumbuh, Ini Sosoknya]</ref> Selain aktif menyelenggarakan kegiatan konferensi dan ekspo, Pacto Ltd yang dikelola oleh keluarga [[Hasyim Ning]] serta Royalindo Expoduta yang dimiliki [[Iqbal Alan Abdullah]] juga merupakan perusahaan tur dan travel terkemuka di Indonesia.<ref>[https://bisniswisata.co.id/raty-ning-selalu-ada-peluang-untuk-bisnis-mice-daring/ Raty Ning: Selalu Ada Peluang Untuk Bisnis MICE Daring]</ref>
Di [[Sumatera Barat]], [[Nelson Septiadi]] merupakan salah seorang pengusaha Minang yang bergelut di bisnis taman hiburan. Ia adalah pemilik Minang Fantasi, sebuah arena permainan terbesar kedua di Indonesia.<ref>padang-today.com [http://padang-today.com/%3Fmod%3Dberita%26today%3Ddetil%26id%3D28144?mod=wisata&today=detil&id=60 Mifan, Dufan Terbesar kedua di Tanah Air]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Di [[Bali]], selain mengelola kafe dan toko suvenir, [[Yunasril Anga]] merupakan pengusaha Minang yang aktif mempromosikan pulau dewata ke dunia internasional.
=== Pendidikan ===
Bisnis pendidikan juga menjadi pilihan bagi orang Minang. Usaha ini biasanya digeluti oleh para pendidik yang pada mulanya bekerja pada sekolah negeri atau swasta. Dari pengalaman tersebut, mereka bisa mengembangkan sekolah, universitas, atau tempat kursus sendiri yang akhirnya berkembang secara profesional. Di Jakarta, terdapat beberapa universitas atau perguruan tinggi milik orang Minang, yaitu [[Universitas Jayabaya]] didirikan oleh [[Moeslim Taher]], [[Universitas Persada Indonesia YAI]] didirikan oleh Julius Sukur, [[Universitas Borobudur]] didirikan oleh [[Basir Barthos]], serta The London School of Public Relations yang didirikan oleh [[Prita Kemal Gani]]. Di [[Batam]], Yayasan Vitka milik [[Asman Abnur]] mengelola dua perguruan tinggi, yakni Institut Teknologi Batam dan Batam Tourism Polytechnic.<ref>[https://www.jpnn.com/news/politeknik-pariwisata-batam-siap-cetak-chef-terkenal?page=2 Politeknik Pariwisata Batam Siap Cetak Chef Terkenal]</ref> Sedangkan di kota [[Medan]], [[Djanius Djamin]], yang dikenal sebagai aktivis, akademisi dan pengusaha juga mendirikan perguruan tinggi yang bernama Universitas Tri Karya.
=== Media ===
Baris 65 ⟶ 67:
=== Kesehatan dan Kosmetik ===
Industri kesehatan juga merupakan bidang yang banyak digeluti oleh pengusaha Minang. Beberapa dokter dari kalangan Minangkabau, banyak yang membuka rumah sakit umum serta rumah
Disamping itu, ada pula pengusaha Minang yang terjun ke industri obat-obatan. Salah satunya adalah [[Rukmini Zainal Abidin]]. Bersama suaminya ia mendirikan pabrik obat PT Tunggal Idaman
=== Properti ===
Sejak berkembangnya industri properti pada dasawarsa 1980-an, banyak pengusaha Minang yang terjun ke dalam bisnis ini. Mereka banyak membangun proyek perumahan, apartemen, dan sentra bisnis di kota-kota utama Indonesia. Pada tahun 1991, [[Nasroel Chas]] meluncurkan pusat bisnis prestisius, ''Sudirman Central Business District'' di kawasan [[Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Senayan]], Jakarta.<ref>Tanpa Pinjaman dari Luar, Majalah Tempo, 4 Juli 1992</ref> Proyek ini merupakan proyek percobaan bagi pengembangan pusat-pusat bisnis di seluruh Indonesia. Pengusaha properti lainnya adalah [[Yendra Fahmi]] yang mengelola beberapa gedung perkantoran di Jakarta, seperti Sudirman Suites dan Menara Kuningan. Selain itu [[Is Anwar Datuk Rajo Perak]] merupakan pemilik gedung perkantoran Is Plaza di [[Matraman, Jakarta Timur|Matraman, Jakarta]], serta Abdul Latief yang menjadi pemilik Menara Sentraya di [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru, Jakarta]]. [[Belly Saputra]], ''owner'' Riyadh Group, membangun beberapa kompleks apartemen di Jakarta dan Bandung. Ia juga
=== Pertambangan ===
Industri pertambangan adalah salah satu bisnis yang diminati oleh pengusaha Minang. Mereka mulai banyak menggeluti bidang ini sejak dibukanya permodalan asing pada masa Orde Baru. Pengusaha Minang yang sukses di bidang ini antara lain Aminuzal Amin, Oesman Sapta Odang
=== Perfilman ===
Baris 79 ⟶ 81:
=== Transportasi ===
Pada industri transportasi, beberapa pengusaha Minang juga turut ambil bagian. Di Malaysia, [[Kamarudin Meranun]] merupakan ''co-founder'' dan Chairman dari maskapai penerbangan [[AirAsia]]. Di Indonesia, beberapa bus pariwisata dan [[Bus antarkota|bus antarkota]] dikelola oleh pengusaha Minang. Diantaranya ialah Anas Sutan Jamaris ([[Anas Nasional Sejahtera|ANS]]), Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang ([[Naikilah Perusahaan Minang|NPM]]), Alizar Datuk Bagindo ([[Gumarang Jaya]]),
== Jaringan dan tantangan ==
Baris 101 ⟶ 103:
* [[Datuk Hakim Thantawi]], merupakan pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan di bawah bendera Grup Thaha.
* [[Djohan Soetan Soelaiman]], menjadi seorang pedagang sukses pada tahun 1930-an. Bersama saudaranya [[Djohor Soetan Perpatih]], dia mendirikan toko Djohan Djohor yang terkenal dengan aksi mendiskon barang yang menyebabkan toko-toko Tionghoa di Pasar Senen, [[Pasar Baru, Sawah Besar|Pasar Baru]], dan Kramat (ketiganya berada di Jakarta) menurunkan harga dagangannya.
* [[Fahmi Idris]] merupakan salah satu pengusaha Minang yang juga seorang politisi. Fahmi mendirikan grup bisnis Kodel yang bergerak
* [[Hasyim Ning]], merupakan pengusaha Minang sejak era Orde Lama. Bisnisnya bergerak di bidang otomotif, yaitu sebagai agen tunggal pemegang merek mobil-mobil asal [[Eropa]] dan [[Amerika Serikat]]. Dia juga merupakan pendiri [[Lippo Bank]]. Hasyim pernah dijuluki pers sebagai "Raja Mobil dan Henry Ford Indonesia". Dia sempat dituding sebagai boneka kapitalis ketika pada tahun 1954 perusahan yang dipimpinnya, Indonesia Service Company, mendapat kredit lunak sebesar 2,6 juta dollar AS dari Development Loan Fund.<ref>{{cite book|last=Navis|first=Ali Akbar|title=Pasang Surut Pengusaha Pejuang: Otobiografi Hasyim Ning|authorlink=Ali Akbar Navis|publisher=Grafitipers|year=1986}}</ref> Selain itu, bisnis Hasyim juga merambah perhotelan dan biro perjalanan.
* [[Kamarudin Meranun]], seorang pengusaha Malaysia asal [[Guguak Tabek Sarojo, IV Koto, Agam|Guguak Tabek Sarojo, Agam]], yang merupakan salah satu pendiri [[AirAsia]] dan Tune Group.
Baris 107 ⟶ 109:
* [[SM Nasimuddin SM Amin|Nasimuddin Amin]], seorang pengusaha Malaysia keturunan Minangkabau. Ia merupakan pendiri sekaligus pemilik konglomerasi NAZA Group, yang bergerak pada bisnis otomotif, keuangan, properti, dan perkebunan.
* [[Nurhayati Subakat]], pengusaha kosmetik, pendiri PT Pusaka Tradisi Ibu yang memproduksi kosmetik dengan merek dagang ''Wardah Cosmetic''.
* [[Rahimi Sutan]], pengusaha Minangkabau yang sukses menggeluti bisnis travel, biro perjalanan, dan rumah makan.
* [[Rahman Tamin]], seorang pengusaha tekstil dengan merek Ratatex (Rahman Tamin Textile) yang terkenal hingga mancanegara. Tamin mengendalikan berbagai macam bisnisnya yang membentang antara Padang-Singapura-Jakarta.
* [[Tunku Naquiyuddin]], konglomerat Malaysia, pemilik dan ''chairman'' pada perusahaan Antah Holdings Berhad yang bergerak di banyak bidang usaha.
Baris 116 ⟶ 118:
* [[Ahmad Sahroni]], pengusaha kapal tongkang yang memulai usahanya benar-benar dari bawah. Prestasinya juga membuat ia dipercaya memimpin komunitas penggemar/pemilik Ferrari Indonesia. Ia kemudian juga terjun ke dunia politik dan duduk sebagai anggota DPR-RI melalui Partai NasDem.
* [[Iman Usman]], pendiri perusahaan teknologi di bidang pendidikan, [[Ruangguru]].
* [[Ismail Ning]], putra dari Hasyim Ning dan [[Ratna Maida Ning]] yang mengelola beberapa perusahaan, diantaranya
* [[Muhammad Lutfi]], salah seorang pendiri dan pemilik [[Mahaka Media|Mahaka Grup]] yang bergerak di bidang penerbitan, media massa, energi dan lain-lain. Ia pernah menjabat Ketua [[HIPMI]] dan Kepala [[Badan Koordinasi Penanaman Modal]] (BKPM), sebelum menjadi Menteri Perdagangan Indonesia.
* [[Nadiem Makarim]], seorang pengusaha muda yang mengembangkan aplikasi transportasi daring [[GO-JEK|Go-Jek]]. Untuk melengkapi jasa transportasi, saat ini Go-Jek juga menyediakan fasilitas Go-Food (pesan makan), dan Go-Send (jasa pengiriman barang).
|